Buset hari ini updatenya 2x wkwkwk
.
.
.
Saat mendengar penjelasan dari Kaizo, tentu saja perasaan mereka kacau. Rasa bersalah, amarah, ketidak berdayaan, segalanya tercampur aduk tanpa arah.Bahkan mereka terlalu telat untuk meminta ikut dengan mobil yang dikendarai Gopal.
Ice kini sangat sibuk dengan laptop di pangkuannya. Jarinya mengetik dengan sangat cepat. Bunyi keyboard yang ditekan dengan agresif itu terdengar dan hanya membuat situasi semakin mencekam.
"Ayolah--" gumam dia kesal. Sepertinya dia sedang berkecamuk dengan sesuatu.
Di lain sisi, Gempa dan Halilintar terdiam membatu. Gempa kini terduduk di lantai karena begitu banyak emosi dan perasaan yang tak bisa ia kendalikan. Tangannya gemetar hebat sambil ia berupaya untuk menjajaki memorinya dengan teliti.
Kaizo sudah berpamit terlebih dahulu ke mereka karena ada banyak hal yang harus ia selesaikan. Dan Fang sedari tadi hanya terdiam dengan alis yang berkerut.
Derap langkah terdengar. Seakan terburu-buru dan tanpa rasa sabar sama sekali. Gadis berkacamata itu berhenti dihadapan Halilintar dan dalam sekejap sebuah tamparan telah mendarat di wajah sang elemental tertua itu.
"Puas sekarang, Hali?!" Bentaknya dengan nafas yang terpingkal, seakan sedang berusaha mengontrol emosinya.
Yaya dengan sigap memegang tangan Ying dengan lembut, berusaha menenangkan sang kawan. Namun ekspresinya sama-sama seakan menahan rasa sakit yang berat.
"Apa kau tidak mendengar pertanyaanku? Aku tanya puaskah kau sekarang?!" Omel Ying lagi sambil mencengkram kerah Halilintar dan mendorongnya.
Halilintar masih terdiam memaku. Manik rubi nya seakan menolak untuk percaya.
"Kau bahkan-- kau bahkan tak tahu apa yang selama ini ia sembunyikan, iya kan?!" Ucap Ying lagi.
"Tapi seharusnya ia menjelaskannya!" Jawab Halilintar. Walau berniat membela diri, ekspresinya terlihat sangat ragu. Seakan ia juga tidak percaya apakah uang ia ucapkan itu benar.
Fang melangkah, melemparkan lembaran-lembaran berkas ke wajah Halilintar. "Baca." Ucap Fang dingin. Manik merahnya terlihat mencekam. Suaranya dingin dan datar, namun mereka semua tahu bahwa itu menyembunyikan rasa sakit yang amat dalam.
"Dan mari aku ingatkan lagi, Agen Halilintar. Dia sudah selalu mencoba untuk menjelaskannya padamu!" Jelas Fang dengan geram.
Halilintar membaca lembaran itu. "Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan.. akan selalu mengikuti segala perintah dari pihak kedua, dan akan menyembunyikan pekerjaan ilegal yang ia jalani sebagai rahasia. Dengan kesepakatan bahwa tidak boleh ada... Agen elemental lain..yang mendapatkan misi bahaya..?" Ucap Blaze yang menghampiri Halilintar.
"Dia!!" , Halilintar tersentak tak percaya.
Jadi itukah alasan kenapa selama ini mereka tak pernah mendapatkan misi yang bahaya? Itu jugakah alasan kenapa Taufan selalu terlihat dengan luka baru? Karena ia mengambil semua misi berbahaya?
"Kenapa dia melakukan itu semua sendirian tanpa seizin kami!" Omel Halilintar.
Yaya yang sedari tadi bungkam membuka suara, "Hali, bukankah ia sudah selalu berusaha menjelaskan? Apa kau lupa? Saat ia terluka parah, saat kalian baru kehilangan Boboiboy, selama satu bulan penuh..ia berusaha menjelaskan tentang apa yang ia hadapi bersama Boboiboy dan juga janjinya pada Boboiboy.. namun bukannya kalian yang selalu mendorongnya pergi?" Tanya Yaya, kini air matanya berderai.
"Itu--" , Halilintar tak bisa berucap, begitu pula Ice, Blaze, dan Gempa. Mereka semua terdiam tanpa kata.
"Tapi setelah itu ia malah menjauh.." ucap Gempa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...