27. Penjelasan

328 37 12
                                    

KARENA TIBA TIBA JAEMIN UPDATE, GUE IKUTAN! WKWKWK




"berhasil!"



----

Ruangan itu terdengar memilukan, suara deru napas yang menahan emosi serta isakan kecil yang memenuhi penjuru ruangan seakan menyalurkan rasa dari keduanya.

Tangan dari salah satu mereka bahkan telah mengeluarkan cairan darah segar, namun diabaikan begitu saja. Hanya satu dipikiran si pemilik luka, kenapa jadi begini?

Tanya yang hanya menjadi tanya. Ibarat kertas kosong yang sudah kotor, tak bisa digunakan lagi untuk menoreh kata. Banyak penyesalan direlung hati si pemilik luka, bukan hanya tentang penyesalan mengapa ia tak bisa menangani semua ini. Namun penyesalan terbesarnya ialah, kenapa ia tak bisa menyatukan sepasang sepatu?

"Appa" si pemilik luka akhirnya berujar lirih, terlihat lelah dengan perdebatan panjang yang mereka lakukan. Ia melirik lukanya sebentar, "Dia anak kandungmu" ia kembali mencoba untuk meyakinkan lawan bicara.

Sedangkan yang dipanggil Appa masih dengan napasnya yang memburu menjawab, "bukan! Kau sudah lihat kertas di depanmu kan? Itu buktinya!" Ia menunjuk kertas yang berada di meja, kertas yang telah ternodai dengan cairan berwarna merah.

Si pemilik luka, Jungkook memejamkan matanya. Berusaha untuk tidak kembali tersulut emosi, dia sudah menjelaskan sedetail mungkin kepada orang di depannya. Tapi, hanya karena satu lembar kertas penjelasannya seakan tak berguna sama sekali.

"Aku serius Appa, apa bukti DNA itu tak cukup? Apa kemiripan Appa dengan Jaemin tak cukup? Appa mempercayai kertas itu karena hal lain kan? Karena Appa memang membenci Jaemin. Tolong Appa, dia hilang sekarang dan Appa masih mempercayai hal gila ini?"

Siwon menggeram marah, ia kecewa dengan orang di depannya "tapi aku juga memiliki bukti DNA! Dia hilang? Lantas kenapa? Aku sudah menganggapnya mati sejak kematian bundanya" dia menaikkan alisnya tak peduli, kenapa harus diambil pusing?

"APPA!" Jungkook membentak dengan marah, bagaimana seorang ayah bisa mengatakan hal demikian? Bagaimana jika anak yang ia maksud mendengarnya?

"Sudahlah Jungkook, sudahi semua ini. Biarkan dia, jangan bantu dia" Siwon mendudukkan diri di sofa dengan santainya.

"KEMATIAN BUNDANYA BUKAN SALAH JAEMIN! APPA TAU? BAHKAN JAEMIN MUNGKIN JUGA AKAN IKUT TERBUNUH MALAM ITU JIKA IA TAK SEGERA MELARIKAN DIRI!" Jungkook meneteskan air matanya, merasa kasihan pada sang adik. Dia tertawa miris, "lalu, bibi Taeyon? Membunuh istrimu? Karena merasa kau direbut darinya? Dan Jaemin? Membiarkan bundanya terbunuh?" Ia kembali tertawa, kali ini terlihat lebih memilukan.

"Dan kau mempercayai perkataan Eommaku? Hanya karna kau menganggap dia satu satunya saksi? Tidak, aku Jungkook kecil saat itu juga berada disana"

Siwon menolehkan kepalanya karena terkejut, "kau membual lagi? Demi membela anak itu?"

Jungkook menatap Appa nya tak percaya, "akan ku ceritakan" putusnya dengan tegas.

Flashback on

J

ungkook yang baru berumur 13 tahun itu mendudukkan diri di meja makan dengan tenang, tak ingin sedikitpun mengambil makanan di depannya.

HIRAETH -(Na) JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang