D U A P U L U H S E M B I L A N

332 19 1
                                    

Happy reading
.
.
.

Gimana puasa kalian hari ini apakah lancar, apa udah ada yang bolongnya?

Menurut kalian buka puasa paling enak pakai apa?

Hmm, walaupun ga ada orang yang baca cerita aku si wk wk wk. Tapi, jangan putus semangat teruslah kejar mimpi itu setinggi mungkin. Karena usaha dan doa tidak akan pernah menyiayiakan hasil, percayalah pasti suatu saat nanti kamu akan bisa berdiri dengan cara mu sendiri, semangat untuk kalian semua yang sedang berjuang🤗

Kadang hidup itu penuh dengan kejutan, kita tidak pernah tau masalah dan kebahagiaan akan datang di hari yang mana, tahun yang mana, detik yang keberapa, menit yang keberapa.

Setelah mengantarkan Marsha ke rumah, Dion langsung mengendarai motornya menuju rumah sakit. Dimana seseorang yang selalu ia sayangi dari hidupnya berada disana.

Ketika sudah sampai, Dion bisa melihat seorang gadis cantik sedang terlelap dalam tidurnya, wajahnya sangat damai sekali ketika tidur. Tapi, di balik semuanya ada raut wajah sangat terluka di dalamnya, ia tidak bisa harus melihatnya terus begini.

"Gue udah kabulin permintaan lo. Gue harap lo jangan lakuin kaya tadi lagi," lirih Dion seraya mengenggam tangan gadis itu dengan sangat erat. Seolah-olah tidak ingin gadis itu untuk pergi lagi dari hidupnya. Dion sangat menyanginya melebihi dari apapun di dunianya.

"Yon," ucap Manda ketika melihat Dion sudah datang ke sini.

"Plis, jangan pergi."

"Gue nggak akan pergi, makasih udah ngabulin permintaan gue," ucap Manda membalas genggaman tangan Dion, menatapnya begitu dalam seperti dahulu kala ia bertemu dengannya. Sahabat yang selalu mengaggapnya melebihi dari apapun. Manda sayang sama Dion, begitu pun sebaliknya. Tapi, perasaan itu hanyalah sayang kepada sahabatnya saja tidak lebih.

"Lo udah makan?" tanya Dion ketika melihat nakas masih ada bubur yang belum di habiskan.

Manda menggeleng.

Dion yang melihatnya langsung menyentil jidat Manda dengan jarinya, membuat Manda meringis kesakitan.

"Kok di sentil si," ucap Manda seraya mengelus-ngelus jidatnya yang terasa sakit.

"Makan Man, dari pagi lo belum sempat makan."

"Suapin," rengek Manda dengan manja. Dion pun langsung membawa buburnya ke tangannya seraya menyedokkan sesuap bubur ke dalam mulut Manda.

"Gimana keadaan lo, udah membaik?" tanya Dion ketika melihat wajah Manda masih pucat, dan perban yang ada di pergelangan tangannya masih ada bercak darah disana.

"Lumayan," ucap Manda seraya mengunyah buburnya.

"Jangan ngelakuin hal-hal gitu lagi, bisa stress gue liatnya," kesal Dion, yang membuat Manda terkekeh kecil.

"Iya siap bos."

"Emm, Yon keadaan om Dito gimana?" tanya Manda yang tidak pernah menjenguk om Dito akhir-akhir ini.

"Masih belum ada perkembangan Man."

"Kalau gue boleh tahu, kenapa om Dito sampai bisa ke rumah sakit?" tanya Manda hati-hati seraya menatap manik mata Dion yang terlihat sangat lelah.

MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang