never go again

1.8K 163 16
                                    

HAPPY READING...

.

.

Beberapa hari berlalu sejak saat itu, Win juga sudah memberi kabar kepada Namtaan jika dia baik-baik saja. Win tidak ingin mereka melakukan pencarian yang merepotkan dan mengkhawatirkannya secara berlebihan. Win hanya tinggal menunggu dirinya pulih total hingga nanti ia bisa menemui mereka semua yang sudah mengkhawatirkan nya.

Jika kalian bertanya dengan apa Win bisa menghubungi mereka, tentu saja tidak perlu dijawab karena sudah jelas kekasihnya akan memfasilitasi segala hal yang Win butuhkan. Awalnya Bright menolak untuk memberikan telponnya pada Win, ia takut jika Win akan kembali pergi seperti sebelumnya. Namun, setelah Win berhasil meyakinkannya bahwa ia tidak akan pergi kembali Bright akhirnya mengiyakan permintaan Metawin.

Keadaan Win saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya, ia diperiksa secara rutin oleh Dokter yang menolongnya saat pertama kali Bright membawanya kerumah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Untungnya dokter ini merupakan teman sekaligus pernah menjadi mitra kerjanya sehingga ia bisa diajak kerja sama agar tutup mulut mengenai luka tembak yang Win dapatkan.

Kini mereka tengah duduk berdampingan di sofa ruang televisi. Bright sudah mempercayakan segala urusan perusahaan ditangani oleh Film untuk beberapa saat.

"Phi bai, bagaimana kabarmu?"

Entah pertanyaan macam apa itu, setelah melewati beberapa hari bersama dan ia sudah dirawat dengan sepenuh hati, baru kali ini Win bertanya mengenai kabar Bright. Untungnya Bright mengerti apa yang ia maksud, Bright tahu jika Win bertanya perihal kabarnya sejak terakhir kali hubungan mereka berakhir.

Sebenarnya itu bukanlah hal yang mengenakkan untuk diingat ataupun dibahas ulang. alih-alih menjawab, Bright justru menarik Win kedalam pelukannya, mendekapnya seolah seruan tanpa kata jika tidak akan pernah membiarkan Win untuk kembali lepas dan menjauh darinya. Ia mengecup pucuk kepala Win sembari menhirup aromanya dalam dalam menyalurkan semua yang ia rasakan saat ini dan mencari ketenangan dan secara tidak langsung berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa hal-hal yang ia takutkan tidak akan pernah terjadi kembali.

Win sedikit menjauhkan dirinya dari Bright, mendongakkan kepalanya dan memberikan sebuah kecupan singkat di bibir pria tampan dihadapannya. Tentunya hal itu berhasil mengejutkan Bright, ia mengerjap beberapa saat karena sebelumnya tidak pernah membayangkan jika Win akan memberikan sebuah kecupan untuknya. Selama beberapa hari ini yang mereka lakukan hanyalah tidur bersama, berpelukan, Win bersandar padanya dan Bright yang beberapa kali mengecup kening Metawin.

"Kenapa diam?" Tanya win.

"Bisakah aku tidak menjawabnya?"

Win tersenyum dan mengangguk, ia mengerti bahkan sangat mengerti jika keadaan Bright cukup buruk setelah jauh darinya. Hal itu terlalu mudah ditebak dengan hanya memperhatikan sikap Bright beberapa hari terakhir ini, Bright bersikap sangat hati-hati terhadap nya, memperlakukan nya selembut mungkin dan selalu menuruti apapun yang ia minta tanpa perlu dimintai dua kali. Pandangan mata Bright selalu tertuju padanya hampir setiap saat dan jangan lupakan sikap ekstra protektifnya itu. Dapat dengan mudah terbaca bahwa Bright sangat takut jika mereka akan terpisah kembali.

Win dapat mengerti hal itu karena ia sendiri pun sama dengan Bright, Win selalu merindukan pria dihadapannya ini, justru yang ia rasakan bisa dikatakan lebih parah karena disertai dengan rasa bersalah, ia begitu mengkhawatirkan perasaan Bright yang sudah dapat dipastikan akan sangat terluka karenanya. Di sisi lain, ia juga takut jika Bright akan melupakannya dan tidak mau lagi melihatnya. namun, memang itulah tujuannya sejak awal, ia ingin Bright tidak menunggunya karena saat itu ia sendiri tidak yakin jika ia akan kembali dengan selamat saat ini.

Win berjanji pada dirinya sendiri, kali ini bukan hanya Bright yang akan Menunjukkan segala kasih sayang dan perhatian nya untuknya, ia tidak akan lagi membiarkan Bright yang terluka karenanya dan yang paling penting, ia berjanji akan menceritakan segala tentangnya pada Bright. Ia sudah sangat siap menghabiskan sisa waktu hidupnya bersama orang yang ia cintai dihadapannya sekarang. Persetan dengan prinsip hidupnya yang bodoh selama ini. Oh atau justru sekarang ia menjadi bodoh karena mengesampingkan logika dan mendahulukan kepentingan hatinya.

"Winnie.."

"Hmm?"

Win menatap kembali mata yang sejak tadi menatapnya begitu dalam tanpa henti.

"Apa yang bisa kulakukan untuk membuatmu tetap disini?".

Win diam menelisik manik mata yang menatapnya semakin dalam dan penuh harap. Ia menggeleng pelan seolah menjawab jika Bright tidak perlu melakukan apapun untuk membuatnya tetap bersamanya, karena tanpa Bright melakukan apapun, Win sudah pasti akan selalu bersamanya. Tapi sepertinya Bright salah arti akan hal itu. Terbukti dari sorot matanya yang tampak kecewa dan berkaca-kaca namun tertahan. Sial sejak kapan Bright menjadi cengeng seperti ini dan hal itu tampak menggemaskan bagi Win, rasanya ia ingin bertukar posisi dengannya. Bright akan menjadi uke yang sangat menggemaskan bukan? Selain itu ia juga sedikit penasaran bagaimana rasanya menusuk anal pria. Tampaknya cukup menarik bukan? Fikirnya.

"Aku akan ikut kemanapun kau pergi!" Tegas Bright.

Rupanya niatan Win untuk menjadikan Bright pihak bawah harus pupus seketika. Ia fikir Bright akan menangis dan memohon padanya untuk tetap tinggal, tapi sepertinya ia yang melupakan fakta bahwa jiwa dominan Bright tidak bisa di anggap remeh karena faktanya seorang Metawin yang dielu-elukan akan ketampanan dan kegagahan nya pun bisa ditaklukkan dengan mudah oleh tuan Vachirawit ini.

"Aku..."

Win menggantungkan ucapannya sesaat.

"... tidak akan meninggalkanmu".

Kerutan di dahi Bright langs menghilang. Kanya sepenggal kalimat singkat itu setidaknya cukup untuk menenan nya saat ini.

"Berjanjilah..!".

Win tersenyum lembut.

"Aku berjanji dengan seluruh jiwa raga, tidak akan pernah meninggalkan pria dihadapanku yang sangat kucinta".

Tuturnya dengan lugas dan jelas.

Ia tersenyum lalu menyatukan keningnya dengan Bright, memejamkan mata menanamkan jauh di lubuk hatinya perihal janji yang baru saja ia utarakan. Ia sangat menghayati setiap detiknya dengan mata yang masih terpejam dan posisi yang tidak berubah hingga tanpa disadari sebelumnya jika Bright sudah menyatukan bibir mereka secara perlahan. Melumatnya dengan lembut untuk menyalurkan segala perasaan yang dirasakannya saat ini sekaligus untuk menyingkirkan perasaan takut dan gelisah yang selama ini menggangunya.

Menyadari hal itu, Win langsung menyambut bibir lembut kekasihnya dengan irama yang sama. Ikut menyalurkan segala rasa dalam benaknya hingga beberapa saat hal itu berlangsung dan ia yang terlebih dulu melepaskan tautan mereka lalu membuka matanya untuk menatap pemandangan favorite nya.

"Kau bisa mengambil nyawaku jika aku mengingkarinya". tutur win kemudian.

"Dan kau tahu betul jika aku tidak akan pernah sanggup melakukan hal itu sampai kapanpun". Balas Bright.

Siapa juga yang akan tega merenggut nyawa orang yang sangat mereka cintai. 
(Izin jawab mas, Mikasa tega kok👍)


HALLO GUYS...

DONG DONG DONG ☺️

monmaap buat yg nungguin ☺️ aku pusing mikirin uas, mana langsung dilanjut uprak skrgnya.. abis itu remedial, dahlah keknya pasti remed  kerajaan ngehaluin kapal hvmv mulu  belajar kagak😀👍

Oiya sekali lg. DONG DONG DONG

my universeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang