Voment luruszen!💚Tadi salah nge update astaga, panik sendiri gueㅠㅠ
Happy reading~
---
"Kalo gue denger sesuatu dari mereka lo percaya gak?" Ucapnya sok misterius
"Denger apa? Jangan basa basi deh Le gue kepo" desak Mark
"Gue sempet denger tadi mereka hmm debat?" Jelas Chenle sambil menimang nimang kalimatnya.
"Debat kata lo?" Tanya Mark kaget
"Iya, tapi gue ga denger pasti sih pas gue ngedeket mereka ngebahas tentang hubungan kerja mereka yang hmm apa ya tadi intinya kacau kacau gitulah" Jelas Chenle sambil berusaha memperjelas ingatannya .
Mark mengerutkan dahinya "Ah yang bener lo?" Tanya Mark tidak percaya
Chenle menghela napas, sebenarnya tadi ia juga bingung sih. Namun, Chenle yakin yang didengarnya adalah benar "serius hyung asli ga bohong pake banget" ujarnya berusaha meyakinkan Mark.
"Masak sih, are you sure? Masalahnya apa?" Mark menghadapkan badannya kearah Chenle, memasang wajah seriusnya.
"Lo tanya gue, gue tanya siapa hyung? orang pas gue tanya malah pada bubar" Chenle berdecak kesal, merasa menyesal telah bilang kepada Mark.
"Oke, gue percaya sama lo nanti gue coba tanyain Jaemin biar clear" Mark menepuk pundak Chenle sambil mengangguk anggukkan kepalanya.
"Terserah sih kalo gue mah, gue cuman eneg hyung liat mereka ga fokus kayak gitu, tuh tuh liat tuh" Chenle menunjuk nunjuk Jaemin yang sedang diceramahi karena melakukan gerakan yang salah secara berulang.
"Oke kalian break akan diganti tim vocal form home dengan pelatih lain, Jaemin kau ikut aku" jjang hyung melirik Jaemin, lalu keluar ruangan diikuti Jaemin yang mengekor dibelakangnya.
Di ruang sepi itu, keduanya terdiam. Dengan Jaemin yang berdiri kikuk dan didepannya berdiri pelatih dance yang menatapnya datar "Wae?" Tanya jjang hyung setelah terdiam beberapa saat.
"Nde?" Sahut Jaemin bingung berusaha menangkap maksud dari sosok di depannya. Ketika sampai diruangan kosong ini, dia langsung mendapat pertanyaan sekaligus tatapan yang menurutnya sedikit aneh.
"Kau jangan membuat semua semakin rumit Jaemin, cukup fokus dengan apa yang akan kita lakukan"
"joesonghabnida tapi aku tidak paham hyung, apa aku berbuat kesalahan?" Jaemin menggaruk keningnya dengan kaku sambil merapatkan mulutnya gugup. Apakah karna ia melakukan kesalahan gerakan?
Jjang hyung menghela napas, "kemarin, kami berdiskusi dengan tim petinggi" ia melirik Jaemin sekilas terlihat--sedikit sinis(?) "Entah apa yang kau perbuat, aku tak tahu pasti, tapi tolong tetap prefesional Jaem beruntung agensi masih bisa membungkam media itu" setelah mengatakan itu, Jjang hyung menepuk bahu Jaemin dan meninggalkannya sendirian ruangan kosong ini.
Jaemin terdiam, pikirannya bercabang. Dia menatap kedua tangannya yang berada diatas meja "apanya yang dibungkam?" Gumamnya lirih,bahkan nyaris tak terdengar oleh dirinya sendiri.
•
•
•
Sementara dilain tempat, terlihat Namja tampan yang sedang berdebat dengan yang lebih tua "ini tidak benar Appa" sanggahnya masih berusaha meredam emosi.
Pria lain yang dipanggil Appa itu menatap lawan bicaranya datar "dia adalah kesalahan, dan aku tidak bisa menerima itu Kim Jungkook!"
"Jaemin-- dia selalu menatap appa, dia tak tahu apa apa kenapa ia selalu disalahkan?"
Siwon terdiam, melihat itu Jungkook menyeringai "lagipula apa yang kita lihat belum tentu yang sesungguhnya terjadi, jika aku menceritakan kebenarannya apa kau percaya?" Jungkook terdengar mengubah nada bicaranya, sangat dingin
"Jangan mengada ngada Jungkook lagipula untuk apa kau mengurusi hal tidak penting seperti ini"
Jungkook terkekeh "hanya ingin memperingatkan, penyesalan adalah rasa paling sesak yang pernah ada, Appa" kemudian Jungkook melangkahkan kakinya keluar rumah, mengambil mobilnya.
"Kau masih ingin membantu saudaramu?" Suara yang memang Jungkook kenal itu membuatnya mengurungkan diri untuk memasuki mobil.
Dia menoleh, sedikit memasang senyum tipisnya "kau sudah tau jawabannya, eomma" dia kembali membuka mobil mendudukkan diri dikursi mobil.
Kim Yoona, wanita berparas cantik itu tersenyum "eomma tak akan melarangmu lagi, akan ku kembalikan barang barangmu bantulah anak itu" Jungkook yang ingin menacapkan kuncinya langsung terdiam, menoleh kearah wanita disampingnya.
"Kenapa? Silahkan saja, bahkan aku tak pernah melarangmu bukan?"
Jungkook semakin terheran, "apa maksudnya ini?" Dia menatap barang barang yang baru diterimanya mulai dari ATM, blackcard, dan sebuah alat penyadap.
Yoona kembali terkekeh "itu kan memang barangmu nak, memang sudah seharusnya sebagai saudara saling membantu" dia merubah rautnya menjadi datar "aku tahu selama ini kau tetap membantunya, dan kau seharusnya tau apa kosekuensinya"
Jungkook mengeratkan genggamannya pada setir, ia tahu ibunya ini sangat licik "jangan mempersulit dia eomma" Jungkook menatap lurus, enggan menatap wanita disampingnya.
Yoona berdecih, ia tak percaya dihadapannya sekarang adalah anaknya "kau sangat keras kepala kim, ingatlah bahwa ia hanyalah saudara tirimu" ucapnya sinis.
Jungkook menyalakan mobilnya "aku memang keras kepala, sama sepertimu" kemudian ia segera melajukan mobilnya keluar rumah.
"Ck dia memang lupa sedang berhadapan dengan siapa"
TBC.
Teret tereeett~
Punya rekomendasi lagu Ballad?
Voment juseyo🥺
Echan:gaseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...