33 - persahabatan dan rasa sakit

3.2K 481 173
                                    

"kau baru kembali?" Tanya suara yang khas itu.

Tangannya membetulkan posisi Kacamatanya, seraya ia memindai kondisi orang di depannya.

"Hm, aku segera kesini setelah misiku selesai" jawab orang itu datar.

Helaan nafas keluar dari sang dokter wanita, "apa yang aku bilang tentang jangan mengambil misi terlebih dahulu?"

Hanya senyuman yang ia terima sebagai balasan.

Ying memejamkan matanya, jari jemarinya memijat pelipisnya. "Aku dibuat pusing karenamu, kau tahu?" Omelnya.

Namun bukan itu poin utamanya. Sesungguhnya ia khawatir. Kondisi kawannya yang sedang berdiri di depannya ini hanya terlihat semakin memburuk.

"Mungkin ada masanya, aku tak akan lagi digunakan. Mungkin saat itu, aku bisa berhenti dari segala misi ini." Ucap Taufan, manik safirnya memandang ke kehampaan yang tak pernah berujung.

"Aku menghampirimu sekarang karena ini satu-satunya waktu kosongku di agensi, aku masih harus kembali menonton turnamen setelah ini" ujarnya sambil menaruh jas biru dongkernya dan mulai membuka kancing kemejanya.

Ying terdiam, menatap intens akan perban di sekujur tubuh Taufan.

"Apa kau mengerti bahwa tubuhmu itu memiliki batas?" Tanyanya berat.
Suaranya terdengar sedikit pecah, emosinya tertahan. Ia yakin, jika Fang ada disini bocah yang satu itu pasti sudah meluap-luap.

"Bisakah kau cek secara seksama? Revan memang sudah memberi pertolongan pertama akan lukaku tapi dia belum sempat memeriksa secara detail. Karena itulah aku ingin bertemu denganmu." Ucap Taufan lagi, mengabaikan pertanyaan Ying.

Terdengar tawa kesal dari Ying, "kau tidak peduli akan tubuhmu namun kau juga ingin aku memeriksanya secara seksama?" Tanyanya.

Taufan mengangguk dingin, "yah, setidaknya performaku tidak boleh menurun, karena setelah ini ada misi penting lagi. Kalau ada yang error dalam prosesnya akan gawat bukan?" Ujarnya.

Ying sudah tak dapat lagi menahan emosinya. Ia membanting papan jalannya ke meja. "Kau gila ya Taufan?!" Tanyanya.

Namun hati nya tak sampai, ia tahu sedikit banyak akan alasan Taufan melakukan ini semua, dan ia juga tahu ada banyak rahasia yang belum bisa Taufan ceritakan untuk kebaikan semuanya.

Ying menghela nafas, Tangannya dengan hati-hati membuka perban Taufan, darah Taufan masih mengalir dari lukanya itu. Ying adalah dokter yang berpengalaman, namun mungkin karena ini adalah tubuh sahabatnya..

Ia tidak dapat tidak meringis melihat luka itu. Luka tusuk dan sobek yang memenuhi punggung juga pinggang Taufan.

"Sebenarnya aku merasa sepertinya ada racun di pisau yang menusukku." Ucap Taufan menjelaskan. Ia mengeluarkan kepingan perak yang seperti liontin.

Perak itu memiliki warna hitam di ujungnya, "perak ini berubah warna ketika terkena darahku." Ucap Taufan.

Alis Ying mengerut, ia terlalu khawatir untuk berkomentar. "Aku hanya dapat melakukan pemindaian cepat saat ini Taufan, karena minimal butuh satu hari untuk melakukan pemeriksaan lengkap akan kondisimu. " Jawabnya, suaranya seakan menutupi rasa sakit ini.

Ia sudah bersahabat dengan Boboiboy sejak lama, mereka semua pasti merasakan rasa sakit seperti ini saat dihadapkan dengan keputus asaan yang seperti ini.

"Hm, itu sudah cukup untuk saat ini. Pemeriksaan lengkapnya nanti biar Revan yang lakukan, dan jika memungkinkan akan kukirim juga datanya padamu agar aku bisa minta obat."  Ucap Taufan sambil tersenyum.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang