Solar menatap sosok sang mentor yang terlihat seperti biasanya, yah, jika ada yang berubah, itu tak lain adalah bertambahnya kantung mata dan garis hitam di wajah Tampan sang mentor, dan..
Dan bertambah frekuensi Taufan meminum obat-obatan yang selalu ia bawa.
Solar mengerutkan alisnya. Sudah lima bulan ia berada dibawah pengawasan Taufan, menjadi murid dari sang 'agen gagal' yang selalu menjadi buah bibir dan histori gelap agensi ini.
Ia sangat ingat betapa besar rasa benci dan kesalnya saat ia pertama kali diperkenalkan kepada sang mentor, sekaligus sang kakak.
Namun kini..
"Hey, bungsu kesayangan, ayo latihan~" ucap taufan sambil mendaratkan tangannya di atas kepala sang adik, mengacak-acak rambut sang adik yang baru saja dikeramas hari ini.
"Jangan acak-acak rambutku!" Keluh Solar disusul dengan tawa puas dari sang mentor.
Senyum tipis terlukis di bibir Solar, rasanya ia sangat menyukai kehangatan ini. Entah sejak kapan, sang mentor telah menjadi bagian yang penting dalam hidupnya.
Entah sejak kapan, rasa kesalnya terhadap taufan telah mengudara, berubah menjadi rasa hormat dan sayang kepada sang saudara yang selalu membimbing dan menjaganya.
"Hey, kau pakai shampo ku ya??" Tanya Taufan, menyadari bahwa aroma rambut Solar terlalu mirip dengan aroma shamponya.
Solar tertegun, ia tak ingin mengakui bahwa.. ehem.. Taufan adalah idolanya.. dan.. ehem..
Dan ia ingin meniru beberapa hal dari sang mentor.
"Shampo ku habis." Ucap Solar, memberikan alasan klasik dengan ekspresi datar.
Ekspresi sang mentor terlihat bingung "tapi kemarin kan baru aku belikan?"
Sial, aku lupa. Batin Solar.
"Y-yah, aku- aku hanya penasaran dengan shampoo mu, tulisannya kan itu shampo agar rambut tidak rontok, jadi aku ingin coba membuktikan apa benar rambutku tak akan rontok." Ucapnya lagi, entah sang mentor akan menerima alasannya atau tidak.
"Kan bisa coba jambak aku aja kalau mau membuktikan, asal kau tahu, walau rontok dan botak sekalipun, mentor mu ini akan selalu menjadi mentor tertampan di galaxy ini" ucap Taufan sambil mendengus bangga.
Solar pun menjambak rambut Taufan.
"Ooow!!!! Murid durhaka- nanti ku azab jatuh ke semen coran ya!" Ucap Taufan mengaduh kesakitan saat rambutnya ditarik.
"Kau kan menyuruhku menjambakmu" jawab solar santai.
Taufan menjewer telinga sang adik "bukan berarti kau harus benar-benar menjambakku kan, susah payah aku membuat rambutku tidak rontok-rontok lagi" ucap Taufan memelas, mengusap-usap kepalanya sendiri seakan ia baru saja disakiti.
"Rambutmu sering rontok? Faktor umur ya?" Tanya Solar.
Taufan mengusap kepala sang adik dengan sedikit emosi "kau kira aku kakek-kakek??"
"Tapi kau kan bergaul nya dengan kakek-kakek kan" jawab Solar lagi.
Taufan terkekeh, "maksudmu Revan? Haha ya ampun, memang benar dia kakek-kakek tapi aku ini mentormu yang muda perkasa tampan dan bijaksana" ucap taufan lagi, berusaha mengatur nafasnya setelah menertawai komentar sang adik tentang revan.
Solar mengangkat satu alisnya, menunjukan bahwa ia meragukan ucapan Taufan.
"Kalau ada yang mirip dengan teman lansiaku itu, bukankah itu kamu? Sama-sama hobi ngomel dan ngelunjak" ucap Taufan sambil lagi-lagi mengelus kepala sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...