[23] the truth

234 30 14
                                    

Eunhye baru saja selesai mengemaskan baju-bajunya ke dalam koper

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunhye baru saja selesai mengemaskan baju-bajunya ke dalam koper. Sebentar lagi dia akan pindah ke apartemen barunya. Sesaat setelah ia selesai, ia melangkah ke luar kamar dan menatap sekeliling ruang tengah yang terlihat rapi dan tertata seperti biasanya. Eunhye tersenyum singkat. Memang Jongkook adalah orang yang rapi. Saat masih tinggal bersama orangtuanya pun Jongkook yang selalu membantu asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah, walaupun tak ada yang memintanya.

"Padahal dia cukup sibuk dan selalu pulang malam, tapi kenapa dia selalu memiliki waktu untuk membersihkan rumahnya?" Eunhye bertanya-tanya dalam hati sembari meraba rak dan meja yang terletak di ruang tengah itu. Sama sekali tak ada debu di sana.

Eunhye pun duduk di sofa sembari menyandarkan punggungnya. Padahal baru beberapa hari ia tinggal di apartemen Jongkook tapi rasanya ia enggan untuk meninggalkan tempat itu, layaknya ia sudah mempunyai kenangan banyak di sana. Tapi jika itu Jongkook, kenangan yang sedikit atau banyak, kenangan berkesan atau tidak, semuanya begitu berharga. Mungkin seperti itulah cinta.

Ponselnya tiba-tiba berdering. Jongkook menghubunginya. Dengan ekspresi yang berbinar, Eunhye segera menjawabnya. "Jongkook-Oppa? Kenapa?" tanyanya.

"Kau sudah selesai membereskan pakaianmu?"

"Sudah." Eunhye tampak cemberut, "Memangnya kenapa? Kau segitu tidak sukanya aku tinggal di sini?"

"Ayolah, jangan berbicara seperti itu."

"Oh ya, kau pulang jam berapa? Kalau kau tak keberatan bagaimana kalau kita makan malam bersama malam ini? Besok aku sudah pindah, kan."

"Kau ini kenapa? Seperti akan pergi jauh saja. Kalau begitu kau ingin makan apa?"

"Aku rindu masakanmu."

Jongkook terdiam sejenak mendengar jawaban Eunhye. Setelah beberapa detik, ia pun menjawab, "Baiklah, kalau begitu bisakah kau membeli bahan-bahan untuk memasak sebelum aku pulang? Bahannya terserah kau saja, kau yang pilih, nanti aku yang masak."

"Baiklah!" Eunhye menjawab dengan semangat.

•••

"Menyebalkan!" Jihyo mengumpat di tengah-tengah pelanggan supermarket yang sedang sibuk berbelanja. "Bos minimarket, ah bukan, maksudku mantan bosku itu memecatku seenaknya saja. Kenapa dia menggunakan alasan aku tak bekerja dengan baik dan sering terlambat, padahal baru kemarin saja aku terlambat."

Somin yang sedang memilih-milih daging untuk pesta BBQ kecil-kecilan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar keluhan Jihyo yang entah sudah berapa kali ia dengar. "Memangnya kenapa aku terlambat?"

Jihyo menatap Somin sekilas sembari menggenggam erat pegangan troli belanjaan. "Karena pelanggan setia kafemu itu."

Somin mengernyit lalu saling menatap dengan sahabatnya itu, "Siapa?"

"Kim Jongkook."

Somin kini antusias. "Memangnya kenapa? Kalian berkencan lagi?" tanyanya, lalu membuang muka saat mendapat tatapan tajam dari Jihyo. "Sudahlah, lagipula kau sudah punya cukup banyak tabungan sejak SMA dulu. Memangnya kau membutuhkan berapa untuk membuka usaha toko roti?"

"Bukan uang yang kucari."

"Lalu apa?"

"Aku hanya ingin menghabiskan waktuku saja. Aku memang sudah bisa membuka toko kecil, tapi aku ragu. Kalau aku menjadi pemilik toko roti, apakah waktu sibukku masih sama seperti sekarang? Sebisa mungkin, aku tak ingin memiliki waktu kosong."

Somin sudah tahu alasan Jihyo ingin menghabiskan waktunya dengan sibuk bekerja saja. Itu karena Jihyo tak ingin mengisi waktunya untuk bersedih jika mengingat masa lalu. "Ayolah, kau pikir seseorang yang menjalankan bisnis itu tidak sibuk? Kau bisa lihat aku, memangnya aku tidak sibuk?"

Jihyo menyipitkan matanya menatap Somin.

Somin pun menggaruk tengkuknya saat menyadari tatapan Jihyo. "Baiklah, aku memang tidak sesibuk itu. Tapi hanya aku yang seperti itu, karena aku memang tidak terlalu niat untuk menjalankannya, aku melakukannya hanya karena tak ingin dianggap pengangguran."

"Pokoknya sekarang aku belum mau membuka toko roti. Lagipula, aku juga belum memiliki banyak pengalaman untuk berbisnis."

"Jadi, sekarang apa rencanamu?"

"Aku hanya akan bekerja seperti biasa dan mencari pengalaman dulu. Lagipula aku sudah memiliki dua guru, yaitu kau dan Sechan." jawab Jihyo sembari terkekeh.

Somin ikut tertawa. Lalu tawanya pudar. "Aku ingin bertanya sesuatu," ucapnya yang membuat Jihyo menatapnya dengan bingung. "Aku tak bermaksud apa-apa, hanya bertanya saja... Apakah kau benar-benar belum bisa melupakan mantan suamimu?"

Jihyo terdiam. Entah memikirkan jawabannya atau enggan menjawab.

"Sudahlah." Somin pun mengalah dan mempersilahkan Jihyo untuk tidak menjawab.

"Memangnya dia orang yang bisa dilupakan?" Jihyo tersenyum tipis. "Jujur saja, awalnya, berpisah dengannya adalah hal yang berat. Aku mengesampingkan perasaanku padanya dan lebih memilih untuk dikuasai kemarahan jadi begitulah aku bercerai dengannya. Seiring berjalannya waktu, perasaan cinta itu hilang dengan sendirinya, aku tak merindukannya atau apapun itu. Tapi perasaanku padanya hilang bukan berarti aku melupakannya, kan?"

Somin bungkam. Dia tak tahu harus merespons seperti apa, itu karena ia tak pernah merasakan perasaan semacam itu.

"Sepertinya belanjaan kita sudah cukup."

Lamunan Somin pun buyar. Dia menatap Jihyo dan troli belanjaan bergantian. "Ah, kau benar. Ayo kita ke kasir."

•••

Eunhye keluar dari supermarket dengan tangan kosong. Dia tak membeli apapun seperti janjinya dengan Jongkook tadi. Ekspresinya terlihat syok setelah mendengar percakapan dua wanita --yang salah satunya ia kenali wajahnya sebagai wanita yang pernah berkencan dengan Jongkook tapi ditolak.

Eunhye segera masuk ke dalam mobilnya untuk meninggalkan tempat itu.

"Mantan suami? Jadi dia wanita yang sudah pernah menikah?" gumamnya. "Apakah Jongkook tahu tentang ini?"

Mendadak, nafsu makannya hilang. Eunhye tak bisa memikirkan apa yang ingin ia beli. Makan malam bersama Jongkook yang ia nantikan sejak tadi pun sepertinya tak akan menyenangkan untuknya. Saat ini ia ingin memastikan apakah Jongkook tahu tentang kebenaran yang ia dengar tadi.

•••

Halo, aku balik nih. Tapi, belum tahu kapan lagi bisa update. Aku update karena kangen update cerita ini aja :"

Mudah-mudahan next update sudah bisa update rutin lagi minimal seminggu sekali. Apalagi setelah UTS nanti bakal sibuk banget, dan mungkin aku bakal hiatus dari wattpad sampai ujian final (tapi semoga nggak sampai hiatus deh 😭)

Semoga diberi kelancaran jadi bisa update rutin lagi.

Makasih banget buat yang nungguin cerita ini update. Semoga tetap setia ❤

choco-salt, 2020

Blind Date || KJK x SJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang