"Aish! Kenapa bisa orang itu pindah sekolah ke sini?!"
Seojun berjalan gusar menuju kelasnya. Tadi, setelah bertemu dengan orang itu, Seojun beneran lari masuk ke area kelas. Dia rada takut soalnya, dikira Seojun, dia enggak akan bertemu orang itu lagi. Eh, nyatanya, dia sampai menyusul ke sini mencari Seojun, bahkan pindah sekolah.
Aish! Seojun lupa! Dia juga tadi meninggalkan Suho, kalo pacar posesifnya itu salah sangka gimana? Kalo iblis posesif terkutuk dalam tubuh Suho kembali bangkit gimana? Alamat pantat Seojun habis nanti. Seojun mengacak rambutnya frustasi, Suho juga pasti menuntut penjelasan darinya. Dia harus jawab kayak gimana?
"Han Seojun!"
"Han Seojuuuuuuuun!"
"Ck! Apa?!"
Seojun menghentikkan langkahnya di depan pintu masuk kelasnya. Untung yang panggil Si Chorong, bukan Suho. Chorong kelihatan terengah-engah, habis lari dari parkiran kaget banget melihat orang itu, yang tadi cegat Seojun.
"I-itu orang yang waktu itu pernah nantangin lo, Si Baek Kyung, dia ada di parkiran."
"Udah tahu! Tadi dia juga nyegat gue!"
"Apa?! Kenapa dia ada di sini? Pake seragam Saebom pula! Dia pindah ke sini?!"
"Mana gue tahu! Iya kali!"
"Wah! Wah! Gawat Jun! Gawat!"
"Makanya—"
"Kenapa gawat?"
Seojun dan Chorong menoleh bersamaan.
"Suho?"
Pacarnya Seojun itu, mukanya kelihatan dingin. Seojun meneguk ludahnya kasar. Suho maju jalan, dengan seenaknya memojokkan Seojun ke dinding. Otomatis, Chorong yang asalnya berhadapan dengan Seojun, dia mundur beberapa langkah.
"Yang tadi siapa?" Seojun menunduk, tidak mau menatap mata Suho yang amat tajam
"Hn, Jun, gue ke kelas dulu ya? Bye!"
"Yak! Kim Chorong!"
Seojun ingin mengumpati Chorong saja rasanya. Dia malah ngacir meninggalkan Seojun dengan Suho yang auranya panas di hadapannya. Enggak ada kah niatan Chorong untuk membantu sahabatnya menjelaskan.
Buat fujoshi yang beruntung lewat situ sih, enak-enak saja, dapat sarapan pagi.
Seojun berbalik, kini dia berani menatap Suho. Seojun mencoba tersenyum manis, kali saja Suho langsung luluh dan menurunkan tensi tatapan tajamnya.
"Dia siapa?" Nada tanya Suho malah semakin dingin, yang dia inginkan adalah jawaban, bukan senyuman, walau dalam hati Suho menahan untuk tidak menerjang Seojun saat itu juga.
"Hmmm..., bukan siapa-siapa kok."
Seojun melihat, Suho kurang yakin dengan jawabannya. Aish, Ojun harus gimana Bundaaa?
"Beneran!" Seojun kembali menegaskan, dia juga menatap Suho penuh keyakinan.
Karena memang, cowok bernama Baek Kyung itu bukan siapa-siapanya Seojun.
Suho menghela napasnya, tapi tatapannya masih sama. "Baguslah, kalo dia siapa-siapa—"
Suho menggantung ucapannya, ia mendekat ke arah Seojun. Memposisikan bibirnya di telinga Seojun, agar kucing nakal satu ini benar-benar mendengarkan ucapannya.
"—malam ini lo mendesah di bawah gue."
Seojun membeku. Tubuhnya lemas, bahkan saat tangannya ditarik Suho, dia hanya bisa menurut. Pekikan gemas para fujo juga enggak masuk ke telinga Seojun, yang terngiang-ngiang hanya kalimat Suho barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seme-in Seme
Fanfiction[Book 1] Ternyata berhubungan dengan Suho bisa jadi serumit ini, rumit buat hati Seojun. Semuanya gara-gara TOD sialan yang Seojun dan teman-temannya mainkan. Salah sendiri juga sebenarnya kenapa ia memilih tantangan. Dengan entengnya Chorong-orang...