Part 22

108 8 0
                                    

~vote~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~vote~

* * * *


Dengan menunggangi kuda besinya, Kenza seperti biasa mengajak balapan ketiga sahabatnya. Kali ini tawaran sangat menggiurkan, karna siapa yang paling nyampe duluan kesekolah ia akan dibawakan tas sekolahnya, ditraktir makan sudah pasti, piket kelas akan diwakilkan, tugas sekolah akan dikerjakan. Yang pasti mereka yang kalah akan menjadi babu, selama satu minggu lamanya.

Motor ninja berwarna biru bergradasi kuning, dengan lihai menyalip motor siapa saja yang berada di depannya. Kenza memang tak boleh diragukan lagi dalam hal ini, balapan adalah hobi.

Kenza masih memimpin, sahabatnya tertinggal jauh dibelakang. Tak salah lagi, balapan kesekian kali ini tentu Kenza lagi yang akan memenangkannya.

"WOY! KIRA-KIRA DONG KALAU BAWA MOTOR!" Peringatan itu tak mereka hiraukan dan entah itu peringatan yang keberapa yang mereka dapatkan dari pengemudi lain atau dari orang-orang yang melihatnya.

Brum...

Tid... Tid... Tid...

Entah datangnya dari mana kini motor Leo berada disebelah Kenza, tak henti-hentinya Leo membunyikan klakson untuk mengganggu Kenza.

"MAU APA LO?!" Kenza membuka helm full facenya dengan tangan kiri yang tak memegang gas, tanpa mengurangi kecepatan motornya.

Leo melakukan hal sama ia membuka helm full facenya, ia memberikan senyum manis yang menurut Kenza malah tak ada manis-manisnya malah terkesan kecut.

Brum...

Kenza makin mempacu kuda besinya, berharap Leo tak bisa menyusul. Namun tak boleh diragukan, Leo memiliki kemampuan yang sama. Ia bisa dibilang rajanya jalanan.

"MAU MAIN-MAIN HEM?" ujar Leo, memperlihatkan ujung bibirnya yang ditarik keatas.

Kenza berdecih. Leo pikir ia takut, cih malah ia gemes pengen tak tonjok.

Agatha, Kayla dan Lauren dari jauh memperhatikan Kenza dan Leo. Mereka pikir ini bisa digunakan untuk bisa mengalahkan Kenza, malah pikiran itu harus segera dienyahkan karna Kenza malah semakin mempacu kuda besinya semakin terdepan.

Tid...

Setelah sampai di depan gerbang, Kenza dan Leo bersamaan membunyikan klaksonnya. Hampir saja gerbang akan tertutup, kalau beberapa menit mereka belum sampai.

"TUNGGU DULU PAK!" Suara nyaring itu membuat pak satpam menghentikan aksinya yang akan menutup gerbang, dengan terpaksa ia membuka kembali gerbang dengan lebar.

Brum...

Kedua motor diparkirkan dengan bersisian oleh pemilik, yang pastinya itu bukan Kenza yang mau. Tapi itu ulah Leo, yang sengaja memparkirkan motornya disebelah Kenza.

"Gimana gue udah boleh jadi king lo?" tanya Leo setelah membuka helm full facenya.

"Cih, mimpi!" Kenza meninggalkan Leo diparkiran, Leo menyunggingkan senyum miringnya.

Menarik, gumam Leo.

Dari arah belakang sahabat Kenza, tergopoh-gopoh mengejar Kenza yang sudah berjalan menjauh dari parkiran.

"Kenza tunggu woy!" teriak Kayla.

Kenza memhentikan langkahnya, menunggu Kayla, Agatha dan Lauren sampai ditempat yang ia pijak saat ini.

Pluk...

Dengan refleks yang tepat, ketiga orang itu menangkap tas yang baru saja dilempar oleh sang pemilik.

"Seperti kesepakatan awal," ucap Kenza, tersenyum lalu berjalan kembali menuju kelas.

Banyak pasang mata yang memperhatikan langkah dan tingkah laku Kenza. Ada memasang wajah kagum dan tidak suka.

Kenza seperti biasa tak peduli dengan apa pendapat orang tentang dirinya, toh pasti dihidup ini ada yang suka dan ada yang tidak suka terhadap dirinya.

"Apes!"

"Tuh kan apa kata gue jangan mau kalau diajak balapan lagi, udah tau bakal gini!"

Kedua sahabat Kenza tak berhenti menggerutu, Kayla tadi sudah bilang kalau Kenza ngajak balapan jangan mau. Karna itu adalah jebakan, akal licik Kenza memang benar-benar patut diacungi jempol.

Lauren tak ikut menggerutu, ia malah memperhatikan kedua orang sahabatnya yang sedang berdebat dan menyalah-nyalahkan.

Buang-buang waktu ya mereka, setelah itu Lauren pergi meninggalkan kedua orang sahabatnya. Yang mungkin nanti berujung jambak-jambakan atau lebih parahnya berujung tonjok-tonjokkan. Entahlah Lauren tak memikirkan itu, ia tak mau ambil pusing.

Ia lalu berjalan dengan tingkah konyolnya seperti anak kecil dan tangannya memegang kipas seperti biasa.

****

Holla 🙋

cica_hrwt

Tin-13

Not Always Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang