12. Bocah Galau

4.4K 592 40
                                    

"Dan soal malem itu, anggap aja kita cuma...,"

"One night stand."

Suho berbalik melangkah. Langkahnya terhenti di paving blok ke pertama.

"Cinta ada karena terbiasa."

Habis itu dia betulan pergi, meninggalkan Seojun dengan perasaan rumitnya.

"Kata-kata siapa tuh? Kayak pernah denger."

Witing tresno jalaran soko kulino.

"Hash! Kok gue malah nanya itu kata-kata siapa?!"

"Jadi kita beneran gak akan saling kenal?"

So, they broke up for real?

Enggak-enggak, enggak! Bukan ini yang Seojun ekspektasikan. Harapan Seojun, harusnya Suho minta maaf karena menipunya dengan hubungan palsu antara dirinya dan Jukyung.

Juga, harusnya Suho meyakinkan dirinya agar tidak ragu dengan perasaannya, meyakinkan Seojun bahwa Suho memang enggak main-main. Kalo begini jadinya, itu malah menambah keyakinan Seojun bahwa Suho hanya main-main dengannya.

"Aish!" Seojun menendang kerikil di bawahnya.

"Kok gue kesel?"

Akhirnya Seojun pergi. Meninggalkan seberkas tanya buat saksi bisu mereka, gedung sekolah. Jika dia punya pikiran, dia pasti bertanya;

Jadi mereka beneran putus?

Tapi ada hal yang harusnya kita tanyakan pada Seojun;

Apa yang membuat Seojun ragu?

Atau...

Siapa yang membuat Seojun ragu?

○○○

Hampir seminggu. Mereka tidak bertegur sapa, atau bahkan saling berkontak mata. Suho dan Seojun benar-benar seperti orang asing. Kembali seperti semula, sebelum semuanya berawal.

Seolah-olah TOD itu enggak pernah ada. Seakan malam itu hanya sekedar dua lelaki yang saling bertemu lalu berhubungan, yang setelahnya tidak ada kelanjutan. Seolah semua itu tidak pernah terjadi, semua kenangan manis yang setidaknya pernah mereka lakukan walau dalam waktu singkat.

Sontak apa yang terjadi pada mereka menjadi sebuah tanda tanya besar yang penuh sorakan dan kesedihan buat seisi sekolah.

Anak-anak kelas yang bingung apa yang terjadi pada Suho dan Seojun.

Fans Suho dan Seojun yang bersorak karena mereka putus.

Kaum fujoshi dengan desah kesedihan, sebab santapan uwu mereka menghilang.

Jukyung tidak lagi di-bully. Interaksinya dengan Suho masih ada meski hanya sebutuhnya saja.

Suho, dan Seojun, telah kembali pada diri mereka yang sebenarnya. Dengan pikiran yang memenuhi otak masing-masing.

Dari pada pusing, malam ini Seojun pergi ke tempat balapan liar. Tadi ke Si Bunda dia izinnya menginap di rumah temannya. Bunda enggak percaya awalnya, Seojun akhirnya bilang dia menginap di rumah Suho. Ya—biar Bunda kasih izin lah.

Chorong sudah ada di arena. Motornya Seojun mendekati Chorong yang duduk anteng di atas motornya khidmat menonton balapan-balapan sebelumnya. Seojun membuka helm-nya.

"Oi Jun! Tumben lo mau balapan lagi?"

"Lagi pusing gue."

"Pusing mikirin Suho ya?" Godaan Chorong membuat Seojun menampakkan death glare-nya.

Seme-in SemeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang