HAPPY READING..
Win masih setia menatap pemandangan indah yang paling ia suka. Nampaknya kelopak indah itu belum ada tanda-tanda akan terbuka. Ia mengusap pipi Bright sepelan mungkin, takut jika sentuhan nya akan membuat pria itu terjaga dari tidurnya.
Perutnya masih terasa lapar, bahkan sekarang semakin lapar. Tapi ia harus menahannya sebisa mungkin, ia tak ingin membuat Pria tampan ini tidurnya terganggu karenanya.
Entah mengapa sepertinya Tuhan memang sangat berpihak kepada Metawin. Beberapa saat setelahnya, Bright terbangun dan tentu saja ia sedikit terkejut mengetahui fakta jika win sudah sadar.
"Kau sudah bangun Winnie?"
"Apa kau haus?"Bright menanyakan hal itu dengan refleknya yang langsung menggenggam lembut tangan win.
'winnie?' win tertegun sejenak, bahkan setelah sekian lama berlalu dan setelah Win mencampakkan dan meninggalkan luka untuknya sejauh ini, Bright masih begitu peduli padanya dan tetap memanggilnya dengan sebutan itu.
Sejujurnya hal ini sedikit memalukan untuk diakui. Tapi, Win benar-benar menyukai saat dimana Bright memanggilnya dengan sebutan Winnie ataupun bunny. Win harus menerima kenyataan jika seorang Metawin yang Manly, pemberani dan serba bisa itu akan lenyap seketika saat ia bersama dengan Bright. Hanya akan ada Nong Win, Winnie dan Bunny. Mungkin sesekali Bright akan menyebutnya Metawin tapi biasanya hanya saat dalam beberapa kondisi tertentu ataupun dalam konteks teguran untuknya.
Win menjawab pertanyaan Bright dengan mengangguk antusias.
"Phii baii aku lapar.."
ujarnya dengan suara manja dan dibuat seolah ia adalah seorang yang sangat lemah dan haus kasih sayang. Jika anggota the Zucker lain melihatnya, mungkin mereka akan mual dan dengan senang hati menggeplak wajah tampannya.
Bright tersenyum. Tentu saja ia sangat bahagia bukan? Ini benar-benar Metawin nya, metawin yang ia kenal, metawinnya yang nakal dan selalu menggemaskan dimatanya. Apapun itu yang terjadi di masa lalu dan masa depan nanti, Bright tidak peduli selama Metawin disisinya saat ini. Adapun kedepannya, ia akan berusaha semaksimal mungkin agar Metawin tak lagi pergi darinya.
"Akan ku buatkan bubur, kau tunggu sebentar disini".
"Aku tidak mau bubur".
Win menggeleng cepat.
Sial. Tuhan, mengapa dia sangat menggemaskan dimata Bright.
"Lalu apa yang mau mau?"
Win tampak berfikir sejenak sebelum menjawab.
"Carbonara".
Orang sakit macam apa yang ingin makan carbonara? Meskipun begitu, Bright tetap mengangguk menyetujuinya.
"Baiklah tunggu sebentar disini".
"Aku ikut".
"Kau harus istirahat dengan penuh".
Win menggeleng.
"Aku ingin melihatmu memasak phi.." rengeknya.
"Diam dan tunggu disitu!" Serunya pelan namun penuh penekanan.
Kalimat pendek dan sederhana itu sudah cukup untuk membuat Win terdiam pasrah dan akhirnya patuh.
...
Sepiring carbonara dengan potongan sosis kecil yang cukup banyak sebagai topping nya. Ya, ini adalah kebiasaan Win yang sudah dihafal di luar kepala oleh Bright. Win selalu menambahkan topping potongan sosis diatas makanan pokoknya.
Win hanya menatap sepiring makanan yang tersaji di meja kecil di hadapannya. Sedangkan Bright? Ayolah sejak selesai memasak tadi yang Bright lakukan hanyalah duduk dan tersenyum manis sembari terus memandangi dunianya yang telah kembali.
"Phi baii.. apakah aku tidak akan disuapi?" Rengek Win.
Ayolah siapapun tolong sadarkan bayi besar ini. Sepertinya urat malunya memang sudah benar-benar hilang, Namun untungnya ia memiliki pria yang begitu sabar dan perhatian padanya. Bright bucin vachirawit itu tentu akan selalu mengikuti apapun kemauan kekasihnya. Ralat, ingatkan mereka jika hubungan mereka saat ini hanyalah sebatas mantan kekasih.
Win senang? Tentu saja iya. Mengapa tidak? Hidupnya terasa begitu sempurna saat ini. Bahkan kini ia melupakan fakta bahwa mungkin saja saat ini anggota the Zucker sedang kualahan untuk mencari keberadaan nya. Ia bahkan tidak memikirkan kemungkinan bahwa Namtaan, Mew dan yang lainnnya pasti akan sangat mengkhawatirkan keadaanya karena belum mendapatkan kabar sama sekali darinya.
Setelah selesai acara makan dengan disuapi pujaan hati itu berakhir, Bright meminta Win untuk kembali beristirahat. Sesuai dugaannya, Bright tidak akan banyak bertanya mengenai darimana luka yang ia dapatkan. Bahkan Win sendiripun tidak berani untuk menanyakan mengenai siapa yang mengambil peluru yang sebelumnya melukainya. Karena sudah pasti jawabannya adalah 'dokter'. Win takut jika ia mengungkitnya, itu akan semakin memicu rasa penasaran Bright mengenai asal-usul lukanya.
Win meminta Bright untuk tidur disampingnya dan menemaninya beristirahat. Tentunya tanpa diminta dua kali Bright langsung mengiyakan hal itu. Win tak menyia-nyiakannya, ia mengambil kesempatan untuk menyandarkan kepalanya pada dada bidang pria itu.
Untuk beberapa saat mereka terdiam, tangan Bright dengan setia mengusap kepala Metawin. Sesekali ia mengecupnya dengan penuh perasaan. Beribu-ribu terimakasih rasanya tidak akan cukup ia utarakan kepada Tuhan karena telah mengembalikan semestanya. Kali ini bukan lagi mimpi, kali ini Metawin benar-benar kembali dengan segalanya yang masih sama. Win masih mengenalnya dan yang paling penting, tidak ada wanita yang dengan begitu percaya dirinya memanggil Win dengan sebutan sayang. Dapat Bright pastikan bahwa tidak ada yang berhak memanggil Win seperti itu kecuali dirinya.
"Nong win.. aku merindukanmu".
Ujarnya pelan lalu mengecup dan menhirup kepala Metawin.
Win terdiam, tidak menjawab dan hanya mengusakkan kepalanya mencari kenyamanan di dada Bright. Rasanya terlalu malu untuk disampaikan. Seharusnya tanpa ia menjawab pun, dengan kembalinya ia saat ini, Bright pasti akan menyadari jika ia pun begitu merindukan Bright sebaliknya.
Win sangat menyukai Bright, Bright selalu mengerti dirinya. Meskipun sebenarnya hubungan mereka ini bisa dikatakan cukup aneh. Bahkan setelah berbagai drama dan tragedi yang terjadi terakhir kali, tidak terasa perbedaan sedikitpun yang terjadi diantara mereka. Mereka menyikapinya seolah tidak ada yang terjadi, seolah mereka hanyalah sepasang kekasih yang tidak bertemu setelah sekian lama karena sibuk dan baru kali ini mereka bisa memiliki waktu bersama. Mungkin mereka lupa akan perdebatan besar yang terjadi terakhir kali.
*Ngantuk, besok uas😪 dahlah segitu dulu aja.. bye...
30MEI2022
KAMU SEDANG MEMBACA
my universe
FanfictionWARNING!! BXB Kau akan dalam bahaya jika berada di sisiku. Sudah ku katakan, aku menyukaimu dan itu artinya aku menyukai dan menerima segala hal yang ada padamu. Dan aku akan menerima apapun konsekuensinya. - homophobic gausah baca yah 🙏 Kalo mau...