[18] flashback

212 34 2
                                    

9 tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9 tahun lalu...

Jihyo yang pada saat itu sedang bekerja di sebuah tempat jual alat tulis, bertemu dengan seorang lelaki yang dapat meluluhkan hatinya. Lelaki yang mengatakan sedang memiliki usaha kecil-kecilan itu selalu datang ke tempat kerja Jihyo untuk alasan yang sepele, misalnya hanya ingin membeli sebuah penjepit kertas pun dia selalu datang dan menyapa Jihyo dengan raut cerianya.

"Kau tahu tidak, kenapa aku selalu datang ke sini walaupun ada toko alat tulis juga di dekat tempatku bekerja?" tanya lelaki itu yang akhirnya memberanikan diri berbicara dengan Jihyo untuk pertama kalinya dari sekian lamanya.

Jihyo yang sedang memasukkan beberapa spidol dan kertas HVS yang akan dibeli lelaki itu ke dalam kantung belanjaan pun hanya menggeleng. Sebenarnya Jihyo juga sudah sering memperhatikan lelaki yang sering keluar masuk di toko tempatnya bekerja itu. Dan jujur saja, wajah tampan lelaki itu membuatnya diam-diam menyimpan rasa, tapi ia tak pernah memberanikan diri untuk berbicara dengan lelaki itu.

"Aku ingin melihatmu setiap hari." ucap lelaki yang sedang memakai pakaian kasual itu sembari tersenyum tipis. "Bolehkah kita berkenalan? Namaku Choi Kangwoo."

Jihyo masih terdiam saat mendengar alasan mengapa lelaki itu selalu berbelanja di toko alat tulis itu. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang dan keringat mengucur di tubuhnya. Dia benar-benar gugup. Sebenarnya ia belum siap harus membuka perasaannya untuk seorang lelaki. Biar bagaimana pun, dia juga memiliki cita-cita yang ingin ia wujudkan, dan dia takut jika terlibat dengan lelaki yang belum ia kenal itu. Itu adalah hal yang wajar untuk Jihyo yang memang hidup sebatang kara.

"Ah, kau belum ingin berkenalan denganku?"

Suara berat lelaki yang bernama Choi Kangwoo itu membuat Jihyo tersadar dari lamunannya. Gadis itu tak tahu harus merespons bagaimana.

"Kalau begitu, aku akan kembali lagi nanti. Kita harus berkenalan, ya." Kangwoo tersenyum lebar sembari membawa belanjaannya pergi dari tempat itu.

Sementara Jihyo masih menatap ke arah kemana Kangwoo pergi. "Jadi, namanya Choi Kangwoo." gumamnya sembari tersenyum malu-malu. Tadinya dia sangat gugup, tapi sepeninggalan Kangwoo dia malah tersipu layaknya sudah diajak berkencan saja.

Ternyata ucapan Kangwoo tidak hanya sekedar bicara saja. Lelaki itu benar-benar datang dan membeli satu barang kecil setiap datang hanya untuk melihat Jihyo saja. Tentu saja Jihyo masih belum berani membuka diri untuk Kangwoo, walaupun perasaannya sudah semakin tumbuh setiap kali melihat lelaki itu. Setiap ditanya oleh lelaki itu, Jihyo hanya diam, padahal bisu pun tidak.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini Kangwoo tidak datang. Entah apa alasannya, Jihyo pun tak tahu. Apakah lelaki itu sudah bosan menemuinya? Tapi, sampai kemarin Kangwoo masih menemaninya menyapanya dengan senyum khasnya. Apakah dia sibuk? Atau mungkin sakit? Astaga, sepertinya Jihyo benar-benar dimabuk cinta sampai-sampai khawatir pada lelaki itu walaupun baru sekali lelaki itu tak datang.

Blind Date || KJK x SJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang