11

862 163 3
                                    


























'joohyun-ah'

Joohyun melihat ke tempat seulgi, 'ne unnie'

'jangan memendam emosi mu sendiri'

'eoh?'

'jadilah orang yang terbuka'

Joohyun semakin mengerutkan dahinya, 'apa maksudmu unnie?'

Seulgi menghadap ke arah joohyun, 'ceritakan semua keluh kesah mu kepada keluargamu'

'aku tahu kau tertekan oleh keadaan ini dan semakin tertekan oleh omongan jahat teman-teman mu itu'

Joohyun menundukkan kepalanya, 'aku tidak mau membebani kedua orang tuaku'

'kau tahu?' joohyun menggelengkan kepalanya

'secara tidak langsung kau sudah menjadi beban orang tuamu'

'mereka tentunya harus siap menanggung beban apapun sejak merencanakan pernikahan entah itu masalah finansial, keturunan atau apapun itu'

'justru mereka akan merasa bersalah jika tidak mengetahui beban yang dipikul oleh anaknya sendiri'

'kasihan orang tuamu joohyun'

Joohyun sudah terisak mendengar penuturan seulgi, untung saja adik kecil yang berada disampingnya itu tidak terbangun mendengar isakan joohyun

Seulgi berjalan mendekati joohyun dan duduk di sisi kasur

'tumpahkan emosi mu malam ini, tenang saja aku akan mendengarkan isak tangismu itu dengan suka rela' joohyun yang terisak mendongak melihat seulgi

'heyy apaan itu lihatlah ingus licin mu keluar iuwh'

joohyun segera mengelap ingusnya dengan guling yang ada di pangkuannya

'ishhh joohyun kau jorok sekali' seulgi meringis

Joohyun tak menghiraukan perkataan seulgi, dia malah mengeluarkan ingus yang tersisa di hidung mampetnya dan seulgi semakin menampilkan ekspresi jijik nya

Selesai mengeluarkan lendir-lendir bening nan licin itu yang tentunya ada rasa asin-asin gimana gitu, joohyun menatap seulgi dengan cemberut, 'lalu aku harus apa?'

'huft sabar seulgi'

'eoh?'

'ya! Kau harus menceritakan keluh kesahmu ke orangtuamu itu, bodoh!'

Joohyun melotot, "ya!!! Aku tidak bodoh!!!"

'kecilkan suaramu! Lihat! Kau membuatnya terusik' tunjuk seulgi ke yerim

Yerim kecil mengerang, dia membuka matanya dan sedikit panik "ada apa unnie? Kenapa kau tiba-tiba teliak?"

"Ah mianhae yerim-ah, unnie kelepasan berteriak karena sedang berbicara dengan seulgi unnie" joohyun mendelik sebal ke arah seulgi

Seulgi yang di tatap seperti itu langsung mengangkat kedua alisnya dan mulutnya berkomat kamit tanpa suara seolah mengatakan 'Wae? Wae?'

"Jja lanjutkan tidurmu yerim-ah, unnie mianhae ne?" Joohyun mengusap rambut yerim

Yerim mengangguk, "Gwaenchanha unnie, kau tidak tidul unnie?"

"Setelah kau tertidur lagi, unnie juga akan segera tidur"

Invisible FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang