"Jadi jika ada yang lebih dariku kau akan berpaling?"
Bright tak habis fikir dengan pria dihadapannya ini.
"Tidak ada dan tidak akan pernah ada yang menandingi mu dimataku".
Mereka tersenyum dengan pandangan penuh cinta yang mereka lontarkan satu sama lain.
...
Bright mendekatkan wajahnya dengan win. Mengikis jarak diantara mereka dan mulai melumat perlahan bibir penuh nan seksi itu. Ia mencium dengan lembut menyalurkan kasih sayang dan segala yang ia rasakan saat ini.
Beberapa saat berlalu win semakin memperdalam pagutan mereka, dengan liar ia menyusuri setiap sudut rongga mulut Bright. Ia mengajak lidah pria itu menari bersama lidahnya. Dengan sesekali menghisap lidah Bright.
Tentu saja Bright tidak akan mampu untuk menolak segala hal yang win lakukan, Karena ia juga menyukai nya bahkan sangat menikmati nya.
Setelah merasa membutuhkan oksigen, mereka melepas bibir satu sama lain dan saling memandang seolah tidak ada hal lain yang lebih indah untuk dilihat selain masing masing diantara keduanya."Wanna havin' sex?".
Tanya win dengan beberapa sentuhan sensual yang ia berikan pada perut Bright. Saat tangan win hendak turun meraih handuk bright yang masih setia bertengger disana, Bright dengan sigap mendorong tubuh win menjauh hingga terduduk diatas kasur.
"Hey... What's wrong honey?".
Bright tak memperdulikan protes yang win lontarkan. Ia justru segera membalik badan dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Ia hanya memilih singlet dan boxer lalu segera memakainya.
"Kenapa justru memakai baju?".
Win masih belum menghentikan acara protesnya. Ia tak habis fikir, kenapa Bright menolak ajakannya untuk bercinta? Apa kemampuan win memang buruk? Tapi bukankah selama ini partner sex nya selalu memuji bahkan ketagihan dengan keahliannya.
Ah ia lupa partner seks nya selalu wanita, sedangkan Bright adalah pria pertama yang melakukan hal itu dengan nya. Tapi rasanya tidak mungkin seorang metawin memiliki keahlian buruk dalam hal ranjang. Ah, ia jadi sedikit kehilangan rasa percaya diri karena hal ini.
Tidak, win tidak boleh menyerah, haruskah ia menggoda Bright dengan bersikap menggemaskan? Tapi bagaimana caranya win tidak tahu.
"kenapa phi menolak ku? Apa kemampuan ku sebegitu buruk nya?".
Tanya win dengan raut memelas.Matanya terlihat sangat menggemaskan, ia berharap cara ini berhasil meluluhkan pertahanan seorang Bright vachirawit.
Bagaimana bisa Bright tahan dengan pemandangan dihadapannya ini, ia gemas dan sangat gemas pada kekasih nya ini. Ia melangkah mendekat dan mengusak kepala win.
"Aku hanya ingin menikmati malam ini dengan mu bunny.. tidak harus dengan sex bukan?".
Win masih terdiam memasang mode ngambek nya. mengerucutkan bibirnya dan mengarahkan pandangannya sembarangan. Kelinci besar Bright tengah merajuk rupanya, menggemaskan sekali.
"Jika kita melakukan itu Sekarang, aku tidak yakin bisa berhenti. Apalagi saat aku tahu besok kau akan pergi".
"Aku tidak akan menghentikan nya, aku akan melayanimu hingga puas". Balas win cepat.
Bright tersenyum.
Entah memang mulut win yang sudah dari sananya selalu vulgar atau saat ini ia memang sengaja menggoda Bright dengan dirty talk nya.
"Kau harus istirahat bodoh. Besok kau akan melakukan penerbangan, aku tak ingin kau lelah".
Ucap Bright sembari mengusak rambut win yang begitu lembut.
"Aku tidak akan lelah phi..."
Bright tak menjawab, ia justru mengecup kening win menyalurkan segala perasaan nya saat ini. Sebenarnya ia juga menginginkan nya, tapi ia tidak mau perpisahan nya dengan win selalu diawali dengan sex. Lama lama ia bisa trauma nanti.
"Let's cuddle babe.. besok kuantar ke bandara".
Win tersenyum lalu mengiyakan ajakan Bright. Dengan senang hati ia berbaring diatas ranjang dengan dada bidang Bright sebagai bantalan.
"Phi bai cium aku..." Rengek win.
Bright tersenyum. Ia mengecup seluruh permukaan wajah win dengan gemas. Dengan senang hati Ia memeberi kan ribuan flying kiss dengan penuh cinta pada kekasih manisnya ini.
"Bukan ciuman seperti inii". Rengek win disertai kekehannya.
Tentu saja ia geli diperlakukan seperti ini. Ia meminta Bright menciumnya, bukan mengecup seluruh permukaan wajahnya.
Bright masih gemas pada pria yang berada dalam dekapannya ini. Oh lord, kenapa pria ini sangat menggemaskan? Kira kira kebaikan apa yang sudah ia lakukan dimasa lalu sehingga bisa di anugerah kekasih yang begitu indah ini.
Bright menghentikan kegiatan nya. Ia memandang setiap sudut wajah win. Mengusapnya pelan seolah jika ia bersikap kasar sedikit saja wajah mulus itu akan berakhir dengan goresan menyakitkan.
Bright menyentuh dahi, mata hingga hidung pria itu seolah tengah menciptakan sketsa untuk sebuah maha karya. Ibu jarinya mengusap bibir merah muda itu.
Kedua belah bibir yang lembut dan berisi itu sedikit terbuka menampilkan kedua gigi sang empu yang sangat menggemaskan. Bright pun menyentuh kedua gigi kelinci itu dengan jari telunjuk dan jari tengah nya. Seolah ia tengah bermain dengan mainan baru yang begitu ia sukai.
Namun dengan segala hal yang berkeliaran di otak licik metawin, pria itu justru melahap kedua jari Bright dengan gerakan cepat. Ia menahan lengan Bright agar tidak bisa keluar dari mulutnya. Masih terlalu betah mengulum dan bermain dengan kedua jari panjang milik kekasihnya.
Bright menyeringai melihat tingkah nakal kelinci manisnya. Ia mulai mengikuti alur permainan win. Menekan lidah pria itu, mengusapnya perlahan menimbulkan sensasi geli bagi metawin hingga akhirnya, win sendiri yang menghentikan permainan didalam mulutnya itu.
"Kau yakin masih tak ingin bermain?".
"No baby...".
~01032021~
KAMU SEDANG MEMBACA
my universe
FanfictionWARNING!! BXB Kau akan dalam bahaya jika berada di sisiku. Sudah ku katakan, aku menyukaimu dan itu artinya aku menyukai dan menerima segala hal yang ada padamu. Dan aku akan menerima apapun konsekuensinya. - homophobic gausah baca yah 🙏 Kalo mau...