Udah hampir dua bulan ga ngetik..
Kangen ga?^Happy reading^
Bukan untuk di ingat apalagi di kenang. Cukup hanya mendoakan yang terbaik saja sudah cukup membuatku senang.
Bian
Nanti gue bawa buku gue ya, supaya lo ngerti gimana2 nyaManda
Eh gpp bian, makasih yaBian
Gpp kok, malahan gue seneng bisa di pinjem buku sama orang cantik kaya loManda
Bisa aja lu😂😭***
Manda
Bian nanti pulang sklh, lo dateng yaBian
Pasti Man, tunggu ya...Manda
Bian lo kok ga dateng? Lo kemana BianBian
Bentar lagi gue nyampe...
Tunggu sebentar ya..
Kalau gue lama, berarti waktu gue udah habis..
Gue sayang sama lo Man selalu..Manda
Gue juga sayang sama lo kok banget malahan, kaya kakak gue sendiri
Lo ngomong apa si Bian?
Bian lo dimana?
Lo gpp kan?
Gue kangen lo?
Gue beliin bola basket deh janji, lo kan pengen bola basket dari gue kan
Bian lo dimana Bian, jgn buat khawatir gue deh(Read)
Pagi itu adalah pagi di mana semuanya menjadi hancur, ketika seseorang pergi dan tidak akan kembali untuk selama-lamanya. Kepergian yang tidak akan pernah bisa kembali lagi ke dunia. Manda merasa hidupnya benar-benar hancur saat itu, ketika semua orang yang ia sayangi harus pergi begitu cepat. Di sinilah ia sekarang di pusaran liat lihat yang baru beberapa hari ini terlihat baru dengan beberapa bunga-bunga yang bertaburan di atasnya, ini adalah hari ke tujuh kepergian Satya Bian Adiwinata. Laki-laki hebat yang ia kenal dengan caranya sendiri, laki-laki yang selalu menyembunyikan luka dan kesakitannya dari semua orang.
"Bi, lo kok ninggalin gue. Lo tau gue nggak punya siapa-siapa lagi selain lo Bi? Lo tahu kan gimana hancurnya keluarga gue, gue kesepian Bi cuman lo yang selalu ada buat gue tapi kenapa lo ninggalin gue sendirian."
"Kata lo, lo nggak akan ninggalin gue. Lo bohong Bi, lo ninggalin gue sendirian di dunia sebesar ini yang jahat." Lagi-lagi air matanya keluar dengan sendirinya, hatinya begitu hancur kala mengetahui Bian sudah tidak ada lagi di dunia ini. Kepergiannya membawa luka mendalam baginya, orang yang satu-satunya selalu menjadi penyemangat hidupnya selama ini kini pergi untuk selama-lamanya.
"Lo jahat Bi, lo kenapa nggak bilang sama gue kalau lo sakit selama ini. Kenapa lo tutupin semuanya dari gue Bi, sebegitukah lo nggak percaya tentang gue Bi," Manda tersenyum kecut kala mengingat kembali kenangan-kenangannya bersama Bian, ketika pertemuan yang tidak sengaja membawanya ke dalam pertemuan yang amat berharga.
Manda rindu suaranya, suara yang begitu menjadi penyemangat hidupnya saat ini. Di mana semua orang membuangnya di sinilah ia menemukan arti kebahagiaan dan kehidupannya bersama Bian. Bian lah yang membawa sejuta kebahagiaan untuknya, ketika dunianya sedang bersedih, Bian lah yang selalu memberikan sejuta kebahagiaannya.
"Di saat semua orang membenci gue, di sana lah lo yang nggak membenci gue sama sekali. Kadang gue aneh sama lo Bi, kenapa lo selalu baik ke gue. Apa karena lo kasihan sama gue Bi saat itu? Atau lo benar-benar tulus sama gue Bi? Jawab semuanya Bi jawab, gue butuh semua jawaban lo," ucapnya tersenyum kecut, matanya mulai mengabur bersamaan dengan setetes hujan yang mulai turun membasahi bumi dengan derasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsha
Fiksi Remaja"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN." "Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala sebuah pukulan cambuk sudah melukai tubuhnya lagi dengan begitu kerasnya. "Saya tidak akan biarkan kamu ampun!" °°°°°°°° "Lo apaan si Man ngomo...