4. "Cukup jadi Uke yang Penurut!"

9.2K 890 236
                                    

Pagi ini Seojun mematut dirinya di depan cermin. Baru beres mandi, belum ganti baju dan handuk masih menutupi bagian bawahnya. Seojun sibuk menggosokan tanggannya di sisa-sisa bekas bercintanya dengan Suho. Aish, itu mah namanya bukan bercinta, tapi Seojun diperkosa.

Bekas cupangan itu masih terlihat meski agak samar-samar. Kiss mark Suho membekas di sepanjang tulang selangka bahkan hingga ke perut Seojun. Dekat nipple-nya juga ada beberapa. Sialan! Tapi untungnya Suho enggak buat cipokan di area leher. Bisa gawat!

"Ck! Kenapa gak ilang-ilang sih?!"

"Goblok! Suho bangsat!"

Yah... Seojun terus menggosokan tangan dibekas-bekas itu, walaupun rasanya percuma. Sakit di bagian bawahnya sudah agak hilang, kadang masih terasa sesekali saat Seojun bergerak terlalu keras.

"Anjir! Suho sialan! Pinggang gue sampe ungu begini!"

Seojun menyentuh pelan pinggangnya yang memar keunguan samar-samar. Masih terasa perih saat dia menyentuhnya. Ya ampun Suho sampai begitunya sama Seojun.

"Eh, emang, kalo abis gituan pinggang bisa jadi ungu gini ya?"

"Aish!" Ia mengusap wajahnya kasar.

Seojun memandangi keloning dirinya di cermin. Pikiran Seojun bertualang membayangkan, detik-detik panas malam itu bersama Suho. Di mana mereka mengawali malam panjang penuh kenikmatan dengan ciuman panas penuh lumatan dan saliva yang saling bertukar.

Bibir Suho mulai beralih menggerayangi leher atas dan bagian belakang telinga Seojun. Menjilatnya penuh nafsu, sesekali menyesap titik-titik sensitif Seojun. Tangan Suho tidak diam, perlahan membuka satu-persatu kancing kemeja yang Seojun pakai. Desahan nikmat keluar dari bibir ranum Seojun.

Begitu berhasil membuka kemeja Suho. Bibirnya diarahkan untuk kembali menyentuh saraf saraf yang membuat libido keduanya meningkat. Memberikan rangsangan-rangsangan agar adik kecilnya bangun.  Bibir Suho turun ke bawah, melewati tulang selangka, meninggalkan lambang kepemilikan di sana.

Bibirnya juga menjamah dua titik cokelat kemerah-mudaan. Menjilat benda itu dengan rakus, juga menyesapnya kuat. Bibir Suho beralih ke bawah, hingga ia berada di titik pusar. Terus ke bawah ...

Bawahnya lagi

Masih ke bawah

Hingga matanya bertemu dengan gundukan yang kelihatannya sesak meminta dikeluarkan.

Tanpa pikir panjang, Suho langsung membuka apapun yang membungkus bagian bawah Seojun hingga yang tak berdaya di bawah Suho benar-benar tak memiliki apapun untuk menutupi tubuhnya. A little dick with it's precum, a hole that want to be penetrated by Suho's.

Suho mengeluarkan miliknya yang panjang dan berurat.

Menekuk kedua kaki Seojun yang semakin nampak lubang itu berkedur ingin diisi.

Tanpa aba-aba, juga milik Suho yang sudah tegak sempurna ingin segera masuk. Ia mengarahkan miliknya di lubang itu. Tanpa banyak cakap lagi,

Suho langsung menusuk—

"Arrghh!"

Seojun memukul-mukul kepalanya dan keluar dari imajinasi liarnya bersama Suho. Ia hanya membayangkan. Seojun jadi gila sekarang.

"Anjing! Kenapa gue malah ngebayangin pas anuan sama Suho?!"

"Goblok!"

"Kenapa juga gue gak bisa inget sama sekali?!"

Mata Seojun kembali menatap kembarannya di cermin. Bola matanya bergulir ke bawah melihat perut ratanya. Tangannya terulur untuk mengusapnya lembut, usapan Seojun benar-benar kayak ibu hamil.

Seme-in SemeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang