[Kim Jong Kook - Song Ji Hyo Fanfiction #5]
Jongkook menemukan perempuan yang sesuai dengan tipe idealnya. Temannya mempertemukannya dengan perempuan itu dalam suatu kencan buta, tapi perempuan itu tak datang.
Setelah pertemuan itu gagal, tak disang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang gadis berseragam SMP baru saja turun dari bus. Setelah melanjutkan langkahnya, gadis itu memasang earphone di telinganya. Baru saja ia ingin larut dalam musik yang akan diputarnya, konsentrasinya terganggu oleh suara tangisan anak lelaki. Gadis itu, mau tak mau melepaskan earphone-nya dan menghampiri anak lelaki yang sedang menangis sejadi-jadinya di salah satu bangku yang terdapat hampir di sepanjang jalan itu.
Gadis itu menatap sekelilingnya, mencari tahu siapa orangtua atau wali anak lelaki itu. Namun, dia tak mendapatkan seorang pun yang perhatian.
"Bocah, kau sedang apa di sini? Orangtuamu dimana?" tanya gadis itu sembari duduk di samping anak lelaki yang masih menangis itu, dan tak menghiraukan pertanyaannya. "Apakah kau tersesat?" tanyanya lagi. Sepertinya begitu. Terlihat dari seragam sekolahnya yang merupakan seragam anak taman kanak-kanak, biasanya anak-anak seumurannya yang menangis di tengah jalan adalah anak yang tersesat.
Gadis itu tidak ingin berurusan dengan anak yang tersesat itu, tapi dia juga tak bisa tinggal diam di situasi seperti ini. Dia pun meraba sakunya dan menemukan satu permen cokelat. Dengan penuh keraguan dia memberikan itu untuk membujuk anak lelaki di sampingnya itu, "Kalau kau berhenti menangis, noona akan memberimu ini."
Tangis anak lelaki itu berhenti dan menatap gadis yang tak dikenalnya. Permen cokelat itu memang menggiurkan, tapi dia teringat dengan nasihat orangtuanya. "Ayah dan ibu bilang aku tak bisa berbicara dengan orang asing."
Gadis berseragam SMP itu sedikit terkejut dengan jawaban anak itu. Dia tersenyum, entah kenapa dia jadi teringat masa lalu dimana ia juga dinasihati seperti itu oleh ayahnya. "Kau sepertinya sangat pintar. Namamu siapa, bocah?"
Anak lelaki itu kembali terdiam. Sepertinya dia tetap pada pendiriannya.
Gadis itu juga tak berhenti penasaran dengan anak yang begitu menggemaskan itu, "Kim Jiho..." gumamnya membaca nama yang terdapat di nametag seragam anak itu. "Jiho-ya... Orangtuamu pasti sedang khawatir sekarang. Bagaimana kalau aku mengantarmu kembali ke sekolahmu? Dulu noona juga bersekolah di situ."
"Benarkah?" Anak lelaki yang bernama Kim Jiho itu mulai menunjukkan perhatiannya. Sepertinya dia bisa sedikit memercayai gadis itu.
Gadis itu mengangguk, lalu mengulurkan tangannya. Kalau anak lelaki itu meraihnya, ia akan mengantarnya. Tapi jika tidak, gadis itu akan langsung pergi saja.
Tanpa disangka, Jiho menerima uluran tangan gadis yang tak dikenalnya. Sepertinya Jiho sangat ingin pulang dan bertemu dengan ayah dan ibunya.
Pada saat yang bersamaan, suara seorang wanita terdengar.
"Jiho-yaaa... Kim Jiho!!!"
Jiho segera melepaskan genggaman tangannya dan segera berlari ke asal suara.
Gadis yang hendak mengantar Jiho itupun bernapas lega. Sepertinya pemilik suara itu adalah ibu Jiho. Dia pun membalikkan badannya dan menatap Jiho memeluk seorang wanita yang tak asing di matanya.