E M P A T P U L U H L I M A

292 18 2
                                    

Happy reading

Bukan cinta saja yang harus ada dua rasa, tapi indahnya sunset yang berwarna jingga pun harus ada dua warna yaitu merah dan kuning~Marsha.


Devi yang sudah terbangun sejak dari pagi tidak melihat ada keberadaan bi Jumi didapur, pasalnya setiap pagi bi Jumi akan selalu memasak untuk sarapan. Devi pun mencoba untuk ke kamar bi Jumi dan ketika ia melihat kamarnya ia tidak melihat ada bi Jumi disana.

"Mah, mamah kenapa disitu?" tanya Salsa menatap mamahnya.

"Oh itu mamah lagi nyari bi Jumi, kok nggak ada ya."

"Fisa juga nggak ada mah dikamarnya," ucap Salsa seraya mengelus-elus rambut boneka barbienya.

"Nggak ada?" beo Devi.

"Iya, nggak ada," ucap Salsa lagi.

"Mah, Salsa mau keluar dulu bosen kalau di rumah," ucap Salsa pergi meninggalkan Devi sendirian disana.

Di rumah sakit Marsha sedang bersiap-siap untuk pulang, sebelum pulang Marsha harus menebus dahulu obat ke apotek.

"Biar bi Jumi aja yang nembus, non Marsha tunggu disini aja," ucap bi Jumi yang diangguki oleh Marsha.

Sembari menunggu bi Jumi menebus obat, Marsha pun duduk dikursi besi.

Sebelum berangkat ke sekolah Dion selalu mengunjungi rumah sakit, melihat keadaan papahnya. Ketika ia berjalan dilorong rumah sakit, ia melihat ada seseorang gadis yang mirip sekali dengan Marsha.

"Orang itu kok mirip banget sama Marsha ya," gumam Dion seraya berjalan lebih dekat dari gadis itu. Pasalnya ia hanya bisa melihat punggungnya saja dari belakang.

Ketika ia hampir dekat dengan gadis itu, tiba-tiba gadis itu bangkit dari duduknya membuat Dion yang ingin mendekatinya sontak menjadi terhenti.

"Cuman perasaan aku aja kali, mana mungkin Marsha ke rumah sakit."

🌼🌼🌼

"Bi, udah nembusnya?" tanya Marsha menghampiri bi Jumi diapotek. Pasalnya Marsha sangat bosan sekali duduk disana, tidak ada orang yang diajak ngobrol, apalagi ponselnya tidak dibawa.

"Eh, udah-udah kok non yuk kita pulang," gugup bi Jumi yang melihat tiba-tiba ada Marsha dibelakangnya.

"Kenapa gugup gitu bu. Aku nggak kenapa-napa kan?" tanya Marsha menatap curiga.

"Enggak non, non nggak kenapa-napa kita pulang aja ya," ajak bi Jumi menggandeng tangan Marsha untuk keluar.

🌼🌼🌼

Marsha sudah siap dengan seragamnya, walaupun bi Jumi tadi sempat melarangnya untuk ke sekolah karena masih sakit. Tapi, Marsha tetap Marsha ia tidak mau sampai ada pelajarannya tertinggal. Sesampainya disekolah Marsha melihat sekeliling, menatap orang-orang yang terlihat asik mengobrol dengan teman-temannya, ia rindu dengan Manda yang biasanya selalu mengajaknya untuk mengobrol sebelum bel berbunyi. Tapi, itu hanya haluannya semata ia pasti tidak akan pernah bersatu kembali dengan Manda.

Sekarang Marsha harus bisa sendiri, ia tidak beloh bergantung kepada orang lain. Karena ia tidak mungkin akan bergantung selamanya ke satu orang itu.

Seperti biasanya ketika ia berjalan dikoridor pasti selalu ada orang yang selau mengomonginya dari belakang, menatapnya tidak suka seperti dirinya sampah yang berbau busuk. Marsha sudah biasa dengan itu, semenjak kejuaraan olimpiade semua orang membencinya dan sekarang pun orang-orang masih membencinya.

MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang