Jihyo meneteskan air matanya saat menyaksikan kembali kilas balik di ingatannya. Setelah Kangwoo pergi beberapa menit yang lalu dari minimarket itu, Jihyo kembali mengingat semua kenangannya bersama lelaki itu. Betapa bahagianya dia dulu dengan Kangwoo, tapi semuanya hancur dalam sekejap.
Jihyo menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara isakan yang hampir saja lolos dari mulutnya, sembari menekan dadanya yang terasa sesak. Hatinya benar-benar remuk mengingat kejadian dua tahun lalu yang benar-benar menjadi kenangan terburuk yang pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Dengan cepat Jihyo menghapus air matanya saat mendengar suara pintu terbuka.
"Selamat datang." sapa Jihyo dengan suara serak pada pelanggan yang baru saja masuk ke minimarket itu.
Matanya menatap Jongkook yang memakai pakaian santai, sepertinya rumah lelaki itu dekat dari sini.
"Kau habis menangis?" tanya Jongkook menyadari mata Jihyo yang terlihat sangat sembab. "Siapa yang membuatmu menangis?"
"Kau tak perlu tahu." Jihyo merespons Jongkook dengan dingin. "Ada urusan apa ke sini?"
"Ingin membeli bir." jawab Jongkook singkat dan tak bertanya lagi soal Jihyo, dia menghela napas mengingat Eunhye yang tiba-tiba menginginkan bir dan menyuruhnya pergi membelinya.
Jihyo pun tak menanggapi, dan membiarkan Jongkook pergi mengambil sesuatu yang akan dia beli. Jihyo terus mengusap wajahnya untuk menghapus sisa-sisa air mata. Matanya pun mengikuti Jongkook yang sedang mengambil beberapa kaleng bir dan juga beberapa botol soju. Sepertinya Jihyo sudah berkali-kali mendapati Jongkook membeli alkohol dalam jumlah yang banyak. Apakah Jongkook juga pemabuk?
Jihyo tampak kecewa karena lelaki yang dia kira baik itu ternyata adalah seorang yang suka minum-minum, sedangkan dirinya sendiri begitu membenci lelaki yang suka minum minuman beralkohol, alasannya tak lain dan tak bukan adalah karena Kangwoo yang muncul di rumah sakit saat kematian anaknya dalam pengaruh alkohol.
Jihyo langsung menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya. Memangnya kenapa kalau Jongkook adalah pemabuk? Kenapa dirinya harus kecewa?
Jihyo pun sibuk menghitung barang belanjaan Jongkook. Sudut matanya merasakan lelaki itu terus-terusan menatapnya, dan itu membuatnya cukup tidak nyaman.
"Kau selesai jam berapa?" tanya Jongkook di sela-sela Jihyo sedang memasukkan belanjaan miliknya ke dalam kantung.
Jihyo tampak tidak terpengaruh dengan pertanyaan Jongkook. Dia menjawab singkat, "Sedikit lagi."
"Kalau begitu, aku akan menunggumu di luar." ucap Jongkook yang membuat Jihyo mendongakkan kepalanya. Wanita itu mengernyit tak mengerti sementara Jongkook tampak tidak peduli dan mengambil belanjaannya sembari berjalan ke luar lalu duduk di salah satu meja yang berjejer di luar minimarket.
Jihyo menghela napasnya melihat sikap Jongkook yang tampak tidak menyerah juga padanya. Padahal hal yang seharusnya terjadi adalah Jongkook merasa gengsi untuk mengejar wanita berstatus janda sepertinya.
Beberapa menit pun berlalu, dan seorang lelaki muda yang kelihatannya adalah murid SMA tampak masuk ke minimarket. Dengan datangnya lelaki itu yang merupakan pekerja paruh waktu tengah malam, Jihyo pun mengakhiri jam kerjanya dan menghampiri Jongkook yang tampak masih setia menunggunya.
Lelaki itu hanya duduk kosong tanpa melakukan apa-apa. Alkohol yang ia beli pun tak ia sentuh.
"Kau sudah selesai?" tanya Jongkook.
Jihyo hanya mengangguk menanggapi. "Ada apa kau menungguku?"
Jongkook pun menghela napas. Lalu membuka kantungan belanjanya dan memberikan Jihyo sekaleng bir milik Eunhye.
"Aku tak minum." jawab Jihyo menolak pemberian Jongkook. Bukan sekedar alasan, tapi memang ia tak suka dan tak akan pernah ingin meminum alkohol. Dia benci jika harus kehilangan kesadaran karena hal-hal yang tak berguna. "Bukankah kau dokter? Aku rasa kau pasti tahu apa dampak buruk jika sering meminum alkohol."
Jongkook hanya tersenyum tipis menanggapi. Memang benar alkohol tak baik untuk kesehatan, tapi entah kenapa dia merasa Jihyo butuh sesuatu untuk melampiaskan rasa sakit yang dirasakannya.
"Sebenarnya saat lelaki itu datang, aku sudah ada di luar menatap kalian berbicara." Jongkook pun membuka percakapan. Tatapan menyelidik sekaligus curiga Jihyo membuat Jongkook menggelengkan kepalanya, "Aku tak mendengar percakapan kalian. Sungguh! Aku benar-benar hanya menatap kalian dan saat lelaki itu pergi, kau pun menangis."
"Apakah dia yang membuatmu menangis?" tanya Jongkook lagi.
Jihyo masih membisu. Melihat Jongkook yang mempedulikannya membuat hatinya sedikit melunak untuk lelaki itu. "Sebenarnya dia adalah mantan suamiku."
Jongkook tampak tidak terkejut. Dia sudah dapat menerka-nerka. Jihyo dan lelaki itu sudah bercerai, dan alasannya pun pasti bukan hal sepele, jadi sikap Jihyo yang tampak tidak suka dengan lelaki itu sudah membuat Jongkook bisa menebak.
"Tapi, kenapa kau masih peduli padaku?" Kali ini Jihyo yang bertanya.
Jongkook tersentak mendengar pertanyaan Jihyo. Dia pun membuang tatapannya ke arah lain, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Entah dia harus menjawab apa.
"Aku bertanya padamu, Tuan Kim Jongkook." Suara Jihyo kali ini terdengar tegas dan membuat Jongkook menelan ludahnya.
"Sebenarnya, kenyataan kau yang sudah pernah menikah memang sangat mengejutkanku. Aku pun tak pernah menyangka menyukai wanita yang sudah bercerai." Jongkook pun menjeda kalimatnya dan menatap lekat wajah Jihyo yang sedang menunggu lanjutan kalimatnya. "Aku juga berniat untuk melupakanmu, tapi entah kenapa tiap kali melihatmu, aku tak bisa untuk tidak menyapamu."
Jihyo pun menatap Jongkook dengan intens. Dia benar-benar tak menyangka jawaban itu yang keluar dari mulut Jongkook.
"Jika aku memutuskan untuk tetap menyukaimu, bagaimana tanggapanmu?"
Mulut Jihyo menganga mendengar pertanyaan Jongkook. Kenapa lelaki ini terus saja membebaninya dengan kalimat suka? Memangnya dirinya pantas bersanding dengan lelaki seperti Jongkook yang merupakan seorang dokter muda dan masih lajang?
"Kim Jongkook-ssi." Bukannya menjawab pertanyaan Jongkook, Jihyo malah memanggil nama lelaki itu dengan serius. "Apakah kau adalah tipe yang tidak peduli dengan gosip orang-orang?"
Jongkook hanya mengernyit keningnya, tak mengerti apa relasi dari pertanyaan Jihyo dan pertanyaannya.
"Jika kau berkencan denganku yang seorang janda, menurutmu apa yang orang-orang katakan?" Jihyo kini menghela napasnya. "Atau bayangkan saja bagaimana reaksi orangtuamu jika suatu saat nanti kau memperkenalkan diriku pada mereka dan mereka tahu aku adalah janda. Apakah kau yakin mereka akan menerimaku?"
"Aku tak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Aku hanya ingin melakukan apa yang ingin kulakukan. Dan juga, jika kau bertanya tentang orangtuaku... Aku pun tak bisa menebak bagaimana reaksi mereka, karena mereka sudah meninggal beberapa tahun yang lalu."
Jawaban Jongkook membuat Jihyo terkejut. Jadi, Jongkook juga anak yatim piatu? Melihat perubahan air muka Jongkook membuat Jihyo sedikit merasa bersalah karena menanyakan hal yang salah, karena dia sendiri tahu bagaimana menyakitkannya jika menyinggung persoalan orangtua yang telah tiada.
"Bagaimana? Apa jawabanmu?"
Jihyo mendongakkan kepalanya, kembali menatap Jongkook yang kini bersuara setelah mereka larut dalam keheningan selama beberapa detik.
"Bagaimana tanggapanmu jika aku ingin melanjutkan perasaanku padamu?"
•••
choco-salt, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Date || KJK x SJH
Fiksi Penggemar[Kim Jong Kook - Song Ji Hyo Fanfiction #5] Jongkook menemukan perempuan yang sesuai dengan tipe idealnya. Temannya mempertemukannya dengan perempuan itu dalam suatu kencan buta, tapi perempuan itu tak datang. Setelah pertemuan itu gagal, tak disang...