[14] tell me

205 30 1
                                    

Tak ada yang bisa melukiskan bagaimana keadaan hati Jongkook saat mendengar semua kalimat yang diucapkan Jihyo tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang bisa melukiskan bagaimana keadaan hati Jongkook saat mendengar semua kalimat yang diucapkan Jihyo tadi. Jadi selama ini ia menyukai seorang wanita yang sudah pernah menikah dan juga mempunyai anak?

Syok, sedih, dan cemburu bercampur menjadi satu.

Jongkook masuk ke dalam apartemennya. Setelah membuka mantelnya dan menggantungnya di gantungan baju yang terletak di dekat pintu, Jongkook pun berjalan masuk ke ruang tengah dan mendapati Eunhye sedang sibuk dengan kuas dan kanvasnya.

Begitu menyadari kehadiran Jongkook di dekatnya, Eunhye pun menoleh. "Ah, kau terlambat pulang. Tumben." celetuknya lalu kembali menatap kanvas yang telah diisi oleh cat minyak warna-warni.

Jongkook tak menanggapi dan berjalan ke arah kamarnya. Suasana hatinya begitu buruk, jadi dia tak ingin meladeni siapapun saat ini. Tapi, ia menghentikan langkahnya begitu Eunhye kembali memanggilnya.

"Oppa," Eunhye menoleh ke arah Jongkook yang sudah menggenggam gagang pintu kamarnya. Dia menatap Jongkook dari ujung kaki sampai ujung rambut, "Seingatku kau memakai syal saat keluar tadi." ucapnya cukup yakin dengan ingatannya.

"Kau teliti sekali." Jongkook menanggapi dengan datar. Dia pun menjawab seadanya, "Aku meminjamkannya pada temanku."

Eunhye masih menatap Jongkook dengan curiga. Matanya menyipit seolah menyelidik. "Teman atau teman?" tanyanya dengan nada kesal.

"Memang apa urusannya denganmu?" Jongkook memutar matanya malas. "Ngomong-ngomong, sepertinya kau di rumah terus. Kau tak mencari apartemen? Bukankah kau berjanji hanya seminggu di sini?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Eunhye pun menghindari tatapan Jongkook, dan kembali menatap kanvasnya. "Aku... sedang mencari, kok." jawabnya dengan gugup.

Jongkook sudah pasti tahu kalau adik sepupunya itu berbohong. Tapi, dia tidak cukup peduli. Tujuannya membahas topik apartemen tadi hanya untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan menyelidik dari Eunhye.

"Jika kau berkencan dengan seseorang, setidaknya beri tahu aku." lirih Eunhye tanpa menghentikan tangannya melukiskan objek abstrak di kanvasnya.

"Untuk apa?" Jongkook tampak mengernyitkan keningnya.

Eunhye pun menoleh dan menatap manik coklat milik Jongkook dengan ekspresi serius. "Agar aku tahu saja." jawabnya sembari terkekeh dan mencairkan suasana.

Jongkook pun menghembuskan napas lega melihat sikap Eunhye yang tampaknya tidak seperti dulu lagi.

"Besok aku akan menemanimu mencari apartemen untukmu. Biar bagaimana pun kita berdua sudah dewasa, kita tak bisa tinggal berdua di bawah satu atap."

Eunhye pun menghela napas mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan Jongkook. Sebenarnya dia tak berniat untuk mencari apartemen baru, karena dia cukup nyaman tinggal bersama lelaki itu. Bukan karena perasaannya, tapi karena ia merasa aman dan nyaman saja.

Tetapi saat mendengar dari Jongkook kalau lelaki itu tak nyaman tinggal bersamanya membuat hati Eunhye cukup sakit.

"Eunhye?" Jongkook yang tak mendengar jawaban dari Eunhye kembali memanggil gadis itu.

"Baiklah, baiklah." jawab Eunhye dengan suara yang tidak ikhlas, bahkan Jongkook sendiri tahu ada rasa kesal dalam suara itu. Eunhye pun kembali memoles kuasnya pada kanvas.

"Aku mau tidur." pamit Jongkook lalu masuk ke kamarnya meninggalkan Eunhye yang masih sibuk melukis.

Sepeninggalan Jongkook, tangan Eunhye berhenti bergerak lalu kembali menoleh ke arah kamar Jongkook dengan tatapan sendu.

•••

choco-salt, 2020

Blind Date || KJK x SJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang