Lee Suho
Han Seojun
"Tunggu! Kok kita bisa masuk sini?" Suho menahan Seojun.
Seojun menghela napas lalu berbalik, menghadap Suho yang kelihatan bingung, dia kasih tanda dengan menggosokkan ujung jari telujuk dan ibu, artinya: dengan cuan apapun bisa dilakukan.
"Udah gak usah banyak tanya, ayo masuk!" Seojun menarik tangan Suho terus merangkul bahunya, seolah-olah sudah akrab lama, padahal mereka jadi dekat-terpaksa dekat baru semingguan ini.
Semuanya Seojun lakukan demi memenuhi tantangan TOD sialan itu. Ini bukan hanya sekedar tantangan, tapi juga membuktikan kredibilitas Seojun sebagai pentolan SMA Saebom. Urusan deket-ngedeketin itu gampang buat Seojun, cewek SMA sebelah aja dikasih wink sekali sama Seojun langsung bikin dia pingsan. Lah ini cuma seme-in Si Suho? Gampang.
"Uri Han Seojun sin has come!"
"Please welcome Seojun sin with his," Chorong menjeda ucapannya, mencari dulu kosa kata yang cocok.
"... pretty boy!"
Kim Chorong sama temen-temen Seojun yang lain ketawa ngakak. Sisi lain, cowok yang disebut pretty boy yaitu Suho cuma menatap mereka malas. Kalau bukan karena Seojun yang mohon-mohon sama dia buat ikut ke sini, Suho malas banget buat bergaul sama gengnya Seojun.
Seojun dan Suho duduk sebelahan, dengan lengan Seojun memanjang di belakang Suho seakan-akan mempertontonkan aura ke-semean yang dimiliki berandal sekolah satu ini. Pun buat menunjukkan ke teman-temannya kalo Seojun sedikit lagi berhasil seme-in Si Suho.
Berkali-kali Suho mendesah pasrah saat beberapa kali teman-temannya Seojun godain dia. Suho sih cuma diam aja, beda lagi sama Seojun yang menyombongkan diri kalo dirinya sudah berhasil dekati Suho, tinggal satu langkah lagi. Enggak hanya itu, kelakuan teman-temannya Seojun bikin Suho jadi pengen buru-buru keluar. Dia bingung kenapa bisa satu sekolah sama orang-orang yang bentukan akhlaknya kayak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seme-in Seme
Fanfic[Book 1] Ternyata berhubungan dengan Suho bisa jadi serumit ini, rumit buat hati Seojun. Semuanya gara-gara TOD sialan yang Seojun dan teman-temannya mainkan. Salah sendiri juga sebenarnya kenapa ia memilih tantangan. Dengan entengnya Chorong-orang...