Jarinya memutar anting hitam di telinga kanannya. Memastikan segala saluran komunikasi telah terputus darinya. Mulai sekarang tak ada lagi yang bisa menghubunginya, tak boleh ada yang bisa meraihnya lagi.
Manik biru safir itu terlihat lebih tenang dari biasanya. Seakan segala arus telah berhenti mengalir didalamnya, dan seakan badai telah berhenti menghampirinya.
Ketenangan yang mencekam.
Jika ada satu kata yang dapat mendeskripsikan apa yang dirasakannya saat ini, mungkin itu adalah rasa "lega".
Lega karena segala tanggungan, rahasia, beban, perasaan yang ia pikul selama ini akan segera berakhir.
Dengan segala persiapan yang telah ia persiapkan dengan matang, ia yakin setidaknya ia dapat menghentikan ancaman terbesar yang mengincar saudara-saudaranya itu.
Dan ia juga dapat segera menghancurkan pihak yang sudah merenggut tuannya darinya.
Memikirkan itu, ia pun tersenyum.
Baru ia langkahkan kakinya mendekati sebuah tempat yang pernah ia kunjungi. Kunjungan pertama adalah saat bersama Boboiboy, sang tuan yang membuatnya rela menjalani hidup sebagai 'manusia'. Kunjungan dimana mimpi buruknya dimulai. Saat ia harus kehilangan manusia yang paling penting baginya.
Kunjungan kedua adalah saat ia menaruh rangkaian bunga di tempat yang dipenuhi reruntuhan itu, saat ia menaruh sebotol minuman coklat kesukaan sang tuan, dan saat ia menitikkan air matanya dalam kesunyian.
Kunjungan ketiga adalah saat ia datang dengan senyuman pahit. Saat ia menceritakan tentang Solar, sang adik bungsu yang akan berada di naungannya untuk sementara. Saat ia meminta izin untuk merasakan kembali sedikit kehangatan persaudaraan yang ia rindukan.
Ada yang bilang bahwa butuh tiga kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dari ketiga kunjungan itu, ia mengharapkan ada suara yang ia rindukan yang akan menjawab keluh kesahnya.
Dalam ketiga kunjungan itu, ia berharap ada tawa kecil khas milik sang tuan, atau tinjuan pelan iseng yang biasa ia berikan untuk menyemangati para elemental.
Dalam ketiga kunjungan itu, ia berharap bahwa sosok itu kembali kepadanya. Kembali kepada mereka. Agar mereka bisa bersenda gurau bersama lagi, agar situasi kembali seperti sedia kala lagi.
Namun dari setiap kunjungan itu, perlahan harapannya pupus. Perlahan gemerlap pada manik birunya memudar. Seperti lautan yang menjadi tenang.
Jadi, kini ia menatap tempat itu sekali lagi. Angin Musim dingin yang terasa kering dan menusuk tulang tak dapat menghentikannya. Setelah sekali lagi memastikan chip yang telah ia tanamkan pada tubuhnya sendiri telah aktif, dan setelah meminum berbagai racikan yang dapat meminimalisir rasa sakit pada tubuhnya, ia kenakan masker gas miliknya dan ia pun memasuki tempat itu.
Ratusan- tidak, ribuan prajurit besi menyambutnya dengan serangan. Dengan lihai, pria berambut brunette itu menghindarinya. Ia menciptakan angin besar di tangan kanannya dan menembakan pistol dengan peluru khusus yang sudah ia desain untuk menghancurkan sel jantung.
Satu, dua, tiga, sepuluh, dua puluh, tiga puluh, ada tiga puluh prajurit yang berhasil ia jatuhkan dalam 10 menit pertama pertarungan ini.
Taufan belum mendapatkan luka apapun kecuali goresan-goresan kecil di kulitnya. Ia menyeringai, "ini tidak akan ada habisnya" ucapnya sambil memantau situasi.
Tiga puluh diantara ribuan boneka besi itu tidak ada apa-apanya. Lagi dan lagi, rombongan prajurit itu menyerangnya tanpa ampun. Dan setiap ia berusaha mencari celah untuk menyerang sang 'puppeteer' ia selalu dihalangi oleh para prajurit itu.
Baik dari atas, bawah, kanan, kiri, seakan tak ada celah yang dapat membawanya mendekati sang mastermind.
Ia menyeringai kesal, dalam kondisinya saat ini, hal yang paling efektif untuk dilakukan adalah membuat tornado besar yang dicampur dengan nano partikel yang sudah ia siapkan yang akan mematikan fungsi jantung. Namun hal itu akan memakan waktu sekitar satu menit, yang pastinya, dalam pertarungan seperti ini, setiap detik adalah waktu yang berharga dan tak boleh diremehkan.
Terdengar gelak tawa dari sang puppeteer yang mencekam. "Menyerahlah, kau tak akan bisa menembus pertahananku yang sempurna ini."
Taufan tersenyum, mengusap darah dari luka gores di dekat dahinya. "Kukira kau akan sesunyi boneka-boneka tak bernyawamu. Namun terimakasih atas ucapanmu, aku jadi bisa melacak posisimu." Jawabnya sambil mendekati tempat itu dengan cepat.
Namun para prajurit-prajurit itu membuat formasi baru yang menghalanginya. Taufan melemparkan bom yang sudah ia isi racun Yang dapat merusak otot jantung ke arah para prajurit besi itu.
Namun ia pun tahu, racun dan senjata yang telah ia siapkan akan cukup sulit untuk sampai ke jantung para prajurit karena zirah besi yang melapisi tubuh mereka. Dia hanya dapat bergantung pada celah-celah pada zirah, atau bergantung pada kerusakan dari serangan-serangan yang ia lontarkan agar racun itu dapat mengenai jantung mereka.
Karena berbeda dari manusia, prajurit-prajurit besi itu tidak bernafas. Mereka juga tidak memiliki sel kulit yang dapat menyerap racun.Ledakan terjadi seraya api, gas beracun, dan jarum-jarum panjang keluar dan berhasil menembus perisai besi beberapa gerombolan prajurit besi itu.
Taufan kini berfikir bahwa jika ia tidak cepat menyelesaikan pertarungan ini, keadaannya akan semakin memburuk. Staminanya pasti akan berkurang juga efektivitas dari chip yang ia miliki dan luka yang mulai bertambah pada tubuhnya.
Ia menangkis serangan dari para prajurit yang masih menerjangnya tanpa peduli seberapa rusak zirah besi mereka. Selama jantung mereka masih berdetak, mereka akan terus bergerak.
Karena itu Taufan berusaha merenggut jantung yang terpampang nyata itu, namun dalam prosesnya ia pun terkena serangan pada betisnya.
Cairan hangat berwarna merah keluar dari tubuhnya, namun syukurlah ia sudah meminum obat yang bekerja sebagai anti rasa sakit. Jadi ia terus lanjut menyerang.
Serangan demi serangan. Saat ini ia sudah menghancurkan sekitar 300 prajurit. Namun tetap saja, jumlah lawannya seakan tak habis-habis.
Sang puppeteer ini adalah alasan mereka menyerang membabi buta, ia memiliki kendali dimana satu perintah darinya, dan seluruh prajurit tanpa benang itu akan bergerak sesuai perintah.
Selama ia tidak menaklukan sang puppeteer, situasinya hanya akan semakin terpojok.
Taufan menghela nafas, ia menyiapkan tornado besar seraya tubuhnya ikut berada di ketinggian, di puncak tornado tersebut. Lalu setelah melepaskan nano partikel dari sarung tangannya agar bercampur dengan angin itu, sambil secara aktif menangkis serangan-serangan yang dilontarkan padanya yang sayangnya beberapa serangan itu tetap saja berhasil mendarat pada tubuhnya. Masker gasnya hancur dan terjatuh karena salah satu serangan itu bersamaan dengan ia melepaskan tornado yang ia siapkan.
Tornado itu menciptakan kekuatan yang besar dan menyapu kurang lebih 2000 prajurit kedalamnya.
Namun belum kakinya menyentuh daratan, sebuah tombak es berhasil mendarat di perutnya.
Suara dari tombak dingin itu , juga suara cipratan dari cairan hangat berwarna krimson itu terdengar seperti bukan sesuatu yang baik.
--- to be continued
// Author's note //
Ngehehe sebenernya dah nyiapin 3 chapter termasuk ini 🥺✨
Duh taufan bae2 aja ga ya hehe (tertawa jahat-- maksudnya, bersimpati)
Ayo ges 200 komen dan auto lanjut ✨
Moga suka yaa, share ur thoughts here ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...