Part 34

177 11 4
                                        

Vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komen

Kekerasan dalam cerita tidak untuk ditiru itu hanya fiktif belaka⚠
. . . .

Setelah beberapa hari izin, untuk tidak masuk sekolah. Akhirnya di pagi hari ini, Arga memutuskan untuk masuk kembali ke sekolah. Di karna 'kan ia sudah agak lama izin dan Ganara juga sudah cukup baik kondisinya dari sedihnya.

Dengan mengayuh sepedah ontelnya, Arga sudah sampai di parkiran sekolah.

Uhuk

Uhuk

Dan kondisi Arga juga entah kenapa dari beberapa hari yang lalu, agak kurang enak badan.

Setelah itu Arga berjalan menuju kelasnya, tampak Leo beserta antek-anteknya sudah menunggu di depan kelas.

"Kemana aja lo cupu?!"

"Lo sengaja bolos, buat ngehindarin perintah kita hah!!!"

"Jawab! Lo bisu!" Leo mencengkram rahang Arga, pasta saja sedari tadi Arga 'tak bisa menjawab. Sedangkan kedua anteknya Leo memegang kedua tangan Arga. Sedangkan satu anteknya lagi menjadi penonton yang memanas-manasi.

Suasana di depan kelas Arga cukup sepi, karna masih pagi. Tapi ada beberapa orang yang menonton kejadian tersebut, tanpa berniat menolong Arga.

"Udahlah bos, habisin aja dia!" seru Daufan, salah satu anteknya Leo.

"Bener juga lo!" balas Leo, sudah bersiap memukul Arga.

Bugh

Bugh

Bugh

"Ini hukuman buat lo!"

Bugh

Bugh

Bugh

Plak

Tamparan keras pun di dapat Arga dari tangan Linggara, sahabatnya Leo yang berwajah sangar.

Bugh

Bugh

Bugh

Dan terjadilah pengeroyokan satu lawan empat, bayangkan Arga yang tidak bisa bela diri sama sekali dihajar habis-habisan.

Sudah banyak yang mengerumuni mereka, tapi tak ada yang berani melerai bahkan guru sekalipun, mengingat Leo adalah anak kepala sekolah.

Bruk

Tubuh Arga meluruh begitu saja di lantai, luka lebam di mana-mana dan terkulai lemah. Tapi Leo tak memberi celah sedikit pun untuk Arga meringis sebentar saja.

Bugh

Bugh

Bugh

"LEO LO GILA?!" Ya Kenza lah yang memukul belakang punggung Leo.

Kenza datang dengan sahabat-sahabatnya, Kenza langsung memindahkan kepala Arga kepangkuannya.

"LO SEMUA BUBAR!!!"

Mendengar perkataan Kenza yang sangat murka, semua yang menonton tadi membubarkan diri.

"DAN UNTUK LO, KALAU SAMPE ARGA KENAPA-KENAPA GUE BAKAL BENCI SAMA LO!!!" tunjuknya ke arah Leo.

"Ga gue mohon bertahan.. "

Hiks

Hiks

Hiks

Kenza menangis melihat Arga yang memejamkan matanya.

"Ayo Za kita bawa ke rumah sakit, Kayla udah nunggu di depan."

Dan untungnya hari ini mereka berangkat bersama menggunakan mobil Kayla, jadi tidak perlu lama-lama menelpon ambulan atau meminjam mobil.

"LO SEMUA JANGAN KAYA PATUNG, CEPET BANTUIN!"

Leo dan antek-anteknya yang sedari tadi diam entah merasa bersalah atau apa, langsung membantu menggotong tubuh Arga.

. . . .

Di mobil Kayla, yang berisi Daufan yang menyetir, Kayla yang berada disampingnya serta Kenza dengan Arga dipangkuannya dan Leo.

Dan teman-teman Kenza yang lainnya harus mengurus izin dahulu ke guru piket.

Susana mencekam, karna Leo memaksa ikut ke rumah sakit. Katanya ia merasa bersalah dan ingin bertanggung jawab.

"Arga jangan tinggalin gue ... gue mohon lo bertahan," lirih Kenza, air matanya berlinang.

Leo yang di belakang kursi duduk Kenza, melihat pantulan Kenza yang menangis dari cermin mobil refleks ingin mengusap air mata Kenza. Tapi belum terjadi, Kenza menepis tangan Leo kasar.

"Jangan sentuh gue, gue benci sama lo!"

Daufan yang melihat kejadian itu, mentap iba Leo di patulan cermin. Ia jadi menyesal sekarang, sudah melakukan hal bodoh tersebut.

"Gue benci sama orang yang bikin lo nangis dan sekarang gue benci sama diri gue sendiri!" sesal Leo dalam hati.

Penyesalan selalu datang di akhir dan gue sekarang menyesal udah ngelakuin hal bodoh tersebut.

-Leo-

. . . .

Tin-13
ccahrwt

Not Always Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang