32. Terimakasih Tuhan

612 48 11
                                    

DOR! GUE UPDATE

VOMENT DULU YOKKK


Happy Readingg🤍

"YOU BUILD IT TO A HIGH TO SAY GOODBYE BECAUSE YOU'RE NOT THE SAME AS THEM. BUT YOUR DEATH IT WON'T HAPPEN TO YOU IT HAPPENS TO YOUR FAMILY AND YOUR FRIENDS"
-The 1975, I always wanna die (sometimes)-

----

"Di depan sudah kosong penjagaan, mereka telah ku urus"

Jaemin menatap pria di depannya dengan heran. Menipiskan bibir sebelum bertanya pelan, "anda-- siapa?" Suaranya sedikit tercekat karena tenggorokannya yang sudah sangat kering.

Pria itu balas menatap Jaemin kemudian menyodorkan tas yang berisi air mineral, roti, topi, masker dan jaket tanpa suara. Ia mengarahkan dagunya kearah jendela mengode Jaemin untuk segera kabur. Namun diluar dugaan, Jaemin justru menggeleng "anda siapa ahjussi? Apa tujuanmu?" ulangnya lagi.

Pria itu tersenyum tipis, menatap luka luka Jaemin dengan penuh arti "aku penghianat nak" jawabnya setelah terdiam cukup lama. Mata Jaemin menerjap pelan, antara tak mengerti dan kaget. Penghianat siapa? Orang diluar sana atau Jaemin sendiri? Pertanyaan itu hanya ia simpan dilubuk hatinya, membiarkan pria didepannya melanjutkan dialognya.

"Aku, berkhianat pada atasan ku diluar. Jadi, tolong jangan membuat penghianatan ku menjadi sia sia"

"Tapi kenapa?"

Pria itu menarik tangan Jaemin dan meletakkan tas tadi ditangannya. "Kau ingat seorang pria yang mengantarmu dimalam setelah kau mengetahui pernikahan pertama Appamu?"

Jaemin menatap wajah pria itu sekali lagi. Matanya melebar sejenak begitu ia menyadari sesuatu, namun ia kembali berujar pelan "tapi, kenapa?" Ulangnya lagi dan lagi.

Pria itu terkekeh, "kau kepo sekali. Aku hanya tidak suka kecurangan terjadi di hadapanku, aku juga masih seorang ayah" jawaban itu cukup untuk membuat Jaemin mengangguk percaya tak ingin mengulur waktu.

Ia membungkuk kearah pria didepannya sebagai ucapan terimakasih, pria itu hanya tersenyum, "jangan sia sia kan hidupmu nak. Kalaupun kamu ingin mati, itu tidak akan terjadi padamu namun keluarga dan teman temanmu. Kau tidak akan kehilangan siapapun, tapi mereka akan kehilangan dirimu"

"Terimakasih, kali ini aku bersungguh sungguh"

Setelah itu Jaemin memakai topi, masker juga jaketnya dan akhirnya terlihat punggung ringkih Jaemin yang sedang melompat dari jendela.

Jaemin memegang pundaknya yang terasa ngilu. Sepertinya ini bekas pukulan kayu semalam. Ia sudah melewati perempatan sesuai dengan instruksi pria tadi. Dan benar saja, beberapa langkah didepan ada banyak taksi yang terparkir. Entah kenapa, Jaemin merasa kali ini Tuhan sedang berpihak padanya.

Ia memasuki salah satu taksi dengan menghela napas. Kemudian terdengar suara sang sopir, "kita akan kemana tuan?"

Jaemin terdiam. Ia tak punya tujuan.

Jika ia ke rumah Taeyon, ia tak mau. Sudah cukup selama ini ia hidup dalam bayang bayang keluarga Taeyon. Ia tak mau merepotkan keluarga itu lagi.

Ke rumah Siwon? Itu sama saja melempar diri ke jurang api.

Ke-- dorm NCT Dream? Ia masih enggan bertemu Jeno. Ia tahu, bahkan sangat sangat tahu bahwa Jeno tak tahu akan apapun mungkin hingga saat ini. Tapi tetap saja bayangan penyiksaan beberapa hari ini membuatnya takut. Takut jika Jeno tanpa sadar memberi tahu akan kepulangannya.

HIRAETH -(Na) JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang