19

320 39 6
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca! Wajib!
V

otenya turun, males gue wkwkw canda guys


Happy Readingg~


"ternyata, tak mengetahui apapun terkadang lebih baik"

---


Mobil itu melesat, berusaha secepat mungkin untuk sampai ke tempat tujuan.

Di dalam kendaraan itu, terlihat Jaemin yang masih tak sadarkan diri dengan wajah pucatnya. Ditambah lagi, Taeyong yang sedari tadi mengoleskan minyak ke area hidung Jaemin sambil sesekali membenarkan posisi kepala Jaemin di pahanya.

Sedangkan di jok belakang, terdapat Doyoung dan Jaehyun yang memasang wajah khawatir. Bunyi klakson dimana mana, menambah kepanikan setiap member.

"Bagaimana dengan Lucas, Xiaojun dan Shotaro?" Taeyong mengalihkan pandangannya kearah manager hyung (unit dream) masalahnya, tadi mereka berempat pulang terlebih dahulu. Karena ketiga member lainnya masih akan berganti pakaian.

Manager hyung sedikit menoleh "di mobil satunya, bersama manager unit nct 127 dan wayV" kemudian dia sedikit menundukkan pandangan kearah Jaemin yang masih terpejam "dia pasti belum makan, kan? Untung kalian sudah tampil" Tanyanya kemudian.

Taeyong sedikit menghela napas, "aku tidak tahu hyung, yang pasti tadi kita sudah mendapatkan jatah makan masing masing" dia mengusap peluh di kening Jaemin kemudian menoleh kebelakang "kalian melihat Jaemin makan tidak?"

Doyoung dan Jaehyun saling berpandangan, kemudian menggeleng "sepertinya tadi malam ia juga gak sempet makan, soalnya pas pulang langsung ke kamarnya" sahut Jaehyun menimpali.

"Kalian harus jaga kesehatan, jaga pola makan, jangan banyak pikiran, kita baru saja memulai comeback" perintah manager hyung tanpa bantahan.

"nde Hyung" jawab mereka serempak.

Doyoung melirik kearah Taeyong sebelum menyahut, "apa tidak perlu di bawa ke rumah sakit?" Tanyanya.

"Jangan, kita akan membuat kericuhan nanti lebih baik untuk ke klinik agensi" ujar manager hyung memberi arahan, kemudian ia melepas sabuk pengamannya "kalian bersiaplah sebentar lagi sampai" Taeyong sedikit mengangkat kepala Jaemin agar sedikit terduduk, mengambil jaket Jaemin yang tergeletak tadi.

Namun pergerakannya terhenti ketika sebuah botol obat jatuh dari saku jaket Jaemin. Dia membeku, ia mengenali obat ini. Kenapa Jaemin memilikinya? namun ia segera memasukkan obat itu kedalam tasnya, tak ingin membuat keributan.

---

Ruangan kerja itu seolah baru saja terkena badai. Map serta buku buku yang sudah berserakan dilantai, Meja yang tak lagi berdiri tegak, dan juga dua orang yang sedang mangatur emosi. Hening.

Mereka telah melalui perdebatan panjang sebelum ini. Namun, belum juga menemukan titik terang. Saling menyalahkan satu sama lain karena terburu emosi. Yang lebih parah, mereka bukan merupakan sepasang teman yang sedang bertengkar maupun bukan merupakan sepasang musuh.

Mereka, anak dan ibu itu.

"Eomma, jebal" mohonnya dengan nada lirih. Ia berlutut di lantai dengan pasrah, "eomma, aku merasa bersalah padanya" Namja muda itu terdengar bergetar, sudah lelah dengan perdebatan mereka.

"KAU!" wanita yang di panggil Eomma itu menggeram marah, kembali melempar barang di depannya ke sembarang arah "KAU ANAKKU JUNGKOOK! BERPIHAKLAH KEPADAKU!" Teriaknya murka.

HIRAETH -(Na) JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang