"Punya apa lo biar kita izinin?"
"Pulang dari sini gue traktir."
"Cih! Sori, penawaran lo kurang menarik."
"Burger, pizza, ayam, semua yang lo mau."
"Masih kurang."
"Sewa game center seharian."
"Wooooooo-ssst, ssst, nanti dia kebagun."
"Oke, deal. Kasih jalan buat Paduka."
"Silahkan Paduka."
"Jangan anuan di sini lo sama Seojun."
Setelah bernegoisasi dengan Chorong dan kawan-kawan akhirnya Suho bisa dengan bebas memasuki tenda yang ditempati Seojun. Karena sogokan yang menggiurkan, Chorong and the genk rela tidur di luar demi Suho bisa tidur berduaan saja dengan Seojun.
Saat Suho masuk tenda, Seojun tertidur lelap, dengan selimut acak-acakan. Suho melengkungkan bibirnya, mendekati kucing manis miliknya ini. Pertama dia membenarkan letak selimutnya hingga sebatas dada.
Suho ikut masuk ke dalam selimut. Posisinya sengaja menyamping menghadap Seojun, enggak lupa dia juga menyangga kepalanya biar lebih enak memandangi kucing nakal-nya ini.
Matanya terkunci pada hidung kecil nan bangir milik Seojun. Rasa-rasanya Suho ingin memakan cowok di hadapannya ini saat itu juga. Tahan Suho, ini masih di acara sekolah.
Mata kucing itu setia terlelap dalam mimpinya sampai enggak menyadari bahwa ada orang lain di sampingnya. Jemari Suho terangkat untuk menyentuh kening Seojun dengan telunjuknya, membiarkannya di situ beberapa saat, mengizinkan telunjuknya untuk menyentuh miliknya.
Jemari Suho perlahan bergerak turun, melewati hidung bangir itu, menjamah lengkungan filtrum yang begitu tegas, turun ke bawah untuk menyentuh bibir ranum yang sedikit terbuka, perjalanan telunjuknya berakhir di dagu lancip Seojun.
Suho mengembangkan senyumnya. Hah... dia jadi segila ini karena Seojun. Jemarinya puas menjamah setiap lekuk wajah Seojun. Kini Suho mengizinkan hidungnya untuk menyentuh hidung kesayangannya ini.
Wajah Suho bergerak maju, menyatukan dua hidung yang mancung-mancung itu. Suho mulai menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri secara perlahan dengan gemas. Hanya beberapa detik setelahnya wajah Suho mundur.
Sentuhan-sentuhan itu memang kelihatan kecil, tapi sukses membuat Suho jadi cowok paling bahagia di dunia.
Suho merebahkan kepalanya. Melihat wajah Seojun dari samping jauh lebih indah. Tangannya terulur untuk melilit pinggang Seojun posesif. Matanya mulai menutup menyusul Seojun ke alam mimpi. Suho menikmati semuanya, sebelum besok ia harus bangun lebih awal biar enggak ketahuan Seojun.
◎◎◎
"Chorong! Semalem lo peluk gue ya?!"
"Dih! Ngapain gue peluk-peluk lo?!"
"Tapi gue ngerasa ada yang peluk gue...."
"Setan kali."
Mereka dalam perjalanan menuju bus. Anak-anak Saebom harus kembali, setelah kamping yang menyenangkan, bersiap kembali untuk belajar di hari senin.
Seojun masuk ke dalam bus sendirian setelah berpisah dengan Chorong di tengah jalan sebab mereka beda bus. Pemandangan pertama yang Seojun lihat adalah Suho yang sudah duduk manis dengan seseorang cantik di sisinya.
Jukyung.
Seojun tersenyum getir. Ingatannya kembali malam tadi, setelah acara penutupan. Sebegitu gampangnya Suho mengubah perasaanya, iyalah! Siapa yang bakalan nolak gadis secantik Jukyung.
![](https://img.wattpad.com/cover/257086711-288-k933463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seme-in Seme
Fanfiction[Book 1] Ternyata berhubungan dengan Suho bisa jadi serumit ini, rumit buat hati Seojun. Semuanya gara-gara TOD sialan yang Seojun dan teman-temannya mainkan. Salah sendiri juga sebenarnya kenapa ia memilih tantangan. Dengan entengnya Chorong-orang...