Mau curhat bentar, sebenarnya gue tuh agak nyesel ya kenapa di cerita yang pertama ini milih konflik yang lumayan ribet. Sementara gue di posisi yang belum jago jago amat untuk bikin alurㅠㅠ
Tapi, di sisi lain gue mau ngucapin berjuta juta terimakasih untuk kalian yang sudah mau menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini. Doain di ceritaku selanjutnya bakal lebih baik ya💚
Happy Readingg~
------
"Baiklah, sebelum makan aku akan ber bincang bincang dengan kalian" Pak Presiden lagi lagi tersenyum ramah, menatap para tamu nya dengan antusias.
"Sudah berapa tahun kalian debut nak?"
Para member terlihat saling melirik dan canggung, Taeyong tersenyum kemudian menyahut mewakili, "sudah empat tahun lebih pak, namun banyak dari kita yang sudah bertemu semenjak masa trainee" jelasnya sambil sesekali menganggukkan kepalanya sopan.
"Wah sudah cukup lama yaa, ini yang namanya Haechan ya?" Tanyanya seraya menatap Haechan lalu tersenyum "bapak sering melihat videomu loh" jelasnya lagi
Haechan tersenyum kikuk, lalu mengangguk sopan. Membuat member lain menahan gelak tawanya. Kemudian pak presiden kembali mengedarkan pandangan, "Jaemin kan?" Tanyanya ketika pandangannya terhenti di namja ber rambut hitam.
"I-iya pak" jawabnya gugup namun tetap memasang senyum ramahnya.
Pak presiden mengulum senyum lembut, "berapa usiamu nak?" Ia sedikit melirik ke tuan Lee ketika melihat Jaemin tergugup.
"Saya 21 tahun pak"
Pak presiden mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti. Kemudian menyahut, "Kim" serunya.
Jaemin menahan napasnya dengan jantung yang berpacu cepat, gedung itu hening sesaat sebelum pak presiden kembali bersuara "ah maafkan aku, siapa namamu Kim--" ia terlihat berpikir sejenak "ah Kim Doyoung!" Ralatnya dengan antusias.
Jaemin mengerjapkan matanya beberapa kali seraya berdehem pelan, matanya tak sengaja bertemu dengan Jaehyun yang sempat menatapnya kaget.
"Aku suka dengan caramu membawa acara, terlihat rapi" puji pak presiden.
Kemudian ia berdiri dan sekali lagi ia melempar senyum ramah, "silahkan nikmati makanannya, maafkan bapak karena tak bisa menemani kalian lebih lama, bapak ada urusan lain" ia menatap Tuan Lee di sebrang sana "temani mereka ya" setelah memastikan Donghae mengangguk dan menerima ucapan terimakasih dari member NCT, pak presiden melangkahkan kakinya keluar bersama para penjaganya.
Ruangan itu hening sejenak sebelum Donghae menyahut, "sudah ayo kalian makan, bibi tolong hidangkan untuk mereka"
"Baik Tuan"
-------
Gedung yang semula di isi acara megah itu mendadak menjadi kalang kabut, asap bermunculan ketika mereka akan memasuki lift untuk turun kelantai satu.
"Jangan gunakan lift! Ayo ke tangga darurat!"
Semua berlarian dengan jas yang digunakan untuk menutup hidung mereka, menimalisir untuk tidak menghirup asap. Mereka sesekali menoleh kearah kanan, kiri maupun belakang untuk memastikan tak ada yang tertinggal. Begitupun dengan para bodyguard yang memastikan keamanan para member.
Bukan, sepertinya ini bukan kebakaran. Tak ada satupun bara api yang dapat mereka lihat, hanya asap yang membuat mata perih untuk sekedar berkedip.
Para penjaga gedung berusaha melindungi tamu tamu mereka, sambil berusaha menghilangkan banyaknya asap yang menyelimuti mereka.
Semua menetralkan napasnya ketika keluar dari gedung. Manager mereka terlihat menghitung jumlah para member. Mengulangi beberapa kali karena jumlah yang tak lengkap "ANAK ANAK!" Seru salah satu manager menginterupsi "DIMANA JAEMIN!?" tanyanya panik ketika tak menemukan wajah Jaemin.
Mereka menoleh satu sama lain dengan panik, mencari wajah Jaemin tapi tak dapat menemukannya, "T-TADI dia masih ada di belakangku ketika kita lari ke tangga darurat" sahut Jeno panik.
Jaehyun berjinjit memastikan kembali bahwa Jaemin tidak ada diantara mereka, kemudian dengan tangan yang sudah gemetar ia menghubungi nomor Jungkook.
"Ha- ha-lo"
"Ada apa? Kalian sudah pulang?"
"Jae- Jaemin di- dia hi-lang"
"Jay, tarik napas aku tak bisa mendengar suaramu dengan jelas"
"Ta-di gedung ini dipenuhi asap Kook, la- lalu lalu kita berlari keluar gedung namun ter-nyata Jaemin tak ikut keluar, seharusnya gue nge jagain dia tadi, seharusnya gue ada di belakang dia tadi Kook, maafin gue" suara Jaehyun melemah diakhir, merasa bersalah.
Hening sejenak, tak ada sahutan di sebrang sana.
"Gue harus gimana Kook?" Tanyanya lirih
"Kalian sudah memanggil polisi!?"
"Ta-di para penjaga gedung sudah memanggil polisi, para bodyguard juga masuk kembali ke dalam gedung"
"Bagaimana kebakaran itu bermula?"
"Bukan, ini bukan kebakaran hanya saja ada asap tebal dan perih memenuhi gedung"
Hening lagi selama beberapa saat, "apa paman Lee Donghae ada disana?"
Entah darimana Jungkook mengenal ayah Jeno, Jaehyun hanya meredam rasa penasarannya lalu mengedarkan pandangan, menyadari sesesuatu.
"Tadi dia memang menghadiri acara ini bersama pak presiden, lalu pak presiden pamit terlebih dahulu" Jaehyun membasahi bibirnya yang terasa kering "beliau juga yang menunjukkan pintu darurat, tapi- sekarang dia tak berada disini"
"Seharusnya gue ngga mengabaikan mereka, gue kesana sekarang sama anak buah gue, tolong jangan pulang terlebih dahulu"
"I-iya"
Suara sirine polisi terdengar nyaring di telinga para member, mereka mendudukkan diri di depan mobil tanpa alas. Untung saja pak presiden tak memanggil media kesini tadi. Meskipun mau bagaimanapun juga, kejadian ini akan terangkat media. Namun setidaknya tidak untuk sekarang.
Para manager dan bodyguard masih sibuk kesana kemari, entah itu bersaksi untuk polisi ataupun mencari Jaemin. Taeyong menyipitkan matanya melihat 3 mobil yang mendekat, bukan media kan?
"Kim Jungkook" gumamnya pelan, siapa yang tak mengenalnya? Jaksa terkenal yang pernah menyelesaikan kasus besar milik negara. Pertanyaannya, siapa yang memanggil dia?
Para member menolehkan kepalanya ketika mendengar suara kendaraan, Jaehyun beranjak "Jungkook!" Panggilnya. Jungkook dan ketiga rekannya mendekat kearah suara, "bagaimana? Sudah ada kabar dari Jaemin?" Tanyanya kearah Jaehyun, sambil melirik sekilas kearah para member yang menatap mereka heran.
Jaehyun menunduk, "belum" jawabnya.
"Permisi" Taeyong mendekat kearah mereka, "kau-" Jungkook mengedarkan pandangannya, memastikan tak ada orang selain member dan rekannya. Ia menghela napas lalu menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
"Selamat malam Lee Taeyong-ssi perkenalkan saya Kim Jungkook, kakak dari Jaemin. Rekan kalian"
"Hah?"
"Ce- ceritanya panjang hyung" Jaehyun menggigit bibirnya gugup, para member di belakang juga terlihat tak kalah kaget. Mereka masih bisa mendengar pembicaraan mereka walau tak terlalu jelas.
"Jaehyun, bisa ikut gue bentar?"
Jaehyun menarik napas panjang, "ayo" lalu ia melangkahkan kaki mengikuti Jungkook untuk mendekat kearah beberapa polisi yang masih di luar gedung.
"Bukan hanya aku yang mendengarnya kan?" Tanyanya kearah para member untu memastikan pendengarannya tak bermasalah karena shock akan kejadian tadi.
"Ki- kita juga mendengarnya hyung" sahut Chenle mewakili.
"Jaemin? Adik dari Kim Jungkook?" Gumam seseorang dengan pelan.
TBC.
Pengen yang sad ending atau happy ending?🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...