Hari ini pun sama seperti sebelum sebelumnya, bangun di pagi hari dan bersiap untuk berangkat menuju perusahaannya. Ia sudah siap untuk melakukan semua pertemuan yang sudah di atur oleh sekertaris sekaligus asisten pribadinya. Sebenarnya sejak dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah dari bright, ia masih tinggal sendiri di apartemen nya dan menolak untuk tinggal di rumah utama.Sejak masih berada di bangku kuliah ia memang sudah tinggal sendiri dan hanya sesekali pulang kerumah. Semua berjalan normal hingga setelah kejadian itu ia semakin enggan menginjakkan kakinya dirumah. Semua bermula saat perusahaan yang ia bangun mulai dikenal oleh khalayak umum dan diberitakan dimana mana. Tentunya sebagai seorang ceo sekaligus pemilik tunggal perusahaan itu, namanya juga turut menjadi pembicaraan hangat media masal.
Termasuk kehidupan pribadinya, saat itu beredar rumor bahwa ia adalah seorang gay karena tidak pernah terlibat skandal kencan dengan gadis manapun. Dan pada suatu konferensi, ia memberikan klarifikasi akan hal itu, dengan membenarkan berita yang selama ini dipertanyakan oleh banyak orang. Bahwa ia adalah seorang penyuka sesama jenis, ia fikir lebih baik mengakuinya sekarang karena suatu saat nanti sesuatu yang disembunyikan tetap akan terungkap pada akhirnya.
Tentu saja hal itu membuat kedua orang tuanya syok, mungkin saja mereka kecewa namun sang ibu tetap memahaminya. Hal itu tak merubah sedikit pun kasih sayang dan perlakuan sang mama terhadapnya, hanya saja hal itu tak berlaku pada sang ayah. Pria paruh baya itu benar-benar marah mendengar berita tersebut, sejak saat itu hubungan kedua nya tidak terlalu dekat bahkan terasa canggung.
Meskipun demikian, Bright tahu jika sang papah tetap menyayanginya. Mungkin ia hanya kecewa dan Bright pun bisa memaklumi nya, buktinya Bright masih diberi sebagian besar saham dari perusahaan yang di pimpin sang papah. Mereka hanya terlalu canggung untuk berkomunikasi satu sama lain.
...
"Ada berapa pertemuan menjelang jam makan siang?"
Tanya bright pada seorang wanita yang tampak anggun dan menawan. Namun sayangnya, sikap asli wanita itu tak seanggun penampilannya.
"Hanya ada tiga pak tapi sepertinya akan memakan waktu cukup lama karena ketiganya membahas tentang kontrak kerjasama yang baru saja akan kita bangun. Dan projek ini termasuk ke...".
Belum sempat film melanjutkan penjelasannya namun Bright sudah menyelanya.
"Aku sudah tahu nong, tak usah dijelaskan".
Ia hanya memutar bola matanya malas, bosnya ini memang selalu menguji kesabaran nya.
"Cih, kau selalu bersikap seolah tahu segalanya. Tapi kau selalu menghubungiku saat membutuhkan sesuatu diluar jam kerja".
Biarkan saja ia bersikap semaunya, saat ini ia sedang kesal pada atasannya itu. Sebenarnya film adalah orang yang profesional, ia bisa mengatur sikapnya dilingkungan kerja dan kehidupan pribadinya. Tapi jika Bright sendiri yang mengawali berinteraksi sebagai orang dekatnya seperti tadi memanggilnya dengan Nong, maka dengan sangat senang hati ia akan membuang formalitas dan penghormatan nya kepada sang atasan .
"Karena kau adalah sekertaris sekaligus asisten pribadiku".
"makanya phi, kau itu harus mencari pasangan yang bisa mengatur keperluan pribadimu. Huh kau benar-benar merepotkan, saat itu kau menelpon ku tengah malam hanya untuk membelikan mu kopi di caffe yang tepat berada di depan apartemen mu. Padahal tempat ku sudah jelas lebih jauh jaraknya".
Film terus mengoceh panjang lebar, mengeluh tentang perilaku atasannya ini.
"Itu bukan tengah malam, itu pukul sembilan jika kau lupa".
KAMU SEDANG MEMBACA
my universe
FanfictionWARNING!! BXB Kau akan dalam bahaya jika berada di sisiku. Sudah ku katakan, aku menyukaimu dan itu artinya aku menyukai dan menerima segala hal yang ada padamu. Dan aku akan menerima apapun konsekuensinya. - homophobic gausah baca yah 🙏 Kalo mau...