Manik safirnya membelalak saat ia merasakan ada rasa dingin yang menembus tubuhnya.
Segala sesuatunya terasa lambat, namun di satu sisi, segala sesuatunya berlangsung begitu cepat. Tombak es yang menembus perutnya, dan cairan merah yang keluar dari luka itu memberikan sensasi dingin namun juga hangat.
Walau ia sudah dalam pengaruh obat penghilang rasa sakit, ia tetap dapat merasakan ngilu yang diciptakan dari serangan itu. Darah keluar dari mulutnya dan dengan spontan ia mematahkan ujung tombak itu. Memastikan tombak es itu dapat membantu menutup lukanya namun juga tidak menghalangi gerak geriknya. Jadi setidaknya bagian es yang ada didalam tubuhnya bisa berfungsi sebagai penyumbat luka untuk sementara.
Taufan tertawa, "apa ini? Kau sudah mendapatkan kekuatan dari spirit elemental?"
"Apakah ini kekuatan spirit murni, ataukah kekuatan hasil percobaan keji kepada para orang tak berdosa?" Tanyanya sambil mengusap darah pada bibirnya.
Kini fungsi tubuhnya tidak seoptimal awal. Setelah rasa lelah yang terakumulasi setelah bertarung selama satu jam, dan juga luka-luka yang ia terima, wajar jika performanya menurun.
Rasa sakit mulai kembali ia rasakan, tanda bahwa efek obatnya sudah mulai memudar. Ia harus menemukan cara untuk menyelesaikan ini secepatnya.
Namun sepertinya situasinya malah semakin buruk. Kelihatannya, sang musuh sudah berhasil menggabungkan kekuatan spirit pada boneka besi itu.
"Kenapa tidak dijawab? Aku bisa saja berhenti menyerang loh?" Ucap Taufan.
"Kalau kau sudah menemukan spirit untuk prajurit-prajuritmu dan sudah merasa puas. Berarti aku tak perlu khawatir bahwa kau akan mengincar saudara-saudaraku, iya kan?"
Namun sepertinya sang musuh tidak setuju. Ia mengerahkan boneka-boneka besi yang memiliki kekuatan petir dan air untuk menyerang Taufan.
Tentu saja, kekuatan elemental boneka itu tidak ada apa-apanya dibanding kekuatan asli para elemental. Jadi Taufan bisa berhipotesis bahwa kekuatan elemental yang dimiliki para prajurit ini adalah hasil dari eksperimen, dan bukannya mengambil dari spirit yang kuat.
Namun tetap saja, itu tidak merubah fakta bahwa jumlah mereka terlalu banyak untuk ia lawan sendirian. Taufan menyiapkan kekuatan angin di kedua tangannya dan menciptakan pusaran angin dengan konsentrasi kecil seperti yang pernah ia demonstrasikan pada Solar. Lalu disusul dengan bor angin yang tercipta di kedua tangannya seraya ia melengkungkan serangan jarak dekat dan jauh sekaligus.
Lagi, ia bertarung, melawan ribuan boneka itu. Menyerang, bertahan, terus begitu. Lalu, bertambah 1000 prajurit yang gugur di tangannya.
Tanah tempat ia berpijak kini sudah berlukiskan darah dari jantung-jantung yang ia hancurkan.
Dan juga dari luka yang ia terima.Ia mengayunkan serangan lagi, menciptakan serangan angin lagi, dan kini ia sedang melawan prajurit besi yangs sedikit berbeda dari yang lain.
Prajurit besi ini memiliki dua kekuatan elemen sekaligus. Petir dan api.
Taufan bertarung segesit yang ia bisa, ia menanam bom pada prajurit itu, namun prajurit itu juga telah mendaratkan cukup banyak serangan padanya.
Ia merasa tersetrum dari serangan itu, juga tangannya terbakar, namun ia tetap bertarung. Saat bom sebentar lagi akan meledak, ia berusaha mundur, namun karena prajurit itu mencengkram tangannya yang terbakar dengan keras, ia telat bereaksi. Dan bom itu pun meledak.
Keduanya terlempar ke arah yang berbeda. Syukurlah Taufan berhasil menciptakan angin untuk menjadi perisai dari ledakan itu, yang meminimalisir luka yang ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]
Fanfiction"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah kejadian di hari itu, hari-hari Taufan berubah. kebahagiaan seakan telah pergi begitu saja darinya bersama dengan saudara-saudaranya yang telah...