34

573 104 15
                                    
















* * *

Sekitar jam 7 pagi keluarga joohyun sampai ke rumah sakit

"Joohyun-ah!" "Unnie!" Ucap mereka ketika sampai di ruangan

Joohyun terbaring lemah, wajahnya dipenuhi luka dan jahitan di pelipisnya, leher dan telapak tangan kirinya di perban, pergelangan kedua tangannya pun terdapat bekas cakaran

'tidak tidak kondisi yang sangat buruk ini melebihi batas pikiranku, aku tidak berharap ini Tuhan' batin suzy

"Wendy-ah apa yang terjadi?" Tanya jinyoung yang melihat wendy menjaga anaknya

"Wendy-ah!" Panggilnya lagi

"Eoh??" Lamunan wendy buyar

"Gwenchana? Apa yang terjadi dengan kalian terlebih lagi joohyun?"

"A-aku juga tidak tahu pasti, yang ku lihat j-joohyun semalam hampir mati dikamarnya"

"Bagaimana bisa?!" Jerit suzy yang membuat wendy tersentak

"Yeobo tenanglah, apakah ada orang yang menjadi saksi?"

"A-aku tidak tahu, t-tapi kata joy semalam s-sungjae menelponnya dan memberitahu joohyun dalam bahaya"

2 minggu yang lalu, joy memang sudah mengenalkan teman-temannya kepada sungjae terlebih lagi joohyun karena sama-sama memiliki kemampuan supranatural

"Dimana mereka?"

"Pulang ke dorm, mereka bersiap-siap untuk sekolah" jinyoung menghela nafasnya

"Apa kau baik-baik saja?" Dengan ragu wendy mengangguk

"M-maafkan aku" lirihnya

"Hey kau kenapa menangis?"

"S-samchon...j-joohyun seperti ini karena aku...aku minta maaf" ucapnya sambil menunduk

"Kenapa kau menyalahkan dirimu?"

"Karena j-joohyun melindungiku dari h-hantu yang menginginkan w-wajahku"

"Bisa kau ceritakan lebih jelas lagi?"

Wendy mengangguk dan dia menceritakan kejadian siang itu secara detail

Jinyoung memijat pelipisnya, bisa-bisanya anaknya itu tidak menceritakan kejadian ini, bahkan pasca kejadiannya mereka sempat menghubungi satu sama lain lewat video call, tidak mungkin joohyun lupa kan sama kejadian yang baru saja dialaminya?

Jinyoung menghembuskan nafasnya, "gwenchana, ini bukan salahmu jadi jangan menyalahkan dirimu lagi,"

"Sekarang kamu boleh pulang ke dorm, bersiaplah untuk sekolah. Terimakasih sudah menjaga joohyun disini" jinyoung mengusap punggung wendy

"Maaf, tapi aku tidak bisa menjaga joohyun semalam~" lirih wendy

"Gwenchana wendy-ah, jja pulanglah satu jam lagi masuk sekolah, perlu aku antar?"

"Tidak perlu, samchon"

"Araseo pulanglah dengan taksi, ini uang ongkos untukmu" jinyoung menyodorkan uang 50.000 won

"Anniyo tid--

"Terimalah wendy"

"Kamsahamnida samchon" wendy membungkukkan badannya setelah menerima uang itu lalu pamit pergi

























Sekitar jam 9 pagi joohyun membuka matanya, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, pandangannya pun masih buram

"Sayang~" joohyun samar-samar mendengar suara ibunya

Invisible FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang