[28] terrible destiny

207 28 1
                                    

Eunhye kini terdiam sendirian di atap gedung rumah sakit setelah menjenguk ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunhye kini terdiam sendirian di atap gedung rumah sakit setelah menjenguk ayahnya. Saat ini Jongkook sedang di ruangan ICU untuk menjenguk ayah Eunhye setelah gadis itu keluar dari ruangan itu. Di saat menunggu, Eunhye meluangkan waktunya untuk menikmati pemandangan kota yang indah di atap gedung rumah sakit. Awan putih menyelimuti langit biru, namun tidak banyak sehingga matahari masih bisa menyinari kota itu dengan cerah.

Walaupun dia terlihat sedang menatap pemandangan, tapi sebenarnya dia sedang memikirkan banyak hal. Dimulai dari wanita yang disukai Jongkook ternyata adalah seorang janda, kemudian penyakit ayahnya yang tiba-tiba kambuh, dan barusan ia juga ditolak oleh Jongkook. Eunhye kembali teringat saat dimana perasaannya ketahuan pertama kali oleh Jongkook.

Saat itu Eunhye masih kelas tiga SMA, sedangkan Jongkook sedang menempuh pendidikannya di jenjang universitas. Sebenarnya sudah cukup lama Eunhye menyimpan perasaannya. Semuanya bermula saat Jongkook tiba-tiba saja diasuh oleh orangtua Eunhye, sehingga Eunhye jadi sering melihat Jongkook yang selalu bersikap dewasa dan membuat Eunhye cukup nyaman.

Eunhye saat itu sedang iseng ingin bertanya mengenai pekerjaan rumahnya pada Jongkook. Sebenarnya dia cukup paham dengan pekerjaan rumahnya itu, tapi Eunhye sangat suka jika bisa menghabiskan waktu bersama Jongkook.

"Oppa, aku tak mengerti soal yang ini. Bisakah kau mengajariku?" tanya Eunhye yang langsung duduk di samping Jongkook yang baru saja pulang dari kampusnya.

Jongkook menatap Eunhye sejenak, "Ah, tunggu sebentar. Aku ingin mandi dulu." ucapnya sembari mengeluarkan bukunya satu persatu dari tas, hingga ia mengeluarkan beberapa kotak berwarna merah muda yang bisa ditebak kalau itu adalah kotak cokelat.

Pada saat itu juga Eunhye baru ingat kalau hari ini adalah hari valentine.

Lalu, diam-diam Eunhye menghitung berapa kotak cokelat yang keluar dari tas Jongkook. Saat mengetahui jumlah keseluruhannya, Eunhye menganga. Dengan cepat ia menutupi mulutnya menggunakan tangan untuk menyembunyikan raut terkejutnya.

Tapi sepertinya terlambat. Jongkook sudah menyadari ekspresi Eunhye yang saat ini sedang berdiri di dekat pintu kamarnya, "Kenapa? Kau mau? Ambil saja yang kau sukai." ucap Jongkook santai.

Eunhye menggelengkan kepalanya, "Ah, tidak, bukan itu... Sebenarnya kenapa kau mendapatkan banyak cokelat valentine yang sangat banyak? Bukankah cokelat yang kau dapat tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu?"

Jongkook tersenyum tipis, "Entahlah. Kenapa juga perempuan ingin memberiku cokelat? Padahal aku sendiri tidak mengharapkannya." jawabnya, lalu mengambil handuk dan menggenggam gagang pintu kamarnya. "Kalau begitu aku mandi dulu, Eunhye. Kau bisa menunggu di luar. Aku akan mengajarimu mengerjakan pekerjaan rumahmu."

Eunhye tidak menjawab. Dia hanya beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar itu sebelum Jongkook masuk ke kamar mandi. Setelah pintu itu tertutup, Eunhye langsung meluncur ke minimarket terdekat untuk membeli cokelat.

Sebenarnya dia tidak pernah kepikiran untuk memberi Jongkook cokelat hingga tahun lalu, tapi saat melihat banyak orang yang memberi cokelat untuk lelaki itu --dan sudah dipastikan orang-orang itu memberi cokelat karena memiliki maksud tertentu--, Eunhye langsung merasa tersaingi. Dia juga ingin memberi cokelat untuk Jongkook.

Setelah membeli satu batang cokelat, Eunhye juga membeli satu kartu ucapan mungil yang berwarna merah muda dengan banyak gambar hati, layaknya surat cinta. Eunhye pun terduduk di salah satu meja yang tersedia di minimarket itu untuk menuliskan satu atau beberapa kalimat di kertas mungil itu. Setelah berpikir cukup panjang, Eunhye pun menuliskan satu kalimat yang mungkin cocok. "Jongkook-oppa, aku menyukaimu. -Yoon Eunhye."

Awalnya Eunhye merasa senang dan sangat antusias membayangkan bagaimana reaksi Jongkook saat ia menyatakan perasaannya. Tapi saat ia sampai di depan rumahnya, Eunhye mendadak menyesal. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa takut setelah memikirkan semuanya matang-matang.

Daritadi ia bersemangat karena tak memikirkan tindakannya terlebih dahulu, tapi saat memikirkan bagaimana jika Jongkook tidak memiliki perasaan yang sama dengannya? Dan... lebih parahnya adalah mereka itu saudara sepupu. Tidak terbayang bagaimana reaksi dari orangtuanya kalau tahu selama ini Eunhye menyimpan rasa untuk Jongkook. Kalau mereka sampai tahu, bisa-bisa Jongkook akan dikirimkan ke tempat yang jauh atau mungkin keluarganya yang akan pindah agar bisa menjauhkan Jongkook dan Eunhye.

Eunhye pun mengurungkan niatnya untuk memberikan cokelat itu. Dengan perasaan yang kalut ia masuk ke dalam rumahnya. Setelah menaruh cokelat itu di meja belajarnya, Eunhye ke toilet sebentar sebelum kembali mengingatkan Jongkook untuk mengajarkan tentang pekerjaan rumahnya.

Pada saat yang sama, Jongkook baru saja selesai mandi dan keluar dari kamarnya. Ia menoleh ke sekeliling rumah untuk mencari keberadaan Eunhye karena ia sudah berjanji untuk mengajar sepupunya itu. Hingga ia sampai di depan kamar Eunhye dan hendak mengetuk, tapi pintu kamar itu tidak tertutup. Ia pun menatap sekeliling kamar namun tak mendapati Eunhye dimanapun.

Baru saja Jongkook akan keluar dari kamar itu, tapi ia mengurungkan niat saat melihat sebungkus cokelat di atas meja belajar milik sepupu perempuannya itu.

"Rupanya dia populer juga." gumam Jongkook sembari tersenyum tipis, berpikir kalau Eunhye baru saja mendapat cokelat. Tapi, matanya menangkap secarik kertas kecil yang berwarna merah muda yang terjatuh di lantai tempat Jongkook berdiri, sepertinya Eunhye menjatuhkannya saat terburu-buru masuk ke toilet.

Jongkook pun mengambil kertas itu untuk meletakkannya di atas meja --siapatahu saja Eunhye memang masih membutuhkan kertas itu, tapi matanya tak sengaja menatap tulisan yang tergores di sana.

Jongkook membelalak dan semakin terkejut saat mendengar pintu kamar mandi di kamar Eunhye terbuka. Ia berniat untuk menyembunyikan kertas itu dan berpura-pura tidak tahu, tapi sudah terlambat. Eunhye terlanjur melihat Jongkook menggenggam kertas itu.

"O-Oppa?" Eunhye merasa terkejut saat melihat Jongkook di kamar itu, terlebih lagi saat melihat kertas merah muda miliknya di tangan lelaki itu. Dengan cepat, ia langsung merebut kertas itu dari tangan Jongkook. "Apakah kau membacanya?"

"Hah? Hm... Ya." jawab Jongkook dengan penuh keraguan sekaligus merasa canggung. Ia merasa lancang karena memasuki kamar Eunhye seenaknya dan mengutak-atik barang gadis itu.

Eunhye pun menunduk, "Aku harap kita tidak menjadi canggung karena hal ini, Oppa."

Jongkook sedikit terkejut saat mendengar reaksi Eunhye. Tapi, dia memilih untuk tidak merespons.

"Anggap saja kejadian ini tak pernah terjadi, aku tak ingin ayah dan ibu tahu tentang hal ini."

Jongkook hanya mengangguk dan tak berkata apa-apa, karena dia memang tidak tahu harus menanggapi perasaan Eunhye seperti apa. Semuanya terlalu tiba-tiba untuknya. Semenjak kejadian itu, Jongkook dan Eunhye memang sempat merasa canggung selama beberapa bulan. Tapi suasana canggung itu mencair saat Eunhye kembali bersikap seperti biasanya seolah-olah gadis itu sudah melupakan Jongkook.

Padahal dari dulu hingga sekarang --saat Jongkook menyukai wanita yang pernah menikah itu pun, Eunhye tak pernah melupakan Jongkook. Walaupun ia sudah berpisah dengan Jongkook selama beberapa tahun semenjak keluarga Eunhye pindah ke China.

Sampai sekarang, Eunhye terus bertanya-tanya, kenapa ia dan Jongkook harus terlahir sebagai saudara sepupu? Padahal semuanya akan lebih mudah kalau saja ia dan Jongkook hanyalah orang asing. Sungguh hubungannya dengan Jongkook adalah takdir yang buruk untuk Eunhye.

•••

choco-salt, 2020

Blind Date || KJK x SJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang