16. Park Sae-mi

3.7K 544 97
                                    

"Hwaah...."

"Masih ngantuk ya?" Seojun mengangguk.

Pagi ini mereka berangkat sekolah naik bis. Sengaja, biar Seojun enggak naik motor. Seojun terus-terusan menguap, padahal harusnya pagi itu semangat. Maklumlah, Seojun selama habis melalui malam panas nan panjang—enggak, Suho beneran enggak ngapa-ngapain kok.

Oh ya, Kang Sujin beneran kirim hadiah, isinya lube 10 botol. Suho betulan chat Sujin buat kirim dia lube-nya saja tanpa kondom. Kesepuluh botol itu Seojun langsung buang ke tempat sampah. Enggak apa, nanti bisa Suho pungut lagi, itu bisa bermanfaat di kemudian hari.

"Tidur lagi aja kalo masih ngantuk."

Seojun mengangguk. Kepalanya ia sandarkan pada kaca bis, tapi tangan Suho menahannya. Hal itu bikin Seojun kebingungan.

"Kenapa lebih milih kaca daripada bahu gue buat sandaran?"

Seojun menatap Suho ragu. Lalu ia mendekat. "Malu," bisiknya.

"Kenapa mesti malu? Sama pacar sendiri ini."

Masalahnya, ini 'kan tempat umum. Suho meyakinkan lewat tatapannya. Mata Seojun meliar ke depan ke belakang melihat penumpang yang ternyata pada sibuk dengan gawai masing-masing.

"Orang-orang sibuk masing-masing, gak usah malu."

Seojun mengangguk senang. Ia menyandarkan kepalanya di bahu lebar milik Suho, sedikit ngedusel sambil terpejam. "Ah... nyaman."

Suho tersenyum, tangan terangkat untuk mengelus pipi berisi Seojun yang semakin menambah kenyamanan.

Satu Saebom kembali dikejutkan dengan kedatangan dua cowok yang kemarin sempat hiatus berhubungan ini datang ke sekolah sambil gandengan tangan. Kaum fujo dibuat bersorak dan mimisan saking bahagianya santapan uwu mereka kembali.

Kubu fans Suho dan Seojun bersedih karena mereka bukan lagi jomblo yang bisa didekati. Tapi setidaknya mereka berdoa agar Suho dan Seojun langgeng.

Seojun semakin mengeratkan sebelah tangannya yang tak digenggam Suho pada tali tasnya. Seojun malu sekaligus senang, meski jadi perhatian orang.

Demi apa?! Aura badboy Seojun lenyap begitu saja jika di samping Suho.

Kedatangannya ke sekolah berdua membuat geng Seojun juga tercengang, dan langsung dikasih klarifikasi sama Chorong—dewa penyelamat hubungan Suho-Seojun. Di kelas juga pada heboh, Jukyung tersenyum senang, akhirnya Seojun bisa bersama Suho tanpa paksaan.

Kebersamaan mereka membuat para jomblo iri setengah mati, kalian juga 'kan?

○○○

Pulang sekolah Seojun jalan sendirian ke halte bis. Suho tadi dipanggil guru Matematika buat kumpulan anak-anak olimpiade. Harusnya Suho itu sudah enggak bisa ikut olimpiade karena sudah kelas 12. Guru Matematikanya terlalu ambisi biar Saebom bisa tembus olimpiade nasional. Tapi ini yang terakhir kali Suho ikut olimpiade, karena nanti di semester dua mereka akan fokus untuk ujian.

Lain halnya dengan Seojun, dia juga ada beberapa jadwal latihan basket di minggu mendatang. Sama dengan Suho, meski sudah kelas 12, Seojun masih termasuk tim inti dengan beberapa dari kelas 11 dan kelas 10. Pertandingan ini merupakan pertandingan tahunan antar sekolah. Terakhir kali Saebom jadi runner up di pertandingan ini.

Di jalan menuju gerbang luar, Seojun dicegat 3 perempuan berseragam SMA sebelah. Ketiganya memakai make up tebal, dengan style anak-anak ciwi berandal. Seojun tahu salah satunya.

"Park Sae-mi?"

"Wow! Lo tahu nama gue?"

"Iyalah! Lo pacarnya Si Sung Yong 'kan?"

Seme-in SemeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang