32.ikhlas dan merelakan

94 5 0
                                    

Kita seperti rumus L = 1/2.a.t
_who's match?_

Happy reading ❤️

Pagi pukul setengah tujuh Nadin bersiap dengan pakaiannya hari ini Figo akan menjemputnya. Wajah Nadin sangat segar namun sorot matanya sendu.

Tin

Tin

Figo ternyata sudah berada didepan rumahnya tersenyum manis ke arahnya berhubung mama Nadin sedang berada di luar kota dan belum pulang.

"Ayo jalan"seru Nadin dibalas anggukan oleh Figo.

Disepanjang perjalanan Nadin lebih memilih diam tanpa mengucapkan sepatah kata dan rasanya menjadi canggung untuk Figo.

"Kamu kenapa?"Figo bertanya dan menatap Nadin lewat spion motornya.

"Aku gapapa"

Figo mengantarkan Nadin ke kelas sambil meletakkan tas nya setelah itu ia menemui teman temanya.

"Kamu beneran gapapa?"tanya Figo kembali.

"Iya aku gapapa"jawab Nadin lalu tersenyum.

"Yaudah kalau ada apa apa chat atau telfon aku oke?! Aku ke temen temen aku dulu yaa daaahhh sayang"ujar Figo lalu mengacak rambut Nadin gemas dan langsung menemui teman temannya.

Nadin menatap punggung Figo yang keluar dari kelas apakah keputusan yang akan ia ambil ini adalah keputusan yang tepat? Jangan sampai ia menyesal dengan keputusannya. Nadin tidak ingin menjadi egois hanya karena cinta ia tidak mau itu.

Naya datang menenteng tas ungu Lilac miliknya dengan senyuman mereka dibibirnya ia bahagia hari ini karena calsum coganya. Saat masuk ke kelas ia melihat Nadin yang gelisah dan memikirkan sesuatu. Naya mendekatinya dan menepuk pelan bahu Nadin.

Nadin buyar dengan lamunanya lalu menatap Naya. Naya yang ditatap langsung tersenyum "Lo kenapa?"

"Gue gapapa"

"Yang bener Lo?"tanya Naya penuh selidik.

"Sebenarnya gue bingung"ucap Nadin yang akhirnya jujur.

"Bingung kenapa Lo?"tanya Naya.

"Apakah keputusan yang gue ambil ini keputusan yang tepat untuk hubungan gue sama Figo nanti"jelas Nadin.

Naya menghembuskan nafasnya "gue yakin keputusan Lo itu Lo pikir baik baik dan gue yakin keputusan yang Lo ambil keputusan yang tepat"

"Tapi gue ragu"sahut Nadin menunduk ia masih ragu akan keputusan nya ini.

Naya menggenggam tangan Nadin "Lo harus yakin gue yakin keputusan Lo itu tepat gue sama Amel akan selalu ada disisi Lo kok"

"Makasii yaahh Lo sama Amel selalu ada disaat gue suka maupun duka"

"Didalam persahabatan tidak ada kata maaf dan terimakasih"seru Naya.

"Oh iya gue mau cerita tapi nunggu Amel dulu nih"celetuk Naya kembali bersemangat dan antusias dengan ceritanya.

"Memang Lo mau cerita apa?"tanya Nadin heran.

"Tentang calsum cogan gue pokoknya harus nungguin Amel dulu biar dia iri ngeliat gue"balas Naya menatap matanya ke arah pintu menunggu kehadiran Amel.

"Ck dasar Lo!".

🌼🌼🌼

Kepala Ririn sekarang sudah tidak terlalu sakit. Karena ia tertimpuk bola basket kemarin jadi masih ada rasa cenat cenut namun ia tetap saja kukuh untuk bersekolah.

WHO'S MATCH? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang