E M P A T B E L A S

422 25 1
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca

💛Happy reading💛
.
.
.

Kenapa hati gue seakan sakit, ketika dia mulai menyukainya~ Dion adistriawan.

Cuaca hari ini begitu terik, pas dengan pelajaran olahraga di kelas 11 IPA 1. Para siswa-siswi mendengus kesal karena pelajaran olahraganya kebagian jadwal siang. Gimana tidak kesal coba, olahraga disiang bolong begini.

"Assalamualaikum anak-anak, disini bapak mau tes kalian untuk lari jarak pendek," ucap pak Buji membuka pertemuan.

Semua siswa-siswi makin mendengus kesal, apalagi pak Buji menyuruh siswa-siswi untuk berbaris di lapangan.

Pak Buji pun mulai mengabsen murid-muridnya satu persatu. Semua anak pun mengacungkan tangannya ketika namanya di panggil. Setelah acara pengabsenan selesai, semua anak-anak menghambur ke tempat yang teduh di dekat pohon, dan mengamati teman-temannya yang mulai berlari.

Dada Marsha berdetak lebih cepat ketika nama teman-temannya mulai di panggil satu persatu. Dada Marsha tiba-tiba merasa sakit lagi, lantas Marsha terus saja memegangi bagian dadanya yang berdenyut nyeri. Manda yang sejak tadi hanya fokus melihat teman-temannya berlari pun tidak menyadarinya.

Saat sudah beberapa temannya berlari, kini giliran abjad huruf M yang berlari. Karena absen Manda dan Marsha sangat berdekatan. Jadi, mereka akan berlari berdua seperti teman-temannya tadi.

"Sha, tinggal bagian kita yang lari," seru Manda menengngok ke arah Marsha. Untung Marsha sudah tidak merasa sakit lagi dadanya.

Marsha tersenyum mengangguk dan mulai berdiri untuk menuju garis start, pak Buji pun mulai memberi instruksi untuk ancang-ancang sebelum berlari. Mereka mulai mengambil ancang-ancang dengan melangkahkan kaki kirinya ke depan dan menekuknya. Kaki kanannya di letakkan di sebelah kaki kiri dan di beri jarak satu kepal. Setelah itu kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan ibu jari terpisah dan empat jari lainnya merapat atau seperti membentuk huruf V. Lalu Luruskan kedua tangan dan fokuskan pandangan ke depan. Dan..

Prittt...

Bunyi pruit pun berbunyi, Marsha berlari lebih unggul dari Manda hanya berjarak beberapa centi saja dengannya. Semua orang mulai menyoraki mereka. Suara tepuk tangan mulai menggema dengan keras di kuping Marsha dan Manda, ketika mereka hampir ke garis finish.

Tetapi saat Marsha sudah sampai menuju ke garis finish, tiba-tiba jantungnya berdetak lagi dengan sangat cepat. Marsha terus mencoba menahan itu dan kembali lagi melanjutkan larinya yang mulai tertinggal jauh dari Manda. Dan akhirnya setelah beberapa detik tertinggal jauh, Marsha sudah bisa unggul lebih jauh dari Manda.

Nafas kedua remaja itu mulai naik turun.

"Lo hebat Sha," ucap Manda menepuk bahu Marsha yang sudah berhasil ke garis finish terlebih dahulu.

"Lo lebih hebat Man," rangkul Marsha tersenyum hangat ke arah Manda. Manda membalas senyuman Marsha dan mereka pun mulai duduk kembali ke tempat semula.

Jam pelajaran olahraga pun selesai, semua anak-anak berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi tenggorokannya yang mulai kering.

MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang