21. Tentang diri kita

317 37 5
                                    

Lagi pengen update, gatau kenapa ㅋㅋㅋ
Voter hayuu




"gue gelisah tanpa alasan"


----



Kakinya tak berhenti bergerak resah, tubuhnya ia senderkan ke kursi yang sedang ia duduki. Kedua netranya sesekali terpejam berusaha menetralkan jantung yang berdetak lebih kencang dari biasanya.

Ia meremat bajunya hingga lusuh, berharap lusuhnya baju itu menggantikan sesaknya raungan di dalam sana. Ia menatap kearah kaca besar di depannya, dengan napas yang sedikit tak beraturan karena gelisah. Entah karna apa.

Dia semakin menggerakkan kakinya dengan cepat, ketika rasa gelisah didalam sana semakin menyeruak. Dia seperti melupakan sesuatu, dia seperti berusaha menyimpan sesuatu, dia seperti berusaha mencari pelampiasan rasa gelisahnya.

Di ruangan ini, hanya Jaemin sendiri. Dengan pikiran yang kosong namun berkecamuk, dengan tanda tanya dikepalanya. Aku kenapa? Pertanyaan yang seharusnya ia ketahui jawabannya.

Seorang dengan jas dokternya memasuki ruangan, mematikan lampu utama dan berganti menyalakan lampu kecil disamping Jaemin.

Tanpa berbasa basi, tanpa menanyakan kejadian akhir akhir ini. Dokter itu yang tak lain tak bukan adalah Paman Na, duduk di kursi sebelah Jaemin, sambil menatap kaki Jaemin yang bergerak dengan gelisah.

"Bagaimana kabarmu nak?" suara pertama yang Jaemin dengar di ruangan ini selain detak Jantungnya. Jaemin masih tak menjawab. Kedua netranya bergerak kesana kemari dengan gelisah.

"Apa ada yang ingin kau ceritakan?" Suara itu lagi, namun Jaemin tetap tak menjawab.

Hening.

"Tenangkan dirimu Jaemin, ini Paman" Paman Na menghela napas "nak, kendalikan dirimu" ucapnya lagi.

Bukannya tenang, napas Jaemin semakin tak beraturan. Tubuhnya gemetar dengan tangan yang meremat dadanya karena rasa nyeri yang menyesakkan.

Aku kenapa?

Aku kenapa?

Aku kenapa?

Pertanyaan itu berputar di kepalanya, membuat dadanya semakin sesak tanpa alasan.

"Jaemin sadar!" Paman Na menepuk bahu Jaemin pelan, berusaha menyadarkan Jaemin dari pikirannya.

"Aku tak bisa, aku tak bisa, tidak, tidak" suara pertama Jaemin, sangat lirih hampir tak terdengar. Meracau tak jelas dengan kaki yang semakin bergerak cepat, matanya terpejam.

"Nak, jangan kau tahan" paman Na merangkup tangan Jaemin yang bergetar, "kalau kau tak ingin merasa sesak, keluarkan semuanya Jaemin" lanjutnya dengan penuh harap.

Air mata Jaemin menetes tanpa alasan, yang jelas ia sangat gelisah, ia merasa sesak sekaligus bingung. Masih tak ingin angkat bicara.

"Apa kau sering merasakan ini?"

Masih hening, enggan menjawab

HIRAETH -(Na) JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang