Budayakan Vote sebelum membaca!
Seneng ga dapet notif hiraeth?"lalu, aku ini siapa?"
-----
Dibawah langit Korea yang berubah gelap, mobil megah itu terdengar sepi. Hanya alunan radio yang mengisi perjalanan mereka. Dua hari setelah perjanjian antara Jungkook dan Jaehyun.
Setelah memaksa Jaemin dengan susah payah, dengan pertengkaran hebat diantara Jaemin dan Jaehyun. Dan juga dengan todongan pedang tak kasat mata dari Jaemin ke Jungkook, akhirnya mereka terduduk di mobil ini.
Dengan iming iming bertemu dengan Bunda Taeyon dan Paman Na (Jaemin masih memanggilnya paman terkecuali di depan teman temannya) akhirnya dengan berat hati Jaemin menerima permintaan maaf kedua hyungnya. Jaemin marah memang, karena Jungkook dan tentu saja Jaehyun yang mengetahui pernikahan appanya itu tak memberi tahunya sedari awal. Tapi mau bagaimanapun, ini bukan salah mereka. Jaemin tahu, ia hanya mencari sebuah pelampiasan.
Dan juga bunda Taeyon, ia sangat marah kepadanya sampai sekarang. Alasannya mau memenuhi ajakan Jungkook, adalah mencari kebenarannya. Bukan hanya tentang pernikahan itu, tapi hal lain yang membuat Jaemin sangat marah dan tentunya kecewa jika yang di ceritakan Yoona adalah sebuah kebenaran.
Padahal, ia tak tahu kemana tujuan mereka pergi yang sebenarnya.
Si pemegang kemudi melirik spion diatasnya, kemudian menghela napas "Jaem" panggilnya memecah keheningan diantara mereka. Jaemin yang terduduk di jok belakang memilih diam, tak menyahut.
"Kau masih marah denganku?" Jungkook menipiskan bibirnya, melirik kearah Jaehyun meminta bantuan.
"Na" kali ini Jaehyun yang angkat suara, namun Jaemin masih diam "gue- enggak maksudnya kita, kita emang salah Na, kita gamau lo membenci bunda lo karena hal ini" Jaehyun melirik spion diatasnya "dan bener kan? Sekarang lo benci sama bunda lo sendiri"
"Dia bukan bunda gue Hyung"
Jungkook maupun Jaehyun sama sama terkejut, bahkan melebarkan kedua matanya "Na" tegur Jaehyun.
"Bener kan? Bunda gue kan udah ga ada-"
"Karna gue"
Jungkook mengerutkan keningnya tak mengerti "maksud lo?" Tanyanya heran
"Kenapa tanya? Bukannya kalian udah tau!?" Jaemin menegakkan tubuhnya emosi, ingin sekali ia melemparkan diri keluar dari mobil ini. Tapi ia masih harus menyelesaikan semuanya.
"Na, sebenarnya apa aja yang udah di omongin sama Eomma tiri lo malem itu? Kenapa semuanya jadi gini? Kesannya lo jadi mihak dia"
Jaemin tertawa renyah, tak menyangka Jaehyun berkata demikian "gue kira lo masih ada di pihak gue hyung" Jaemin menyenderkan tubuhnya, memasang airpods nya "ternyata engga"
"Ngga mihak lo gimana sih Na?"
Jungkook menepikan mobilnya ketika keadaan di dalam mobil semakin memanas.
"Udah! Jangan emosi, Jaemin lepas airpods lo gue yakin lo masih ngedenger suara gue"
Jaemin berdecak, mengikuti perintah Jungkook dan menatap keduanya dengan jengah "gue ngikutin kalian hari ini, karna gue mau ngebuktiin sesuatu" Jaemin memejamkan matanya meredam emosi di dirinya "jadi tolong, lakuin aja tujuan awal kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...