E M P A T

732 53 8
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca

💛Happy reading💛
.
.
.

Dinginnya seperti es batu yang di kutub utara, tapi entah kenapa aku suka dengan sikapnya~ Marsha aruni.

Suara petikan gitar menghiasi kamar Marsha, Marsha sangat suka dengan alat musik entah itu gitar dan piano. Marsha bisa memainkannya sewaktu ia kelas 7 SMP. Berkat di ajarkan oleh ayahnya, Ketika ia memainkan gitarnya ia sering kali teringat almarhum ayahnya yang selalu mengajarkannya bermain gitar ketika ia masih kecil.

"Sha ini megang senarnya salah harusnya megangnya bukan gitu," ucap Leon yang sedang mengajarkan putri kecilnya bermain gitar.

"Terus gimana pah?" tanya Marsha.

Leon mengambil alih gitar yang ada di pangkuan Marsha. "Harusnya gini," ucap Leon yang mengapitkan tangannya di ujung senar.

Setetes air mata jatuh di pipi indah Marsha, Marsha rindu sosok ayahnya ia rindu pelukannya, rindu dengan suaranya dan rindu tentang kebersamaanya. Andai waktu itu Marsha tidak egois pasti sekarang ayahnya akan masih ada di sampingnya.

Angin malam menghembus ke wajah Marsha yang sedang menangis, malam ini begitu indah seolah bulan dan bintang menamani kesendirian Marsha. Di balkon Marsha memainkan gitarnya sambil menyanyikan lagu virzha-tentang rindu, suara Marsha begitu pas dengan alunan petikan gitar.

                                🌼🌼🌼

"Yon, rumah lo kok sepi mulu si?" tanya Reyhan yang sedang berkumpul di rumah Dion untuk bermain ps.

"Udah biasa," jawab Dion yang masih fokus dengan ps nya.

"Biasanya ada bokap lo Yon," celetuk Koko di samping Dion yang sedang mengemil snack yang di belinya tadi di minimarket.

Dion hanya diam tentang pertanyaan Koko. Ia tidak niat menjawab pertanyaan Koko yang selalu membahas papahnya.

Reyhan dan Koko hanya saling pandang satu sama lain, Reyhan yang tahu akan hal itu langsung mengubah topik perbincangan mereka.

"Eh ... Yon, lo punya kenalan cewek nggak yang cantik-cantik," ucap Reyhan yang sudah mulai jiwa fuckboynya.

Dion menggelengkan kepalanya.

"Yah masa nggak punya si Yon, kan lo kan yang paling ganteng diantara kita."

"Berarti lo jelek dong Rey," Celetuk Koko yang dapat tatapan tajam dari Reyhan.

"Sembarangan lo, bilang gue jelek, orang gue ganteng kaya gini udah mirip kaya mano rios," ucap Reyhan percaya diri.

"Kalau mau mimpi jangan ketinggian nanti jatuh baru tau rasa."

"Bukannya puji teman, eh ini malahan jelekin teman, dasar teman laknat lo," kesal Reyhan yang bersamaan dengan ia kalah melawan Dion.

"Haha, lo kalah mulu deh kalau main sama Dion," ucap Koko dengan tawa kerasnya.

"Kalau lo mau hina gue mendingan lo pergi aja deh," Kesal Reyhan yang sudah naik ke ubun-ubun.

Koko hanya tertawa keras ketika melihat Reyhan yang sudah kesal dengannya. Dion yang melihat kedua temannya itu pun hanya menatapnya datar.

"Eh, gimana kalau kita nanti sabtu hangout kuy," ajak Koko.

Reyhan yang masih kesal dengan kelakuan Koko tidak menjawab pertanyaannya, Dion yang jarang sekali berbicara pun hanya mengedikan bahunya acuh.

MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang