"wah, murid dari agent terkeren sudah pulang,bagaimana misimu?" Tanya Taufan dengan senyuman lebar. Menyambut sang adik di depan pintu lobby gedung B.
Solar menatapnya dengan kesal, ia sedikit kesal bahwa ia harus terlihat lusuh dan Kumal sertakan mentor nya terlihat tampan berseri seperti biasanya.
Solar melangkah melewati sang mentor, berjalan dan tidak berniat untuk menunggu sang mentor mengejarnya.
Taufan menghela nafas sambil tertawa, menyesuaikan pace nya dengan sang adik, tangannya mendarat di kepala sang adik. "Kerja bagus, calon Agen." Ucapnya sambil tersenyum.
Solar terdiam, sungguh, mungkin karena ia sangat lelah, mungkin karena misi pertamanya ini sungguh berat baginya, mungkin karena ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan agen yang baru ia jalani dalam beberapa hari..
Mendengar kata-kata "kerja bagus" dari mulut sang mentor, membuat dia..senang? Seakan segala kerja kerasnya hari ini tak sia-sia.
Tentu saja, ia menolak mentah-mentah fikiran itu.
"..biasa saja, aku harus menjalani misi seperti ini di masa yang akan datang, jadi hal seperti ini bukanlah hal yang patut mendapat pujian." Jawab Solar, berusaha terdengar datar tanpa emosi.
Taufan tersenyum, "oho, sungguh sangat menjanjikan, bukankah begitu?" Goda nya pada sang adik.
Lagi, tangan yang tak mau diam itu mendarat di kepala sang adik, "tapi misi yang akan datang kedepannya, bisa jadi jauh lebih sulit dibanding yang kau lakukan sekarang." Ucapnya.
"Sesampai ke rumah langsung mandi dan istirahat ok? Aku tadi dapat kiriman kari, nanti kau makan ya."
Ucap Taufan sambil menekan tombol lift.Sang adik mengangguk, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Namun ia tahu pasti Taufan sudah sangat mengerti tentang perilakunya.
Rasanya lucu, baru hitungan hari ia mengenal mentor sekaligus kakaknya itu, namun penilaian Solar terhadap Taufan sudah banyak berubah.
Ia melirik Taufan yang sedang tersenyum sambil bersenandung,
Dia..agen gagal? , Batinnya.
Mentornya memang bisa dibilang terlihat bodoh, sungguh sangat bodoh, Bakan lebih bodoh dari seekor katak bagi Solar,
Ia selalu bercanda, selalu santai, dan ucapannya bertele-tele,
Namun..
Kalau benar dia bodoh dan tidak kompeten, tak mungkin dia mendapatkan penghargaan tingkat tinggi seperti itu kan? , Batinnya lagi, mengingat sebuah piagam yang Taufan taruh sembarangan di laci ruang tengah.
Dan kalau dia benar-benar bodoh..
Tak mungkin dia dapat membuat alat sekeren itu kan? Tembok yang dapat menyerap kekuatan, hal seperti itu kan keren sekali. Batinnya lagi, ia tak akan mengakuinya, namun Solar sungguh sangat menyukai hal-hal seperti itu.
Penemuan dan inovasi benda-benda seperti itu, hal itu selalu membuat dia bersemangat.
Mengetahui bahwa Taufan, mentornya, kakaknya, itu adalah penemu hal keren seperti itu.. ada rasa kagum tersendiri dalam dirinya.
"Ding! Sudah sampai!" Ucap Taufan sambil mengusap kepala Solar.
Solar terdiam sebentar, membiarkan sang mentor puas mengusap-usap kepalanya itu, setelah itu ia melangkah keluar dari pintu lift, disusul oleh mentor yang cerianya terkadang melewati batas.
°•°•°•°
"Jadi, apa yang kau pelajari dari misi hari ini?" Tanya Taufan sambil menghangatkan kari pemberian Gopal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...