Happy reading
"Ketika tawamu membuatku sadar bahwa aku tidak pantas untuk tetap bersamamu Sha."
~ Dari Koko untuk Marsha~Tepat pukul jam 10.10
Mendadak suasananya menjadi ramai. Seperti sebelum-belumnya bahwa papan pengumuman di SMA Kanianegara selalu sepi pengunjung setiap harinya. Di lirik pun tidak, walau ada beberapa banyak cerita dan pengumaman yang tertempel di mading berlapis kaca tebal itu masih saja tidak ada yang melihatnya. Dan entah kenapa hari itu jam itu detik itu semuanya berubah drastis.
Mading tiba-tiba menjadi ramai seketika, oleh sebuah tempelan kertas bertuliskan kata-kata yang sepatutnya tidak di tempelkan di sana. Baru saja Marsha sembuh dari lukanya tapi kenapa lukanya kembali basah saat membaca tulisan tersebut.
4 kalimat yang mampu membuat hatinya hancur sekeping-kepingnya. Dadanya kembali bergemuruh hebat dua kali lipat, dadanya yang sudah kembali sembuh seketika berubah menjadi nyeri.
"Nggak nyangka gue jadi selama ini Marsha korbannya," celetuk salah seorang gadis berponytail tepat di sampingnya.
Cukup sudah kesabaran Marsha, ia tidak bisa membendung air matanya lagi yang sudah mengalir deras di pipinya. Seperti sebuah sungai yang jebol, seperti itulah Marsha sekarang.
"Sha," panggil Caca menatap sendu. Saat membaca kertas yang tertempel di strofom mading, ia tidak menyangkan bahwa selama ini-- ah mengatakannya saja seolah sulit untuk keluar dari mulutnya.
Kata-kata itu sangat tidak di percayai oleh akalnya, ia kira selama ini dia orang baik. Mencintainya tulus seperti Marsha mencintai sosok laki-laki itu, tapi kenapa kenapa sangat susah untuk mencintai seseorang? Kenapa ketika kebahagiaan harus remuk oleh kenyataan?
Marsha tau bahwa dirinya tidak patut untuk di cintai olehnya. Seharusnya ia sadar bahwa dunia ini keras, banyak orang-orang yang selalu melukainya secara diam-diam. Tapi kenapa ia sangat begitu percaya dengan sosok laki-laki yang terus mengisi hatinya selama ini. Walaupun dia tidak memiliki hubungan lagi dengannya, tapi kenapa selalu ada sedikit ruang di hatinya. Sebegitu kah dia mencintai-- brengsek yah brengsek sebutan yang pas untuk laki-laki itu.
Dion itu seorang pengkhianat.
Melukai hati Marsha demi gadis lain.
Demi janjinya dengan gadis lain, dia rela memutuskan hubungan dengannya.
Dan satu hal lagi selama berpacaran ia tidak mencintainya, itu hanya sebuah keterpaksaan saja.4 kalimat bersama satu fotonya bersama gadis lain yang tidak jelas siapa wajah gadis yang sedang berada di rumah sakit itu. Mampu membuat mading pagi itu seketika gempar.
Koko dan Reyhan yang baru saja datang ke sekolah seketika langsung menerobos masuk ke kerumunan, dan ketika keduanya membacanya ia merasa tercekat dan tidak percaya dengan informasi yang berada di mading itu. Setahunya Dion adalah sosok teman yang baik kepada kedua temannya, dan entah kenapa rasanya ini bukan perbuatan Dion yang ia kenal.
"Siapa yang taruh kertas itu di sana? Siapa!?" bentaknya menatap semua orang dengan kilat mata yang memerah.
Koko berusaha menghentikkan emosi Reyhan yang tak terkendali. Sebodoh-bodohnya Reyhan dalam pelajaran, Reyhan tetap nomer satu soal pertemanan.
Semua orang hanya terdiam, menggelengkan kepalanya tidak tahu. Pasalnya kertas itu tiba-tiba tertempel di mading pagi-pagi buta. Fika siswi yang selalu datang paling pagi pun tidak tahu menahu siapa yang menempel kata-kata itu di mading.
"Anjing! Ini nggak benar," Reyhan segera merobek seluruh kertas menjadi dua bagian, ia sangat muak dengan pelaku yang semena-mena menjatuhkan nama Dion yang tidak-tidak. Ia berjanji jika tulisan itu tidak benar adanya ia akan mencekik orang itu hidup-hidup. Biarkan orang lain mengatakannya kejam, karena yang lebih kejam adalah orang menyebarkan informasi yang tidak benar. Seperti kata pepatah fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsha
Teen Fiction"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN." "Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala sebuah pukulan cambuk sudah melukai tubuhnya lagi dengan begitu kerasnya. "Saya tidak akan biarkan kamu ampun!" °°°°°°°° "Lo apaan si Man ngomo...