35

548 93 3
                                    

Hai, udah lama gak update hehe...





















* * *

Jisoo mengerjapkan matanya, hal yang pertama kali ia lihat adalah atap berwarna putih bersih

'aku dimana?'

'kenapa seluruh tubuhku rasanya sakit sekali?'

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan bernuansa putih itu

"Oh kau sudah bangun?"

"Aku dimana?" Tanyanya dengan suara parau

"Kau di rumah sakit, nona"

"Akhhh" jisoo memegang kepalanya yang dibalut perban

"Apa kau baik-baik saja?" Jisoo mengangguk

"Kenapa aku bisa ada disini?"

"Yang ku dengar, kau berkelahi dengan teman sekamarmu"

Jisoo berusaha mengingat kejadian semalam, tapi nihil dia tidak mengingatnya, yang ada kepalanya semakin sakit memikirkannya

'apa yang ku lakukan kepada joohyun?'

"Apa temanku baik-baik saja?"

"Sepertinya kondisi dia tidak sebaik yang ku pikirkan"

'sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku tidak mengingatnya?'

"Apa orang tuaku tidak datang ke sini, suster?"

"Maaf, tapi orang tuamu menitipkanmu padaku"

"Selalu saja seperti itu" jisoo menghembuskan nafasnya

"Gwenchanayo?"

"Tenang saja, aku sudah terbiasa"

"Aku ingin ke toilet" lanjutnya

"Biar ku bantu" suster itu memapah jisoo

"Sudah sampai sini saja, aku bisa sendiri"

"Apa kau yakin?"

"Neee aku yakin sekali" jisoo mengambil alih tiang infusnya

"Kepalaku di perban? Bekas tamparan sampai bibirku terluka?" Bingung jisoo melihat dirinya di cermin

"Akhh kenapa aku tidak mengingatnya?!"

"Nona, kau baik-baik saja?"

"Ah neee aku baik-baik saja" jisoo segera membasuh pipinya dan keluar

"Awww" jisoo memegang perutnya yang terbentur pintu

"Apa perutmu semakin sakit? Sini biar aku kompres lagi"

"Huh? Memangnya kenapa perutku?" Jisoo menyingkap baju pasiennya

"Memar juga?"

"Suster, kenapa kepalaku di perban?"

"Terdapat luka dan 10 jahitan di kepala belakang mu"

"Hmm aku ingin melihat temanku.."

"Aku tidak tahu temanmu telah sadar atau belum, tapi mari biar ku antar kan kau ke kamar inapnya" suster itu memapah jisoo

"Apakah jauh?"

"Hanya berjarak satu kamar"

"Yang itu?"

"Ne~"

"Bisa kau membiarkanku sendiri?"

"Araseo" suster itu pun pergi

Invisible FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang