Ini tentang Arga Syaputra. Cowo cupu yang selalu di bully oleh teman-teman nya. Arga, dia cowo yang baik hati, yang menjadi tulang punggung keluarga, yang harus bekerja untuk membiayai ibunya yang sedang sakit.
Arga, di sekolahan selalu di bully dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* * * *
Langit yang cerah, awan yang biru tampak ke putihan dengan angin yang berhembus kencang.
Arga kini sudah memutuskan, ia akan menerima tawaran Kenza untuk menjadi guru lesnya.
Arga akan membagi dua waktu untuk kerja. Arga jadi guru les privat Kenza itu setiap hari sabtu dan minggunya ia kerja di supermarket.
Semoga saja uangnya cukup, untuk biaya Ibu nya.
Arga mengendong tasnya dan menyalami tangan Ibunya.
"Bu, Arga berangkat ya. Assalamualaikum." pamit Arga kepada Ibunya.
Arga menggoes sepada ontelnya menuju sekolah.
.....
Kebetulan sekali Arga dan Kenza ketemu di parkiran.
Arga memarkirkan sepedanya lalu menyapa Kenza. "Hai, Kenza."
Kenza tersenyum. "Hai juga, Arga."
"Oh iya, soal tawaran kamu yang kemarin-kemarin, aku mau jadi guru les privat kamu." Ucapan Arga membuat senyum Kenza mengembang.
"Beneran?" tanya Kenza sumringah.
Arga mengangguk. "Tapi setiap hari sabtu, gapapa 'kan?"
"Iya gapapa kok."
.....
Kring... Kring... Kring...
Bell ketiga sudah berbunyi, yang artinya pulang.
Arga merapihkan alat tulisnya dan memasukannya ke tas, lalu menggendongnya keluar.
Arga tidak pulang terlebih dahulu, ia menuju Cafe untuk bekerja.
....
Jam sudah menunjukan pukul 06.00 yang artinya matahari sudah terbenam.
Arga bergegas untuk pulang.
Angin malam menerpa wajah Arga dengan rambut yang bergerak kesana kemari mengikuti arah angin.
Setelah sampai di depan rumahnya, Arga memarkirkan sepedanya lalu masuk ke dalam rumah.
Rumah tampak sepi dan seperti tidak ada orang. Kemana mereka?
Arga mencari-cari Ibu dan Adiknya namun tidak ada.
Ia keluar rumah dan menanyakan kepada Bapak-bapak yang lewat di depan rumahnya.
"Pak, Bapak tau gak Ibu saya sama Adik saya kemana? Soalnya rumah saya sepi tidak ada siapa-siapa."
"Oh tadi saya liat Ibu kamu penyakitnya kambuh, terus sama Warga sekitar dibawa ke rumah sakit."
Arga lantas terkejut. "Apa?! Kalo boleh tau rumah sakit mana ya Pak?"
"Rumah sakit Bintang hospital."
Arga mengganguk lalu mengucapkan kata berterima kasih dan langsung pergi bersama sepedanya menuju rumah sakit.
Jantung Arga berdetak tak karuan, semoga saja Ibunya tidak apa-apa.
...
Arga masuk ke dalam rumah sakit dengan nafas tergesa-gesa.
"Sus, Saya mau tanya apa disini ada pasien atas nama Vena Maresha?" tanya Arga dengan khawatir.
"Atas nama Ibu Vena Maresha, berada di ruangan UGD." ucap Suster itu.
Arga langsung berlari dan ia menemukan adiknya. Ganara langsung memeluk Kakaknya sembari menangis.
"Kak, Ibu-- hiks...." Arga mengelus-ngelus puncak kepala Ganara, menenangkannya.
Dokter dan suster keluar dari ruangan.
Arga mendekat.
"Kita harus mengoperasi pasien, karna Kanker yang sudah di deritanya sudah stadium akhir. Kalo kita tidak melakukan tindakan operasi secara cepat, nyawa taruhannya." jelas Dokter tersebut.
Deg
Bagaimana ini? Uangnya saja tidak cukup. Duh gusti Arga harus mendapatkan uangnya dari mana?