Taufan tersenyum, mata yang tadinya berlinang air mata itu kini telah berhasil menghentikan alirannya.
Manik safir nya yang masih terlihat sendu itu menatap sang murid dengan tatapan yang tak dapat dideskripsikan. Namun entah kenapa Solar dapat merasakan rasa sedih dan sepi dibalik tatapan yang sedalam Samudra itu.
“kau ini, jangan menangis lagi, namamu sudah dipanggil berkali-kali, cepatlah, naik ke atas panggung dengan bangga” ucapnya sambal mengelus kepala sang bungsu.
Ada keraguan di gestur sang mentor saat melakukannya. Namun Solar tidak terlalu memikirkannya dan dengan sigap mengangguk.
Taufan menatap punggung itu. Ia menatap punggung yang menjauh seraya sang adik bungsu itu melangkah pergi, seharusnya ia bahagia dan lega, ia tahu betul tentang hal itu.
Namun..
Namun..
Mengapa kesedihan dan kehampaan mengisi hatinya? Ia tertawa kecil.
Sebenarnya ia sudah mengerti alasan dari perasaan yang menyakitkan ini. Ia mengerti akan keinginan egoisnya, dan akan ketidak berdayaannya, ia mencengkram tangannya dengan pelan. “kau tidak boleh goyah” bisiknya pelan pada dirinya sendiri.
Di atas panggung sang murid berdiri dengan bangga. Manik silvernya menatap penuh determinasi saat Namanya dipanggil sebagai peringkat tertinggi ujian kenaikan pangkat.
Dengan penuh kemegahan, pesta perayaan dimulai. Solar yang dilantik secara resmi menjadi agen S di agensi ini, dan bukan hanya itu, namun juga salah satu newbie terbaik.
Taufan menatapnya dari tempat audiens. sang adik, terlihat bersinar, terlihat seakan memang itulah tempat yang pantas untuknya. Di puncak piramida, menjadi orang terhebat, menjadi agen S terhebat yang dihormati semua orang.
Dan untuk hal itu terjadi, sebuah noda harus dihapuskan.
Sebuah ikatan yang sangat ia pegang erat, yang sangat ingin ia lindungi dan sembunyikan di tempat yang aman agar tak ada yang dapat memutusnya.
Hari ini..
Hari ini, ia harus melepas ikatan itu sendiri,
Jalan mu harus secerah kekuatanmu..
Oleh karena itu..
Manik safir itu bertemu dengan manik silver milik sang bungsu, senyuman bangga merekah di wajah Solar, sambil memegang karangan bunga dan piala ia mengacungkan jempolnya, seringai hangat terlukis di wajah tampannya.
Dan itu membuat hati Taufan sakit.
Ia membalasnya dengan senyuman dan acungan jempol, sebagai bentuk apresiasi dari kehangatan sang bungsu.
Namun lagi, Solar merasakannya lagi. Entah mengapa, terasa ada sebuah jurang yang mulai memisahkan mereka,
Entah kenapa ia merasa bahwa sang mentor akan pergi bersama ombak, seperti perahu yang perlahan meninggalkan bibir pantai dan menyatu bersama samudera.
Dengan segera ia turun dari panggung, ia tak menghiraukan hal lain.
Ia harus menghampiri mentornya, itulah satu-satunya hal yang ia pikirkan.
Sebuah tangan mendarat di atas kepalanya segera setelah ia sampai di hadapan mentornya. Dengan cepatnya ekspresi Taufan kembali menjadi ekspresi iseng nan ceria seperti biasanya.
Namun Solar sudah kurang lebih mengerti kebiasaan buruk sang mentor, semakin banyak yang ia sembunyikan, semakin tebal topengnya.
"Selamat akan keberhasilanmu, Agen Solar dari divisi S" ucap Taufan dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfic"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...