Jangan lupa vote sebelum membaca
💛Happy reading💛
.
.
.Kenapa semuanya tampak bahagia, sedangkan aku nampak menderita~ Marsha aruni.
Bel pertanda istirahat pun berbunyi dengan sangat nyaring, semua siswa-siswi segera berhamburan menuju kantin, tak terkecuali dengan Marsha dan Manda yang masih saja di dalam kelas.
Marsha yang masih penasaran ada hubungan apa dengan Dion ingin menanyakannya. Tapi, ia tidak punya nyali untuk menanyakan hal itu apalagi ini hal yang privasi. Manda yang tahu bahwa Marsha melihat dirinya hanya menaikan satu alisnya. Marsha yang tahu tanda itu pun hanya menggeleng- gelengkan kepalanya saja, ia tidak berani menanyakan hal itu tapi di dalam hatinya ia sedikit penasaran akan hal itu. Marsha pun memberanikan diri untuk berbicara dengan Manda tapi ketika dia hendak berbicara.
"Sha lo di panggil tuh sama anak sebelah," ucap Fifi sekretaris kelas IPA 1.
Marsha segera bangkit dari tempat duduknya dan segera keluar. Tapi, ketika ia hendak keluar ada seseorang yang menarik pergelangan tangannya terlebih dahulu membuat tangannya merasa kesakitan apalagi orang yang menariknya adalah seorang cowok. Marsha tahu bahwa orang itu adalah Dion walaupun dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas tapi, Marsha yakin kalau orang itu adalah Dion, karena waktu kemarin malam Dion sudah mengirimkannya pesan untuknya agar bisa menemuinya di belakang sekolah.
Tapi, Marsha yang malas untuk menemuinya pun hanya membiarkan saja pesan dari Dion, dan sekarang lah ia berada di belakang sekolah bersama dengannya.
Dion langsung melepaskan tangan Marsha, seraya memasukkan kembali tangannya ke dalam saku celana.
"Mau ngomong apa?" tanya Marsha to the point Marsha sangat malas untuk berbasa-basi.
"Gue mau lo nurutin permintaan gue," ucap Dion dengan muka yang datar tidak menajamkan matanya lagi.
"Untuk?"
"Karena lo belum minta maaf."
"Kan gue udah minta pas waktu gue nabrak lo pas waktu itu," kesal Marsha sambil melipatkan kedua tanganya di atas dada.
"Kurang cukup."
"Kurang cukup kata lo? Gue harus minta maaf gimana lagi si sama lo," ucap Marsha menahan emosinya.
"Cukup lo nurutin dua permintaan gue, lo udah gue maafin."
"Gue gak mau," kekeh Marsha.
"Nggak ada penolakan," kekeh Dion juga.
"Ish, lo nyeselin banget si," kesal Marsha.
"Bodo amat."
"Ck, apa dua permintaan lo?" tanya Marsha yang sudah merasa sangat kesal.
Dion tersenyum senang ketika Marsha mau menuruti dua permintaanya, "rahasia, nanti juga lo tau sendiri," ucap Dion melenggang pergi meninggalkan Marsha yang masih mematung di sana.
Marsha tidak bisa lagi menahan emosinya pun menghentak-hentakan kakinya ke tanah. Orang-orang yang sedang ada di belakang sekolah langsung melihat Marsha dengan tatapan aneh, Marsha yang menyadari sudah menjadi pusat perhatian pun segera berhenti dan melenggang pergi dari sana.
🌼🌼🌼
"Lo abis dari mana Sha tadi pas bel istirahat?" tanya Manda yang sedang berjalan menuju parkiran bersama Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsha
Teen Fiction"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN." "Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala sebuah pukulan cambuk sudah melukai tubuhnya lagi dengan begitu kerasnya. "Saya tidak akan biarkan kamu ampun!" °°°°°°°° "Lo apaan si Man ngomo...