"Let me show my skill, clowns" batin win.
Ke empat orang itu langsung maju bersamaan hendak menyerang win, mereka merasa dipermainkan hanya karena seringaian bocah itu.
Baru saja beberapa pukulan dan tendangan yang ia layangkan ke empat pria itu sudah babak belur.Tidak, bukan win yang membuat mereka seperti itu, melainkan seorang pria yang entah kapan dan darimana datangnya tiba-tiba menyerang mereka dengan membabi buta.
" apa masih kurang?".
Ke empat orang itu langsung lari tanpa mempedulikan niat awal mereka.
Sementara win masih terdiam di belakang pria itu.
Sial, apa apaan orang ini, padahal dia baru akan memulai untuk bersenang-senang.
Namun dengan seenaknya dia menghabisi semua mainan nya dalam sekejap."Hey, kau tak apa anak manis?"
Pria itu langsung menghampiri win yang masih mematung. Baru saja ia hendak mengeluarkan sumpah serapah pada pria di depannya namun seketika lidah nya kelu, entah kenapa ia sendiripun tidak mengerti.
Ia hanya mengangguk singkat dan langsung memalingkan wajahnya hendak kembali masuk ke dalam mobil."Hey kau tidak ingin berterimakasih kepada ku anak manis?".
Sontak saja itu membuat win menghentikan langkahnya, baiklah mungkin ia memang seharusnya berterimakasih. bagaimanapun ia harus tetap menghargai niat baik pria tersebut.
"Terimakasih tuan".
Ucapnya singkat disertai dengan senyuman untuk sekedar memberi kesan formal.
Pria itu hanya membalas dengan senyuman yang menawan. Oh tidak, bahkan ini sangat menawan. Garis rahang yang terpahat sempurna dan mata yang tajam serta teduh secara bersamaan bak serigala. Sial, kenapa win tak bisa mengalihkan pandangannya barang sedetik, rasanya pemandangan di depannya ini sangat sayang untuk di lewatkan.
"Malam malam begini kau mau kemana anak manis?". Interupsi pria itu seketika membuyarkan win dari speechless mode nya.
"Kau sendiri mau kemana malam-malam seperti ini sendirian tuan?"
Win menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi.
"Ban mobilku pecah tak jauh dari sini dan aku sedang menunggu asisten ku kemari, Karena aku bosan aku berjalan untuk melihat lihat sekitar dan selanjutnya, kau tau sendiri apa yang terjadi". Jelas pria itu dengan detail.
"Hey, kau tak menjawab pertanyaan ku tadi anak manis!".
Ah, rupanya dia sadar. " Aku mau pulang ke rumah". Balas win sekedarnya.
" kalau begitu silahkan pulang, tidak baik malam-malam diluar terlalu lama anak manis".
"Hey kenapa kau selalu menyebutku anak manis?!".
"Karena kau memang manis". Jawabnya santai.
Win menghela nafas pelan.
"Baiklah terserah kau saja aku mau pulang. Apa kau yakin bisa ku tinggal sendiri disini?".
Entah kenapa ia merasa tak enak hati meninggalkan orang yang telah menolongnya sendiri, ya meskipun memang sebenarnya ia tidak perlu ditolong. Lelaki itu menjawab dengan sebuah anggukan mantap.
"Kecuali jika kau mau mengantar ku pulang" lanjutnya.
"Baiklah" tukas win santai.
Entah apa yang ada di otaknya saat ini, apa yang menuntunnya untuk melakukan hal yang sama sekali tidak menguntungkan nya.
"kau mau mengantarku?"
Win mengangguk
"bagaimana dengan orang yang menjemput mu?"
"Akan ku urus nanti".
Sepanjang perjalanan keduanya hanya saling diam tanpa ada yang berniat memulai pembicaraan.
"Kau mau ku antar kemana?"
Tanya win memecah kegeningan, Tentu saja ia bingung harus melajukan mobilnya kemana.
Dengan seenaknya pria itu mengutak atik gps yang ada di mobil win."Ikuti saja disitu".
Win mengangguk.
"Namamu siapa anak manis?"
"Win"
"Hanya itu?"
"Memang kenapa?"
"Tak apa, namamu irit sekali. Namaku bright vachirawit, Panggil aku phi bright". Jelasnya disertai senyuman.
Win mengernyit heran.
"Kenapa aku harus memanggil mu phi?"."Oih, kau ini orang baru di Thailand atau bagaimana si, tentu saja karena aku lebih tua dari mu jadi kau harus memanggil ku phi.. kau paham anak manis?".
" siapa yang mengatakan kau lebih tua dariku? Aku tidak pernah bilang".
Sedangkan bright hanya mengangkat bahunya tak acuh.
Win menghela nafas pelan.
"Baiklah PHI aku akan memanggilmu seperti itu. Dan berhentilah memanggil ku anak manis! Itu menjijikan".Sedangkan lawan bicaranya hanya terkekeh pelan.
"Lalu kau mau ku panggil apa? Nong win? Winnie?"."Panggil aku win".
"Oh baiklah, nong win".
Win memutar matanya malas. terserah lah, ia tak ingin berdebat lagi dengan pria ini. Mungkin terkesan cuek, tapi win memang bukan tipe orang yang banyak bicara dengan orang baru, sangat berbeda jika berhadapan dengan orang yang dekat dengannya.
Win menghentikan mobilnya tepat di depan apartemen yang cukup megah di bangkok. Ralat, bahkan sangat megah.
"Kau tinggal di apartemen ini?".
Bright mengangguk."Masukkan saja mobilmu di parkiran nong win, Menginaplah karena sudah larut!".
"Apa itu tawaran?"
"Bukan, itu perintah."
"Cih, kau siapa berani memerintah ku".
Meskipun menggerutu namun win tetap menuruti apa yang pria itu katakan. Entahlah apa yang terjadi padanya, seolah semua yang pria itu katakan mengandung magis yang membuat win selalu mematuhinya.
Say hay dulu buat mas nur kang buchennn nya iwin😌
Khop khun kha buat yg udh baca dan udh vote...
~05022021~
KAMU SEDANG MEMBACA
my universe
FanfictionWARNING!! BXB Kau akan dalam bahaya jika berada di sisiku. Sudah ku katakan, aku menyukaimu dan itu artinya aku menyukai dan menerima segala hal yang ada padamu. Dan aku akan menerima apapun konsekuensinya. - homophobic gausah baca yah 🙏 Kalo mau...