"sudah?" Tanya sang murid, sesaat setelah sang mentor keluar dari ruang pemeriksaan dengan lengan baju yang digulung dan perban bekas suntikan di kulitnya.
"Sudah dong! Makasih ya ibu dokter!" Ucap Taufan sambil tersenyum.
"Lalu kenapa kau disuntik? Memang kau sakit apa sampai disuntik?" Tanya dang adik dengan rasa penasaran yang besar.
"Itu.." Ying ragu untuk mengatakannya, namun sebelum ia sempat melanjutkan, Taufan tersenyum mendaratkan tangannya di atas kepala sang adik, "vitamin~ biar kuat sehat bergizi"
Ying menatap Taufan tanpa kata-kata, seakan ia ingin menyangkal namun tak sanggup untuk melakukannya.
Ia hanya dapat menghela nafas, membetulkan posisi kacamatanya dan melepas jas dokter nya.
"Ini resep obatnya, kau tebus saja di apotek bawah. Nanti gajimu dipotong ya"
Taufan menunjukkan ekspresi terkejut, dua orang berkacamata di ruangan ini sudah tahu betul bahwa dia hanya pura-pura terkejut.
"Astaga kan sudah aku bilang aku harus menafkahi muridku- ini eksploitasi pekerja namanya"
Ying menatap nya dengan tatapan menyerah, "terserah." Ucapnya kesal.
"Kau langsung buka jas dokter itu, ada apa?"
"Mau ada misi"
"Wah, memang agen rangkap dokter paling hebat" ucap Taufan sambil mengacungkan jempol. Ia tak sadar bahwa Solar sedari tadi menatap secarik kertas ditangannya itu.
"Resep obat penahan rasa sakit? Dosis nya pun cukup tinggi.. kenapa kau diberi obat seperti ini?" Tanya Solar datar.
Taufan tersentak, tangannya langsung bergerak cepat dan menyembunyikan kertas itu di saku jaketnya.
Solar mengerutkan alisnya, "kenapa kau sembunyikan?"
Taufan terdiam, "uhh... Ini soalnya kan tulang ku krek terus jadi ini--"
"Kau fikir aku bodoh? Kau merendahkan aku? Aku ini dulu junior terbaik di divisi research. Kau kira membaca resep seperti ini saja aku tak bisa?" Tanya Solar dengan nada yang mengintimidasi.
Jujur, Taufan panik. Bagaimana harus menjelaskan ini?
Ying yang sedari tadi diam kini membuka mulutnya, "wah! Hebat, kau sudah tau cara membaca resep seperti ini"
"Hey Taufan, adikmu yang satu ini pintar juga", ucap Ying sambil menyikut Taufan, Taufan terdiam sejenak, namun ia langsung mengerti bahwa Yings edang berusaha mengalihkan topik.
Taufan tersenyum, kini ekspresi bangga terlukis diwajahnya, "ya pasti dong, dia kan murid dari mentor terkeren, tertampan, termapan ini" ucap Taufan sambil mendengus bangga.
"Harusnya aku tak memuji." Ucap Ying, sudah lelah dengan tingkah Taufan.
"Ah,iya, aku baru ingat, hari ini aku ada misi, kebetulan tim kesehatan nya kurang, kau mau aku bawa dia? Sekalian untuk mengenalkan dia akan kondisi misi"
Mata safir Taufan berbinar, "benarkah??" Tanyanya senang.
"Hey, segitu tak mau nya kah kau mengurus muridmu?" Tanya Ying, heran dengan tingkah Taufan yang terlihat sangat senang.
Taufan tertawa, "tentu tidak, kau tahu? Aku paling bangga dengan muridku yang satu ini."
Solar terdiam, jujur ia mengagumi Ying. Agen S sekaligus dokter termuda di agensi ini, mungkin dengan ikut dengan Ying dia dapat mengikuti jejaknya?
Taufan tersenyum, menepuk punggung Solar, "pergilah. Hati-hati dan dengarkan instruksi kak Ying dengan baik ya."
Solar mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...