'joohyun-ah'
'hmm'
'temui ibumu sebentar, dia khawatir kepadamu' pasalnya joohyun sekarang mengurung dirinya di kamar
Suzy juga heran melihat anak sulungnya tadi pulang dengan penampilan yang kacau, dia bahkan sudah berkali-kali menanyakan apa yang terjadi tapi joohyun selalu menjawab tidak apa-apa
"Aku tidak mau eomma khawatir kepadaku" ucap joohyun yang daritadi terus memeluk seulgi
'justru dengan kamu bersikap seperti ini, ibumu menjadi lebih khawatir kepadamu'
'bersihkan dirimu sekarang, kemudian temui ibumu'
'dan obati luka di kepalamu dengan benar'
"Gak mau, nanti unnie pergi lagi ninggalin aku"
'turuti perkataan unnie atau unnie pergi lagi sekarang' seulgi melepaskan dekapannya
"Araseo araseo aku akan menurutimu asalkan unnie tidak pergi"
'good girl'
"Eoh? Sejak kapan unnie bisa berbahasa inggris?"
'tentu saja bisa!'
"Heol aku tidak percaya"
'terserah, cepat mandi!'
"Ayo temani aku!" Joohyun menarik tangan seulgi
'woah tidak biasanya kau seperti ini!'
"Aku takut kau kabur lagi"
"Tutup matamu! Jangan mengintip!"
'astaga joohyun sudah kubilang aku tidak tertarik dengan tubuhmu'
"Tetap saja aku malu"
'kalau begitu jangan minta untuk ditemani, mandi aja sendiri!'
"Tidak mau, aku ingin ditemani"
Dan berakhirlah joohyun ditemani seulgi yang terus saja protes karena terus di atur ini itu selama joohyun mandi
Dari ruang keluarga, suzy samar-samar mendengar kegaduhan joohyun yang terus berbicara sendiri dan mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi joohyun
"Pasti adu mulut sama seulgi lagi" gumam suzy
Suzy yang akan pergi ke kamar joohyun terhenti ketika bel rumahnya berbunyi
"Nuguseyo?" Teriak suzy berjalan ke arah pintu utama
"Eoh?" Kaget suzy ketika melihat 3 orang serta 3 buah sepeda yang terparkir di halaman rumahnya
"Annyeonghaseyo" ucap mereka sambil membungkukkan badan
"Ne, ada perlu apa ya?"
"Kita temannya joohyun di sekolah, apa joohyun ada di rumah?" Tanya gadis yang lebih tinggi
"Aaahh temannya joohyun ya, ada kok"
"Sebelumnya perkenalkan nama saya lisa"
"Wendy ibnida"
"Jennie ibnida"
"Baiklah ayo masuk, biar ahjuma buatkan minuman untuk kalian"
"Ne kamsahabnida" lisa, wendy dan jennie pun masuk dan duduk di sofa ruang tv
"Tunggu sebentar ya, kalau perlu nyalakan saja tv nya, anggap aja rumah sendiri" ucap suzy tersenyum
"Ne kamsahab-"
"Aaaaaa unnie!!! ku bilang jangan mengintip, tutup matamu dan berbaliklah!!" Ucapan lisa, wendy, dan jennie terpotong oleh teriakan melengking dari joohyun
"Eoh?" Lisa, wendy, dan jennie heran mendengar teriakan joohyun
"A-aahh joohyun sedang mandi hehe dia ditemani oleh unnie nya" jelas suzy
"Oh begitu" ucap wendy
"Ahjuma ke belakang dulu ya, nyalakan saja tv nya agar tidak terganggu oleh teriakan joohyun"
"Ne kamsahabnida" setelah itu suzy bergegas untuk pergi ke dapur
"Emangnya joohyun punya unnie ya? Kok gue baru tau" ucap jennie
"Jangankan lu jen, gue aja baru tau" timpal wendy
"Ya gimana ya kan joohyun sedikit tertutup sama kita kan? Jadi gimana bisa tau nya coba?" Tanya lisa
"Lah iya juga ya"
"YERIM PULANG~" yerim yang berlari melewati ruang tv pun kini berhenti dan mundur kembali
"Eh kalian siapa?" Tanya yerim heran
"Mereka temannya joohyun" sahut suzy yang membawa minuman dan beberapa cemilan di tangannya
"Oh annyeonghaseyo Bae Yerim ibnida" yerim membungkukkan badannya
"Aku adiknya joohyun unnie" lanjutnya dengan senyum yang ceria
"Ne annyeong aaaa kiyowo~" ucap wendy gemas
"Aku memang menggemaskan"
"Bersihkan dulu badanmu yang penuh keringat itu sayang, baru kau bisa berkata seperti itu" ucapan suzy membuat yerim mengerucutkan bibirnya
"Dimana joohyun unnie huh? Kenapa dia tidak menemui temannya?"
"Dia sedang mandi, kamu juga mandi sana"
"Baiklah aku mandi dulu bye" yerim berlari menaiki tangga
"Apa ada masalah di sekolah? Ketika joohyun pulang tampaknya dia sedikit kacau" ucap suzy
"A-ah sebenernya..." Lisa menggantung perkataannya dan dia menatap kedua temannya berharap agar membantu menjelaskannya
"Jadi begini ahjuma, tadi di sekolah kita sedang makan di kantin, tiba-tiba segerombol kakak kelas berteriak ke arah kita" wendy mulai menjelaskan
"Kakak kelas? Teriak apa?" Potong suzy
Wendy melanjutkan penjelasannya dengan hati-hati, "Iya kakak kelas, tiba-tiba dia teriak heh anak indigo dan salah satu diantaranya menunjuk joohyun kalau dia itu indigo"
Deg. Jantung suzy berdetak kencang dan pikirannya melayang entah kemana
"Awalnya kami bertiga tidak percaya dan joohyun berlari meninggalkan kantin"
"Aku segera menyusul joohyun yang tampaknya masuk ke dalam toilet sekolah" tambah jennie
"Dia terdengar kesakitan dan ketakutan saat di dalam toilet, jadi aku berusaha mengetuk dan membuka pintu"
"Kita berusaha memanggil namanya dan terus menyuruh untuk membuka pintunya" ucap lisa
"Tapi tidak lama setelah itu aku mendengar dia menyebut nama unnie? Dan sedikit lebih tenang" suzy menghela nafas lega mendengar ucapan wendy
"Setelah beberapa menit, joohyun membuka pintunya tetapi dia tidak berkata apapun sejak saat itu"
"Aku melihat ada kegelisahan dan ketakutan yang paling dalam di matanya" ucap jennie
"Ahjuma...kalau boleh tau apakah joohyun memiliki trauma?" Tanya jennie hati-hati
"Eomma!!!" Panggil joohyun di ujung tangga
"A-ah sayang" suzy mengusap ujung matanya yang sedikit basah
"Sini ada teman-temanmu berkunjung" ajak suzy
"Annyeong joohyun-ah" sapa lisa, wendy dan jennie serempak
* * *
Lagi mabok seulgi💃
Joyi bikin oleng😵
Gak sabar nonton drama si bontot🐢
Wendy gaada kabar😢
KANGEN BANGET SAMA IRENE😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Friend
TerrorBae Joohyun diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Akankah dia menerima kemampuan yang spesial ini? Apakah Bae Joohyun menerima takdir dari Tuhan?