Manik silver itu menatap sosok yang sedang terbaring di ranjang dengan nafas menderu. Tak pernah ia melihat orang yang dapat sesantai mentornya ini saat sedang luka parah.
Ia terdiam, membersihkan luka Taufan dengan obat-obatan di p3k. Setelah itu ia membalut nya dengan perban.
Lagi, ia menatap sosok sang kakak yang bahkan tidar sadar waktu perban nya diganti. Helaan nafas yang panjang terdengar dari sang murid.
"..aku hanya melakukan apa yang terbaik menurutku, jadi awas saja jika kau menghukumku." Ucapnya sembari mengerutkan alis.
Bel pintu tempat tinggal mereka berbunyi, Solar melihat siapa yang datang dari layar di pintu itu, dan seperti apa yang telah mentor nya ucapkan, itu benar-benar Gopal, kawan baik Boboiboy.
Ia membuka pintu itu, dan Gopal langsung masuk dengan luwes. "Oh! Hai murid baru!" Sapa Gopal sambil tersenyum lebar.
"...hai" sapa Solar dengan canggung. Namun Gopal tidak keberatan dengan kecanggungan itu, dan merangkul pundak bocah yang dua tahun lebih muda darinya.
" Jadi dimana bocah lapar yang kabur dari rumah sakit? Aku mau menjewer telinga nya sejenak sebagai perwakilan dari tok Aba" ucap Gopal dengan tawa isengnya.
Solar terdiam sejenak, "dia.. tidur, bisa dibilang pingsan sebenarnya, lukanya terbuka tadi." Jelas Solar, ia ragu akan haruskah ia mengantar Gopal ke kamar Taufan?
Solar tidak terlalu menyadarinya, namun ia dapat melihat ekspresi Gopal yang seakan membatu sejenak, kekhawatiran terlukis di wajah sang laki-laki berdarah india itu, "dia..di kamarnya?" Tanya Gopal.
Solar mengangguk. Gopal melangkah ke kamar Taufan dan membuka pintunya dengan pelan.
Ia sedikit meringis saat melihat penampilan Taufan yang acak-acakan. Tubuh yang dibalut perban itu terbaring di ranjang tanpa energy. Sungguh berbeda dengan kondisi biasanya yang sungguh aktif hingga terkadang orang-orang ingin mengikatnya.
"...dia fikir dirinya sebuah samsak?" Tanya Gopal, suara berat penuh emosi yang tak dapat dijelaskan terdengar dari kawan Taufan itu.
Solar terdiam, ia terlalu baru dalam lingkungan ini untuk mengerti tentang kerumitan benang hubungan mereka.
"Dia..apa memang selalu seperti ini?" Tanya Solar pada Gopal, manik perak nya masih menatap sosok mentor yang terlelap dalam tidurnya.
Gopal terdiam, ia mengerutkan alisnya. "Tidak, suatu hal yang membuatnya seperti ini."
Atmosfer sendu tanpa ada sepatah kata yang terucap seakan membuat mereka merasakan kekosongan yang selalu Taufan rasakan. Walau mereka bahkan tak tahu, sedalam apakah kekosongan yang ia sembunyikan di balik tawa carefree dari sang "Agen gagal" itu.
"Ah, berdiam diri seperti ini tak akan menghasilkan apapun bukan? Murid kesayangannya Taufan. Aku akan memasak beberapa makanan untuk kalian, tentu saja si bodoh itu hanya akan makan bubur dan meratapi nasib melihat kita makan enak, lihat saja." Ucap Gopal dengan Tawa ceria yang sedikit dipaksakan.
Solar terdiam, ia tidak tahu cara berbasa-basi. Ia hanya dapat mengangguk. "Kalau begitu aku akan kembali ke kama-"
"Eh, kalau difikir-fikir, Taufan itu keras kepala." Ucap Gopal sambil merangkul laki-laki berpakaian putih itu.
"Dia itu, susah disuruh makan" ucap Gopal.
Alis kanan Solar naik, tidak percaya dengan ucapan Gopal. "Dia? Susah disuruh makan? Tapi dia selalu mengajakku makan." Jelasnya.
Gopal tertawa, ia menatap kembali sosok sahabat nya itu, "ah, begitukah? Sepertinya dia begitu peduli padamu." Ucap Gopal.
"Kalau begitu, adik bungsunya Taufan bertugas membantuku memasak."
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...