8. Kalung Angsa

5.2K 668 94
                                    

Sesuai janjinya tadi, sekarang di tangan Bunda ada nampan berisi buah-buah yang sudah dipotong lengkap dengan dua gelas susu hangat.

Bunda menaiki tangga menuju kamar anaknya. Dia senang banget bisa makan malam bareng Suho, lagi, ternyata Suho anak teman SMAnya dulu, 'kan makin gampang bikin Suho jadi menantunya. Bunda sepertinya terobsesi untuk menjadikan Suho menantu, iyalah! Suho itu tipe ideal menantu versi Bunda.

Cklek!

Bunda membuka pintu kamar anaknya.

"Astaga!"

"Eh...."

Enggak... Bunda bukan ngegep anaknya lagi ciuman sama Suho. Bunda kaget melihat mereka yang tidur dengan posisi Suho memeluk Seojun dari belakang. Bunda terkikik geli, lucu sendiri melihat anaknya.

Bunda berjalan perlahan mendekati mereka. Ia menaruh nampan yang dibawa tadi. Niat Bunda, mau mendokumentasikan momen itu.

"Enghh...."

Bunda berbalik setelah mendengar lenguhan anaknya. Ternyata, Seojun posisinya berbalik menghadap Suho, tangannya juga melingkar di pinggang Suho, memeluknya erat macam guling. Kepalanya ngedusel-dusel di leher Suho mencari kenyamanan.

"Dasar, katanya gak pacaran, tapi ini?"

"Keliatannya juga nyaman banget."

Bunda mengambil ponselnya. Mengambil beberapa gambar untuk nanti ditunjukkan ke Seojun buat bukti biar nanti mengaku beneran kalo dia pacaran sama Suho. Setelah mengambil gambar dalam beberapa angle, Bunda menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.

"Sleep well, my baby, dan calon mantu idaman, hihi."

◎◎◎

Mereka berdua memasuki sebuah toko perhiasan. Dengan sangat terpaksa Seojun harus merelakan uang jajannya untuk menyogok Bunda biar enggak ngomong aneh-aneh soal hubungan dia sama Suho.

Ah..., uang jajan bisa minta lagi sama Ayah.

Pulang sekolah tadi, Seojun buru-buru keluar kelas biar enggak diantar Suho. Eh, tapi, dia gagal, meski sudah beralasan dia bawa motor sedangkan Suho mengendarai mobil. Pada akhirnya Suho merebut kunci motor Seojun dan yang dibonceng itu pemilik motor. Karena bucin, Seme satu ini juga menyuruh Seojun yang pakai helmnya.

"Mbak, saya mau cari kalung kayak gini." Seojun menunjukkan foto kalung request-an Bunda.

"Sebentar ya Mas, saya ambilkan."

Hanya menunggu sebentar, Mbak itu datang lagi membawakan beberapa varian yang Seojun tunjukkan tadi.

"Kalau untuk yang Mas tunjukkan tadi, kami sedang kehabisan stok, jadi kami tawarkan produk yang lain, masih sama kok, cuma yang ini liontinnya satu, ada 3 varian warna, mau yang mana Mas?"

"Hmm, pantesan Bunda kepengen, bagus-bagus, yang mana ya?"

Melihat Seojun yang kebingungan, Tangan Suho terulur untuk mengambil satu dari tiga yang ditawarkan. Sebuah kalung angsa bermata kristal swarovski berwarna rose.

"Ini bagus." Seojun mengangguk setuju.

"Cobain."

"Hah?! Itu 'kan buat cewek!"

Mbak-nya terkekeh geli. "Gak papa Mas, cobain aja."

Seojun menatap horor Mbak-nya. Kenapa dia malah mendukung Suho.

Dasarnya Suho enggak banyak cakap. Dia memasangkan kalung itu di leher jenjang Seojun dari arah depan. Seojun yang kaget cuma bisa diam. Selesai memakaikan kalungnya, mata Seojun bertemu dengan milik Suho.

Seme-in SemeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang