💛Happy reading💛
.
.
.Kau tidak perlu khawatir, masih ada aku yang selalu menemanimu. Sama seperti mu yang selalu menemaniku kala aku merasa kesulitan"~ Manda lia putri.
Marsha terus menelusuri rak-rak buku perpustakaan satu demi satu, ya ketika ia menanyakan buku diarynya kepada Koko dia menjawab tidak tahu buku diarnya kemana, lantas ia langsung berinisiatif untuk ke ruang perpustakaan terlebih dahulu sebelum pulang sekolah. Tapi, saat ia kesana ia tidak menemukan buku diarynya di sana. Apakah ada orang yang megambil bukunya waktu kemarin?
"Permisi bu, waktu itu ibu liat nggak buku diary punya saya?" tanya Marsha ke penjaga perpustakaan yang sedang menjaga hari ini.
"Bukunya seperti apa ya?"
"Ciri-cirinya bukunya warna biru, terus ada tulisan di depannya diary," ucap Marsha menjelaskan kepada petugas perpustakaan itu.
Penjaga perpus itu mulai mengingngat-ingngat ciri-ciri buku itu, "oh iya waktu itu saya melihatnya ada di meja situ," ucap penjaga perpus itu menunjuk meja bundar berwarna putih yang berada di tengah-tengah.
"Oke bu, makasih." Ia pun menuju meja bundar tersebut dan mencari-carinya di setiap kolong meja. Tapi saat ia sudah mecari-carinya, masih tidak ada juga buku diarynya.
Marsha mengacak rambutnya frustasi, ia tidak ingin bukunya sampai hilang, itu adalah buku kesayangannya sejak kecil. Kenapa ia bisa seceroboh ini dengan bukunya.
Marsha menghela nafas panjang dan mulai mendudukkan bokongnya ke kursi, ia sangat pusing untuk mencari bukunya kemana lagi."Ini buku lo," ucap seseorang menyodorkan buku diary berwarna biru miliknya.
Seketika Marsha yang merasa pusing menjadi senang ketika melihat bukunya berada di hadapannya sekarang. Marsha mendongngak dan melihat Dion yang berada di sampingnya.
"Kenapa ada sama lo?" tanya Marsha yang langsung merebut bukunya kembali.
"Gue tadi nemu ini di buku-buku gue," ucap Dion seraya melepaskan earphonenya.
"Gue hampir stress gara-gara ini, dan lo nyembunyiin ini dari gue," ucap Marsha kesal.
"Gue kan nggak tahu, kalau itu buku lo," ucap Dion yang seketika membuat Marsha menjadi terdiam.
"Hehe, iya juga si ya. Tapi kan sama aja gara-gara lo buku gue ada nggak ada," ucap Marsha mengerecutkan bibirnya.
Dion yang melihat itu merasa gemas. "Iya maaf,"
"Oke, santai aja berkat lo buku gue udah ketemu, sebagai tanda terimakasih gue gimana gue traktir lo," ucap Marsha antusias.
Namun bukannya menjawab Dion malah menarik pergelangan tangannya, membuat si empu terkelonjak kaget.
"Hih, main tarik-tarik aja," kesal Marsha yang melihat Dion terus saja menariknya sampai ke parkiran.
Setelah sampai di parkiran, di sana sudah ada Koko dan juga Reyhan yang sedang menunggu Dion. Tapi, saat Koko melihat Dion di sana juga ada Marsha yang berada di sampingnya. Membuat hati Koko merasa kesal.
"Sha, bareng gue yuk," ajak Koko ketika ia sudah berada di hadapan Marsha.
Marsha sedikit bingung, awalnya sekarang ia mau meneraktir Dion dulu. Tapi, Koko tiba-tiba mengajaknya pulang bersama. Marsha melirik Dion, Dion hanya memasang wajah datarnya sambil bermain ponsel. Marsha yang melihat itu, segera membuka ponselnya dan mengetik sesuatu kepada Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsha
Teen Fiction"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN." "Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala sebuah pukulan cambuk sudah melukai tubuhnya lagi dengan begitu kerasnya. "Saya tidak akan biarkan kamu ampun!" °°°°°°°° "Lo apaan si Man ngomo...